Persiapan Khitan Anak Laki-laki Tahun 2023
Assalamu’alaikum, Buibu. Selamat liburan sekolah, ya, untuk anak-anaknya. Mumpung liburan, biasanya yang punya anak laki-laki ada planning, nih, untuk mengkhitankannya. Alhamdulillah, Hammam sudah menjalankan prosesi khitan dua minggu yang lalu. Dari pengalaman kami, saya jadi ingin berbagi kepada Buibu semua, bagaimana persiapan khitan anak laki-laki.
Khitan anak laki-laki merupakan satu tahapan yang mendebarkan bagi saya pribadi. Suatu hari Hammam mengatakan bahwa dirinya ingin dikhitan. Saya menyambut keinginannya itu dengan suka cita, walau sebenarnya di dalam hati agak deg-degan. Hehe. So, kami menunggu momen liburan sekolah untuk melaksanakannya.
Komunikasi Tentang Khitan
Sebelumnya, soal pengertian dan manfaat khitan, bagaimana rasanya setelah dikhitan, saya sudah jelaskan ke Hammam. Bahwa khitan itu wajib bagi muslim laki-laki, seperti yang dicontohkan pertama kali oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam. Manfaatnya selain untuk kesehatan juga menjaga kebersihan.
Selain itu, saya sampaikan ke Hammam bahwa saat khitan mungkin akan sakit ketika disuntikkan obat bius, dan pasti sakit sekali ketika efek biusnya hilang. Saya juga kasih contoh, rasa sakit yang mendekati keduanya. Misalnya saat disuntik, rasanya kira-kira seperti divaksin. Setelah biusnya hilang, rasanya perih seperti saat terluka karena jatuh.
Saya nggak bilang ke Hammam kalau “khitan itu tidak sakit, hanya seperti digigit semut”. Takutnya dia kecewa karena pasti kenyataannya nggak demikian. Jadi lebih baik disampaikan di awal. “Rasanya sakit, tapi masih bisa ditahan.” Saya lebih memilih untuk mengatakannya seperti itu.
Sambil menunggu liburan tiba, berikut ini adalah yang saya lakukan sebagai persiapan.
Survey Biaya Khitan
Biaya khitan bervariasi di setiap klinik, juga tergantung kondisi anak. Di klinik umum, biaya khitan sekitar Rp 800.0000 ribu sampai Rp 1.000.000. Sementara di klinik khusus khitan, biayanya mulai Rp 2.000.000. Saya melakukan survey di 3 klinik khitan, yaitu Safubot, Rumah Sunat dan Sunat Modern.
Awalnya Hammam minta di Safubot, karena terpengaruh iklan yang menampilkan kliniknya bagus dan banyak gambar. Sangat menyenangkan dipandang matanya anak-anak. Kemudian saat acara pentas seni di sekolah, ada booth Rumah Sunat dr. Mahdian yang membagikan brosur seputar khitan. Kedua klinik tersebut biayanya mulai harga Rp 3.000.000.
Terakhir ada Klinik Sunat Modern yang ternyata lokasinya nggak jauh dari rumah kami. Hanya 10 menit berkendara. Dilihat dari pricelist juga lebih terjangkau, meski sudah menggunakan teknologi modern.
Setelah diskusi panjang lebar dan menyampaikan berbagai pertimbangan ke Hammam, akhirnya ia setuju melaksanakan khitan di Klinik Sunat Modern.
Menentukan Waktu Khitan
Dalam menentukan waktu khitan, kami menyesuaikan dengan kalender akademik. Tentu saja pilih waktunya di saat mulai libur sekolah. Karena pasca khitan itu pasti anak akan merasa sakit.
Jujur saja saya nggak menyangka akan semenyakitkan itu. Sampai pernah terpikir untuk melaksanakan khitan bukan di musim liburan. Karena termakan iklan juga, yang katanya 3 hari sembuh bla bla bla. Kenyataannya, setelah 3 hari memang anak sudah bisa aktivitas. Tapi ya tentu saja belum sembuh benar. Berjalan, duduk, posisi tidur, harus hati-hati banget.
Syukurlah saya memutuskan untuk melaksanakan khitan di masa liburan.
Reservasi di Klinik
Well, kalau sudah menentukan waktu, kini saaatnya reservasi di klinik. Di musim liburan pasti klinik khitan akan ramai pasien. Jadi saya reservasi sejak 2 minggu sebelumnya. Alhamdulillah, tanggal yang kami mau ternyata masih kosong dan dijadwalkan jam 8 pagi.
Reservasi bisa dilakukan melalui WhatsApp. Sekalian saya bisa tanya-tanya kepada adminnya, apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum khitan? Yang disarankan oleh admin adalah menjaga kondisi tubuh anak yang akan dikhitan, tidak melakukan aktivitas yang berat sebelum khitan dan jangan lupa sarapan sebelum ke klinik. Ok, baiiiik.
Jaga Kesehatan Seluruh Keluarga
Menjaga kesehatan anak sebelum dikhitan, caranya adalah dengan menjaga pola hidup sehat. Makan makanan bergizi, tidur yang cukup, jangan aktivitas berat dulu selama beberapa hari sebelum khitan.
Selain itu, saya jaga banget emosinya Hammam. Ekstra hati-hatiiii banget jangan sampai terjadi drama. Takutnya, nih, kalau dia ngambek terus tiba-tiba bilang nggak mau khitan kan repot. Haha.
Dan ternyata, menjaga kesehatan Ibu dan Ayah juga penting sekaliiii. Saya cukup kelelahan waktu itu. Karena lagi ada pesanan kue pukis cukup banyak. Jadi malam hari sebelum tanggal khitan, agak kurang tidur. Siang harinya nggak mungkin tidur juga karena itu lagi masa genting, efek bius hilang dan anak menangis kesakitan selama 1 jam nonstop. Suami juga sama lelahnya dengan saya, karena banyak yang diurus.
Jadi, buat Buibu agar dipertimbangkan soal kecukupan istirahatnya sebelum dan sesudah anak dikhitan, ya. Asli melelahkan sekali, deh.
Tetap Bersikap Tenang
Aslinya, sih, saya cemaassss banget di pagi hari sebelum berangkat ke klinik. Suami saya apalagi, sampai sakit perut dan harus minum obat lambung. Haha. Tapi, kami nggak bisa menunjukkan perasaan itu ke Hammam. Goals-nya adalah Hammam merasa tenang, tidak cemas apalagi takut.
Alhamdulillah, dampaknya baik sekali. Hammam langsung berani masuk ke ruang tindakan dan bersikap tenang sepanjang dokter melakukan tindakan khitan. Sama sekali nggak ada drama. Yang tadinya saya pikir dia akan takut saat mau disuntuk bius, ternyata itu sama sekali nggak terjadi. Sehingga seluruh prosesnya berjalan lancar dan sangat cepat. Kurang dari 30 menit sudah selesai.
Sebenarnya, sehabis mandi pagi Hammam sempat terlihat cemas. Dia pun memberitahu saya kalau dia merasa stress. Waduuuh. Saya tanya, “Apakah mau dibatalkan khitan hari ini?” tanya dengan nada tenang, sambil senyum. “Hammam mau dikhitan hari ini, tapi Hammam stress.” Begitu jawabnya.
Yang bisa saya lakukan hanya menyemangatinya, juga berdo’a. “Bismillah, ya, Hammam. Ini adalah fase yang harus kita lewati. Kita akan melaluinya bersama-sama.” Alhamdulillah, akhirnya nggak cemas lagi dia.
Memberi Kabar kepada Keluarga Besar
Meskipun nggak melaksanakan acara hajatan setelah khitan, saya tetap memberi kabar kepada saudara-saudara. Sebelum hari-H, saya hubungi kakak-kakak saya melalui telepon. Mohon do’anya agar diberi kesehatan dan dimudahkan serta dilancarkan proses khitannya Hammam. Setelah itu memberi kabar di grup keluarga, tempat di mana para keponakan juga berkumpul di sana.
Bersiap ke Klinik, Datang Lebih Awal
Tentu kami ingin momen khitan Hammam berjalan lancar dari awal hingga akhir. Jadi, kami datang ke klinik tepat waktu, bahkan 10 menit lebih awal. Malah dokternya yang terlambat, karena hari itu Ciledug diguyur hujan sejak jam 3 pagi.
Datang lebih awal juga ternyata bisa membuat kami merasa lebih tenang. Karena nggak seperti dikejar waktu dan bisa lebih santai.
Alhamdulillah, dengan persiapan yang baik ini akhirnya kami bisa melaksanakan khitan dengan baik, lancar, tanpa drama dan menyenangkan. Meskipun, ya, ada lelah-lelahnya. Hehe.
Semoga bermanfaat, ya, Buibu. Kalau ada yang mau nambahin persiapan khitan anak laki-laki, boleh ya diketik di kolom komentar. Atau mau cerita-cerita pengalaman waktu mengkhitankan anaknya juga boleeeh.
Terima kasih sudah membaca blog ini. Sampai jumpa minggu depan di tulisan saya yang lain.
Comments
Sunat nya pake metode apa mba?
Metode Glueseal, Mbak. Alat yang digunakan namanya Bipolar.