Ingin Menjadi Travel Blogger?
Meskipun bukan seorang travel blogger, topik tentang niche yang satu ini selalu menarik bagi saya. Pada dasarnya sih saya penasaran bagaimana seseorang bisa traveling dari satu tempat ke tempat lain. Apa benar menjadi travel blogger memang ‘seenak’ itu, jalan-jalan gratis dan hidup terjamin selama perjalanan? Tapi dipikir-pikir di dunia ini mana ada sih yang gratis banget?
Salah satu travel blogger Indonesia yang paling ngehits adalah Deddy Huang. Pemuda asal Palembang yang memulai perjalanannya dari sebuah tulisan. Berkat prestasinya dalam menulis ia bisa terbang ke kota dan negara lain. Melalui komunitas Dear Blogger Net saya bisa bertemu dengan Koh Deddy, dalam workshop “How to Start a Travel Blog” pada hari Rabu, 25 April 2018 yang lalu, bertempat di Block 71, Ariobimo Sentral Level 8 Jakarta.
Dimulai dengan Traveling
Untuk menjadi travel blogger tentunya harus dimulai dengan traveling, pergi ke suatu tempat, explore, kemudian menuliskannya. Ternyata menurut Koh Deddy, traveling itu tidak harus ke tempat yang jauh ataupun destinasi mahal. Sebagai latihan, cobalah menuliskan sesuatu dari pengalaman ‘pergi ke pasar’ atau suatu tempat lain yang kita datangi.
Karena tidak semua traveler menuliskan perjalanan dan tidak semua penulis melakukan perjalanannya. Dengan sering latihan apabila suatu saat seorang blogger melakukan perjalanan, maka ia akan siap menuliskan kisahnya secara menarik dan membagikan kisah tersebut kepada banyak orang.
Tujuan Traveling
Seorang travel blogger harus merubah mindset akan arti dan tujuan jalan-jalan. Baik itu perjalanan yang disponsori maupun perjalanan atas biaya pribadi. Selain sebagai hiburan dan refreshing, satu lagi tujuan yang tidak boleh dilupakan adalah ‘mendapatkan konten’. Bisa jadi konten yang dihasilkan dari sebuah perjalanan merupakan tiket menuju perjalanan berikutnya. Who knows?
Jadi, selama traveling itu kita ngapain? Kalau mengacu pada pengalamana Koh Deddy, traveling itu berarti discovering, exploring, learning, writing, sharing, promoting and inspiring. Itu dia, kawan! Bukan cuma foto-foto untuk dipamerin ke orang-orang atau sekadar ngabisin duit.
Discovering berarti akan ada banyak hal-hal baru yang ditemui oleh traveler. Tempat yang baru dengan suasana yang berbeda akan menjadi daya tarik tersendiri dari sebuah lokasi wisata. Dari situ akan muncul keinginan untuk exploring and learning seperti apa tradisi dan budaya yang berlaku, makanan khasnya dan lain-lain.
Ketika semua itu akhirnya menjadi sebuah tulisan yang bermakna dan dibagikan kepada pembaca maka di situlah seorang traveler bukan hanya mempromosikan sebuah destinasi wisata. Melainkan juga mempromosikan dirinya sendiri dan menginspirasi banyak orang.
Apa yang Harus Ditulis oleh Travel Blogger?
Sebuah travel blog sebaiknya tak hanya berisi tentang informasi wisata yang biasa-biasa saja. Berikan semacam personal touch untuk mendapatkan hati pembaca. Ulasan yang menarik dan bergaya story telling biasanya lebih mudah diikuti oleh pembaca. Tapi jangan lupakan juga unsur berita (who, what, where, when, why, how) dan nilai berita yang dapat disajikan.
Nilai berita yang dimaksud bisa berupa dampak dari sebuah perjalanan, mengenal tokoh-tokoh setempat, sesuatu yang sedang trend dan unik, serta pendekatan human interest.
Konten traveling harus berisi setidaknya 4 hal ini : detail peristiwa (nama tempat dan daerah), harga (tiket, penginapan, tarif transportasi umum, kuliner), rute dan interaksi dengan penduduk lokal.
Catat kejadian penting, nama tempat, rute perjalanan dan lain-lain untuk memudahkan saat proses menulis. Atau abadikan dalam foto informasi-informasi tersebut. Istilah ‘foto yang bercerita’ ternyata memang benar adanya. Dari sebuah foto kita bisa menceritakan sebuah kisah perjalanan.
Berkaitan dengan destinasi wisata yang tak kalah penting untuk diulas adalah : kuliner, tradisi, budaya, kearifan lokal, nightlife dan pesona alam. Semua itu akan menjadi referensi bagi pembaca. Ada orang yang jalan-jalan untuk berburu makanan, ada juga yang mengincar keindahan alamnya. Maka selengkap-lengkapnya kita sajikan dalam satu artikel.
Baca juga : Menulis Feature Story
Manfaat Travel Blogging
Dari kegiatan traveling dan menuliskannya, tak hanya bermanfaat bagi pembaca tapi juga memiliki dampak positif bagi diri sendiri. Koh Deddy mengakui dirinya menjadi seseorang yang lebih baik dengan menjadi travel blogger. Karena kerap menemui situasi yang tak biasa, yang membuat dirinya lebih banyak bersyukur. Self imporvement adalah sesuatu yang ia dapatkan disamping penyaluran hobi, jalan-jalan gratis jika ada sponsor, konten sebagai portfolio sekaligus sumber pendapatan dan membangun jejaring.
Oh ya, untuk menjadi travel blogger jangan langsung mengharapkan sebuah perjalanan gratis yang begitu indah. Yang ada kita harus berusaha terlebih dahulu, gengs! Dari tulisan-tulisan yang pernah kita buat, barulah brand akan melirik. Jadi kenapa para traveler itu sekarang hidupnya enak, jalan-jalan ke sana ke mari ya karena dulunya sudah bekerja keras membangun sebuah travel blog yang kece abis. Itu pun ya bukan perjalanan gratis cuma-cuma, harus ada ‘hasil’ dari perjalanan tersebut.
Sukses Menjadi Travel Blogger
Tentunya kesuksesan seorang travel blogger tak terbentuk dalam satu dua bulan. Butuh waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun lamanya, selama ia konsisten menulis dan tetap membangun hubungan baik dengan pihak lain. Baik itu sesama blogger—khususnya travel blogger, brand, atau pihak mana pun yang berkaitan dengan ‘pekerjaan’ ini.
Berinvestasilah pada diri sendiri dengan memperbanyak jam terbang, terus berlatih menulis, fotografi dan sosial media. Karena fotografi hampir tak bisa dilepaskan dari travel blogger dan arahnya pasti akan ke social media. Seperti yang sudah saya sebut di awal, mempromosikan suatu tempat sekaligus diri sendiri.
Jangan lupakan blogwalking untuk menjalin interaksi dengan blogger lainnya. Tak sekadar memberi komentar tapi juga bacalah dengan seksama untuk mendapatkan sudut pandang berbeda dari orang lain.
Menjadi travel blogger bukanlah tentang jalan-jalan gratis semata. Tips dari Koh Deddy supaya bisa traveling adalah menabung dan merencanakan. Rajin-rajin mengikuti blog competition yang hadianya jalan-jalan dan buatlah konten yang sebaik-baiknya. Insya Allah, kalau memang rezeki tak kan kemana :)
***
Terima kasih kepada Dear Blogger Net yang telah menyelenggarakan workshop keren ini. Juga kepada Deddy Huang yang jauh-jauh datang dari Palembang, semoga sukses selalu dan tetap menjadi travel blogger ter-ngehits!
Last but not least, terima kasih kepada para sponsor yaitu C2Live, Tumpeng Mini dan KlappertartOnline.
Comments
ini infonya bermanfaat banget buat aku yang kepengen jadi travel blogger tapi males buat nulis terkadang karena terlalu banyak kegiatan :(( huee. semoga bisa konsisten terus aku dalam mendalami bidang yang aku inginkan…
Semangat yaaa. Aku juga harus banyak belajar. Huhuhuhuuu…
Menarik juga uraian tips jadi travel blogger, sayang saya jarang pelesiran ke destinasi2 eksostis yg potensi story telling. Paling jauh ke kotu dan ragunan 🙂
Kotu dan Ragunan sepertinya juga bisa dikemas dengan story telling, kak :)
wah makasih banget, tapi menjadi travel blogger itu susah yah, hehe harus banyak jalan – jalan soalnya
Gitu sih, investasi diri. Tiap jalan ke mana aja ditulis, bikin konten, ikutan lomba. Suatu saat akan ada hasilnya :)
Kayaknya asyik banget nih jadi travel blogger. Jalan-jalan ke berbagai negeri, menjelajah dan belajar kebiasaan di sana. Ah, semoga berkesempatan bisa menjadi travel blogger, #eh
Amiin. Nampaknya seru yaaa…
Pengen juga sih suatu saat bisa jadi travel blogger, eh tapi kayaknya saya lebih berpengalaman jadi blogger parenting aja kali ya
Siapa tau mbak bisa jadi parenting travel blogger huehehehee…
Saya baru mencoba dan memang menyenangkan, cuman suka bingung kalau sdh lama gak jalan2..wkwkwk…
Saya saya pengen, tapi eksekusi masih jarang wkwkwkwk. Msh blm bisa traveling sering2 huhhuhu. Tapi udah kumulai dengan bikin blog travel sih, gpp kali ya,step awal hihihi 😛
Belum kuat aku jadi travel blogger benaran, hahaha. Tapi next di usia anak-anak udah mandiri. Aku pengen sih menuliskan perjalanan aku dan keluarga
Karena jarang travelling, jadi kayaknya gak cocok jadi travel blogger nih..mungkin tetep kekeuh di lifestyle blogger
Sebenernya seneng jalan2, tapi susah ngatur waktunya. Kayanya saya juga kurang cocok jadi travel blogger kali ya.
Mbak Zul,
Dankeee buat waktunya sudah menyempatkan datang ya. Senang bisa bertemu langsung denganmu. Semoga lain waktu kita bisa jumpa kembali ya..
Saya yang harusnya terima kasih, Koh. Semoga segalanya dilancarkan ya, selamat keliling-keliling lagi :)