Persiapan Lahir dan Batin Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Anakku sudah tak sabar menantikan bulan Ramadhan datang. Wah, kalah nih emaknya. Kata dia, enaknya bulan Ramadhan itu, nggak perlu makan siang di sekolah. Jadi pulangnya bisa lebih awal. Aku juga jadi ikutan senang, dong, karena nggak perlu nyiapin atau nganterin bekal ke sekolah setiap jam 11 siang. Haha. Tapi, sebentar. Apa boleh kita menyambut bulan suci Ramadhan dengan niat yang seperti ini? Aku harus banget nih belajar lagi tentang persiapan menyambut bulan suci Ramadhan.
Weekend kemarin aku kembali bisa mengikuti kajian bersama Ustadz Taufik Al Miftah, yang kali itu temanya adalah persiapan dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan. Jadi, kajian ini tuh diinisiasi sama Buibu Komite kelas 3 di sekolah anakku. Alhamdulillah, sebulan sekali jadi bisa ketemuan dalam rangka mempererat ukhuwah dan menimba ilmu.
So, silakan disimak tulisanku ini yang materinya aku ambil dari kajian kemarin, ya. Ustadz Taufik Al Miftah membahas tentang persiapan apa yang harus dilakukan sebelum dan saat Ramadhan.
Ramadhan Syahrul Mukmin
Bulan Ramadhan adalah Syahrul Mukmin yaitu bulannya orang-orang yang beriman. Ramadhan adalah saat yang paling tepat untuk menunjukkan semangat kesungguhan beribadah. Kata Ustadz, mempersiapkan diri lebih penting daripada menghitung hari. Jadi bukan sekadar “Oh, seminggu lagi bulan puasa, nih.” Terus yang kita siapkan hanya kebutuhan untuk sahur, puasa dan berbuka.
Makna kata Marhaban ya Ramadhan, bukan sebatas “Selamat datang bulan Ramadhan”, tetapi juga memiliki makna “Saya siap melaksanakan apapun ya Allah perintahkan di bulan Ramadhan”. Masya Allah, kalau bukan karena tahu dari kajian ini kayaknya mindset-ku belum sampai ke sana, deh.
Ramadhan adalah tamu agung yang kita nanti-nantikan kedatangannya setahun sekali. Gimana, sih, kalau kita mau kedatangan tamu spesial? Pastinya kita berbenah, dong. Berikut ini adalah persiapan yang bisa dilakukan menjelang bulan suci Ramadhan.
Persiapan Lahiriah
Yang pertama adalah persiapan yang sifatnya lahiriah, yang terdiri dari kesehatan dan target ibadah.
Kesehatan
Sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, ada baiknya kita mempersiapkan kesehatan agar bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik. Yang kemarin-kemarin sudah agak kendur olahraganya, bisa dilanjutkan lagi agar badan bugar selalu. Makanan sehat bergizi dan vitamin-vitaminnya juga jangan lupa rajin dikonsumsi dan jangan begadang.
Iman yang sehat berada di dalam tubuh yang kuat. Sementara nikmat yang seringkali dilalaikan adalah nikmat sehat dan waktu luang. Dengan menjaga kesehatan dan memanfaatkan waktu luang untuk hal-hal positif, insya Allah kita siap menyambut bulan suci Ramadhan.
Target Ibadah
Sebagaimana saat ingin pergi ke suatu tempat, kita akan lebih mudah mencapai tempat tersebut jika memiliki sebuah tujuan yang jelas. Begitu pula dengan beribadah. Tentukan target ibadah di bulan Ramadhan agar lebih mudah bagi kita menjalaninya.
Target ibadah diukur dari ibadah kita di bulan Ramadhan tahun sebelumnya. Jika di Ramadhan tahun lalu kita khatam Quran satu kali, mungkin mau ganti targetnya menjadi khatam dua kali atau lebih. Jika sebelumnya hanya i’tikaf di masjid-masjid terdekat dengan rumah target barunya bisa dengan itikaf di masjid-masjid besar atau Masjid Jami’. Target lainnya bisa berupa sedekah yang lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Masih banyak lagi, ya, target ibadah yang bisa kita buat. Hingga target yang paling tinggi levelnya adalah menjadi manusia yang bertakwa. Aamiin.
Persiapan Batiniah
Persiapan yang kedua adalah persiapan batiniah. Ini lebih sulit dibandingkan dengan persiapan lahiriah, karena harus melibatkan hati dan jiwa. Apa saja yang termasuk persiapan batiniah?
Bahagia Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Yang pertama adalah bahagia dengan datangnya bulan Ramadhan, agar menjalani ibadah tidak menjadi beban. Indikator rasa bahagia adalah adanya rasa rindu terhadap Ramadhan. Ibaratnya kalau lagi rindu sama seseorang, pas ketemu kan seneng banget gitu, yaa. Beda rasanya kalau sudah ketemu setiap hari. Haha.
Sebenarnya, siapakah yang paling bahagia dengan datangnya Bulan Ramadhan?
Mereka adalah orang-orang yang sudah meninggal dunia dan sedang berada di alam kubur. Karena pada bulan Ramadhan siksa kubur dihentikan. Sementara bagi yang mendapatkan nikmat di dalam kubur, maka nikmat itu ditambahkan selama Ramadhan. Subhanallah, semua penghuni alam kubur bersuka cita karena Ramadhan.
Jadi, jangan sampai bahagianya kita akan kehadiran Ramadhan justru nanti saat kita sudah meninggal. Berbahagialah sejak masih di dunia. Karena bulan Ramadhan seluruhnya adalah kabar gembira. Pada bulan ini Allah membuka pintu surga dan menutup pintu neraka, setan-setan diikat, doa diijabah, dan adanya malam Lailatul Qadar yaitu malam yang lebih baik daripada 1000 Bulan.
Ketika Ramadhan datang, surga memperindah tampilannya dan meminta kepada Allah agar banyak manusia yang masuk ke dalamnya. Maka di bulan suci ini pantaskan diri kita menjadi hamba Allah yang terpilih karena surga sendiri yang meminta kita untuk masuk ke sana. Terutama ibadah di 10 hari terakhir, mari berlomba-lomba kejar target, semoga kita mendapatkan malam Lailatul Qadar. Barangsiapa yang beribadah di malam Lailatul Qadar, seolah ia beribadah sepanjang 83 tahun tanpa berhenti sekejap mata pun.
Masya Allah.
Luruskan Niat
Nah, ini dia yang sudah aku singgung di awal tadi. Yang namanya niat kita berpuasa itu harus lurus ya, Buibu. Istilahnya Al iman ihtisaban. Al-iman maksudnya membenarkan bahwa puasa Ramadhan hukumnya adalah wajib, atas perintah Allah SWT. Sedangkan Ihtisaban memiliki makna hanya mengharap balasan dari Allah, berupa pahala, kebaikan dan pengampunan dosa.
Kalau melihat keutamaan bulan Ramadhan di mana do’a-do’a diijabah, bukankah ini kesempatan besar untuk berdo’a dan memohon ampunan? Hasil dari Ihstisaban, namanya ghufirah, yaitu pengampunan tanpa bekas (Allah mengampuni dan menghapus dosa-dosa). Kalau niat puasa karena biar enak siangnya nggak perlu nganter bekal kayak aku sih ya ampun duniawi banget. LOL. Aku harus naik level, nih. Terima kasih pencerahannya, Ustadz.
Bersihkan Jiwa
Setelah meluruskan niat, selanjutnya adalah membersihkan jiwa. Bersih dari apa? Tentunya bersih dari dosa, ya. Caranya adalah dengan bertaubat dan perbanyak istighfar. Ilmu dan semua perintah Allah adalah Nur atau cahaya. Seperti air yang keruh, cahaya tidak bisa masuk ke dalamnya. Seperti itu pula jika hati kita masih diliputi banyak dosa, maka cahaya tidak dapat menembusnya. Sehingga sulit bagi kita untuk menerima ilmu atau perintah Allah.
Kenapa kita perlu bersih-bersih jiwa dulu sebelum memasuki Ramadhan?
Karena puasa juga ada ilmunya. Alangkah lebih baik jika kita menerima ilmu ini dalam keadaan jiwa yang bersih. Menambah ilmu sebelum puasa Ramadhan, menjadi persiapan batiniah selanjutnya.
Menambah Ilmu Sebelum Menjalani Puasa Ramadhan
Update ilmu seputar puasa, agar bisa menjalani ibadah di bulan Ramadhan dengan khusyu’. Jika sudah pernah belajar, tidak ada salahnya untuk mengulang kembali. Kata ustadz, banyak sekali pertanyaan-pertanyaan seputar puasa Ramadhan, yang mana pertanyaannya berulang. Dari tahun ke tahun selalu itu-itu lagi.
Jadi, yang perlu kita pahami sebelum memasuki bulan Ramadhan di antaranya adalah : hal-hal yang membatalkan puasa, tata cara sahur dan berbuka, waktu mustajab untuk berdo’a, shalat tarawih dan utang puasa. Berikut ini adalah syarat dan rukun puasa, dilanjutkan dengan hal-hal yang bisa membatalkan puasa.
Makan sahur bertujuan untuk mendapatkan banyak keberkahan. Waktu terbaiknya adalah sahur yang mendekati waktu subuh. Kalau dihitung waktunya yaitu setara dengan membaca 50 ayat Al-Qur’an atau sekitar 30-45 menit sebelum subuh. Perlu diingat, batas akhir sahur adalah sejak terdengar adzan subuh, bukan waktu imsak. Jadi, kalau sampai kesiangan bangun dan sudah waktunya imsak tapi belum adzan subuh, masih boleh minum dulu. Kalau masih sempat makan, bisa makan kurma yang bisa cepat selesai. Jadi, imsak hanya batas waktu agar kita tidak terlena makan sampai subuh banget.
Dalam berbuka puasa, sunnahnya adalah menyegerakan berbuka. Jika dalam keadaan darurat, misalnya di perjalanan dan tidak ada persediaan makan atau minum, boleh diniatkan berbuka. Saat berbuka, tunggu setidaknya satu kalimat adzan selesai. Urutan berbuka puasa, sebagai berikut : Baca “bismillah”, lalu makan kurma, minum air putih, baru kemudian berdo’a.
Shalat Tarawih bersama imam sampai dengan witir, memiliki keutamaan pahala yang setara dengan shalat semalam suntuk tanpa berhenti. Bagi wanita yang lebih afdhal shalatnya di rumah, bukan berarti tidak boleh shalat tarawih di masjid, ya. Karena shalat tarawih adalah syi’ar, untuk menunjukkan persatuan umat Islam. Wanita boleh shalat tarawih di masjid, jika khawatir akan hal-hal seperti : shalat sendiri di rumah suka mager, tidak khusyu’ dan lain-lain. Jika merasa mampu shalat sendiri di rumah, akan lebih baik. Jadi, kalau ada Buibu yang tidak pernah tarawih di masjid meski rumahnya cuma selangkah dari masjid, jangan suka dighibahin, ya, Buuu.
Tidurnya orang berpuasa adalah ibadah. Tapi ini tidur bukan sembarang tidur, ya. Maksudnya adalah tidur untuk menghindari perbuatan maksiat gitu, lho. Misalnya daripada menggosip sama tetangga, lebih baik tidur. Kata Ustadz juga, nih, daripada membuang waktu untuk nonton drakor, lebih baik tidur aja, Buibu. Haha, kayaknya Ustadz nyidir aku, deh. Tapi idealnya sih memang lebih baik kalau kita manfaatkan waktu luang untuk beribadah. Kan, katanya punya target khatam Qur’an 2 kali atau lebih, yaaa.
Satu lagi, bulan Ramadhan memiliki waktu mustajab untuk berdo’a. Yaitu sekitar 3-5 menit sebelum adzan maghrib. Di waktu ini biasanya kita lagi super hectic nyipain menu berbuka, nih. Tapi karena sekarang sudah tahu, mari kita gunakan waktu mustajab ini untuk berdo’a. Bisa dilakukan sambil menyiapkan keperluan berbuka, kok.
Bagi Buibu yang tidak memungkinkan untuk berpuasa dikarenakan sedang hamil, nifas atau menyusui, jangan lupa dihitung utang puasanya dan mengganti puasa di lain waktu berserta fidyah.
Isti’anah
Isti’anah adalah memohon pertolongan Allah dengan berdoa. Memohon agar Allah mempertemukan kita dengan Ramadhan, agar diberikan kesehatan untuk bisa berpuasa dan ibadah lainnya.
Berikut ini adalah do’a yang bisa dipanjatkan sebelum bulan Ramadhan.
Puasa Ramadhan adalah ibadah yang tidak disebutkan besaran pahalanya. Karena ibadah ini sangat istimewa. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui akan pahala yang akan didapatkan oleh seorang hamba yang berpuasa. Pahala puasa adalah surprise dari Allah, yang akan dihisab paling akhir nantinya. Semoga amalan puasa kita diterima oleh Allah SWT.
Aamiin.
Baca juga : Reward untuk Anak yang Berpuasa Sebulan Penuh
Alhamdulillah, terima kasih sudah membaca tulisanku tentang persiapan menyambut Ramadhan. Semoga bermanfaat dan kita semua bisa meraih kemenangan, ya. 🙂
Selamat menyambut bulan suci Ramadhan, mohon maaf lahir dan batin.