Pilih Nama Domain Jangan yang Susah-susah, Kenapa..?!
Waktu pertama kali ikutan workshop SEO bareng teman-teman Blogger Perempuan tahun 2017 lalu, saya baru tahu loh kalau pilih nama domain itu disarankan sama dengan nama penulis dan nama social media. Supaya brandingnya bisa terbangun dari nama tersebut. Lalu, saya langsung minder dooong. Lha iya laaah, coba aja tengok nama blog saya : youngesteight.com. Orang waras mana yang bikin nama blog susah dibaca dan dieja.
Let me tell you, saya nih orangnya setia gitu ceritanya. Nama youngesteight.com adalah nama yang saya pilih saat memutuskan untuk punya blog meski ngeblognya ikut-ikutan. Dari yang masih di blogsome.com, wordpress.com sampai sekarang top level domain. Rasanya kok malas gitu ganti-ganti dan enggak tahu juga mau ganti apa. Coba ya saya tahunya tentang memberi nama blog yang baik ini sudah sejak dahulu, mungkin saya akan pertimbangkan nama lain.
Tapi ya sudah, yang lalu biarlah berlalu. Nama saya saja suka pada salah sebut, sekarang nama blog susah dibaca. Mungkin brandingnya jadi njelimet yaaa, LOL. Jadi buat yang baru-baru mau punya blog harap diperhatikan ya, gengs. Pilih nama domain itu harus sesuai dengan isi blog, misal tema blognya parenting bisa pakai nama ‘parents-talk’. Itu cuma misal loh ya.. (orang kalau sudah salah memang suka paling bisa kasih ide).
Terus bersambung nih, social medianya kalau bisa pakai nama yang sama. Berhubung ganti nama facebook, instagram dan twitter itu lebih gampang daripada ganti domain kaan. Jadi contoh nih kayak blogger Eni Martini itu, blognya duniaeni, instagramnya juga duniaeni, orang akan lebih mudah ingat sama emak yang satu itu. Nah harusnya saya pun pakai nama youngesteight untuk social media, dong? Masalahnya saya juga setia sama nama asli saya, Dzulkhulaifah whahahahaha banyak maunya. Mau ganti nama domain jadi dzulkhulaifah.com juga ya sama saja, sama-sama susah kayaknya.
Asal Muasal Youngesteight
Jadi nama blog ini berasal dari dua kata, yaitu young dan eight. Artinya sederhana saja, karena saya adalah anak bungsu (youngest) dari delapan bersaudara (eight). Imbuhan “est” pada kata “young” lah yang akhirnya menjadikan nama ini sekilas sulit dibaca. Sedangkan kalau tanpa “est” ya artinya bisa berbeda.
Dan dulu itu kan ngeblog suka-suka, ya. Bebas lah cerita apa saja enggak pakai jaga image. Jadi memang blog ini isinya keseruan hidup saya sebagai anak bungsu di keluarga besar, yang memiliki 20 orang keponakan. 20 orang!! Bayangkan gimana serunya hidup saya kala itu, jadi tante kesayangan yang masih usia muda sudah punya cucu (karena keponakan umurnya lebih tua dan sudah pada punya anak duluan).
Baca juga : Suka Duka Menjadi Anak Kesayangan
Sayang sekali postingan lama terhapus semua gara-gara domain dibiarkan expired dan enggak punya backup (blogger macam apa sih ini??). Tadinya mikir sudah enggak mau ngeblog lagi. Eh tapi kok rasanya kangeeeen. Apalagi pas anak bungsu ini akhirnya melahirkan anak pertama, rasanya pengin banget nulis lagi meski harus memulai dari nol.
Saya masih ingat beberapa cerita yang saya tulis dulu itu, mungkin kapan-kapan akan saya tulis ulang :). Kalau dulu misinya mau nulis untuk diri sendiri gitu sih, enggak masalah banget ada yang baca atau enggak. Sekarang sih beda dong, seperti yang sudah saya bahas kemarin pada judul Alasan Ngeblog.
Dan soal nama domain yang bikin bibir orang lain pada keriting saat menyebutkannya ini, biarin deh. Makanya kalau baca itu ya pelan-pelan lah jangan buru-buru, namanya juga domain kan enggak boleh pakai spasi, yaaaa (tetep ih membela diri).
Kalau menurut kalian gengs, nama blog saya ini sudah keren khas anak milenial atau belum, sih? Atau harus pilih nama domain lain yang lebih greget?? Hahaha!