Mengenang Serunya Ekstrakulikuler dan Organisasi Sekolah
Ada dua hal yang membuat masa-masa sekolah saya terasa begitu berwarna. Pertama karena di sekolah saya menemukan teman dan sahabat yang sampai sekarang masih stay in touch. Kedua, karena saya memiliki kenangan yang tak terlupakan ketika mengikuti ekstrakulikuler dan organisasi sekolah atau kampus.
Kalau ngomongin persahabatan tentu masa SMA menjadi momen paling membanggakan. Di masa ini saya nggak ikut ekskul atau organisasi apa pun. Pokoknya selain rajin masuk sekolah dan ngerjain PR, kerjanya ya cuma main. Tiap hari ada aja kunjungannya ke rumah si A, si B, si Z, sampai si Z1, Z2 dan seterusnya. Nggak ada sedikit pun minat untuk berorganisasi, yang ada hanya bersosialisasi.
Tapi untuk sepak terjang di ekstrakulikuler dan organisasi, masa SMP dan kuliah adalah yang paling seru. Kegiatan ini memang sangat menyita waktu, tetapi banyak sekali keuntungan yang didapat bahkan masih terasa sampai sekarang.
Anak Paskibra yang Famous tapi Disiplin
Menjadi anggota Paskibra atau Pasukan Pengibar Bendera adalah kesempatan yang paling dinantikan oleh siswa-siswi baru di SMP tempat saya sekolah. Sayangnya di kelas 1 saya nggak bisa gabung karena saat penerimaan anggota baru saya nggak masuk dikarenakan sedang sakit. Pilihan berikutnya adalah Pramuka. Sebenarnya Pramuka itu seru, tapi berhubung saya sangat mendambakan menjadi Paskibra sehingga menjalani Pramuka selama setahun dengan setengah hati.
Akhirnya di tahun kedua saya berhasil masuk Paskibra dan bisa menjadi tim pengibar bendera selama 2 tahun yaitu di kelas 2 dan 3. Setelah bertugas untuk pertama kali, mendadak saya jadi terkenal di sekolah. Haha. Duh, kemarin-kemarin kalian ke mana saja, woiiii??
Bukan hanya popularitas yang didapatkan oleh Paskibra, tetapi kedisiplinan yang luar biasa. Sejak tahun ajaran baru dimulai kami sudah sibuk mempersiapkan diri untuk upacara 17 Agustus. Selesai jam pelajaran anggota Paskibra nggak bisa langsung pulang seperti teman-teman yang lain. Mendekati hari H latihan semakin dijadwalkan intens dan baru bisa pulang menjelang maghrib.
Selesai upacara 17 Agustus rasanya legaaa banget dan bangga bisa menyelesaikan tugas penting. Selain itu dikasih tepuk tangan sama teman-teman satu sekolah. Wuhuuu, my golden days!
Menjadi Problem Solver di Himpunan Mahasiswa
Setelah keasyikan haha hihi di SMA, kebiasaan ini masih berlanjut sampai kuliah tahun pertama. Nggak tau kenapa di tahun kedua kok langsung pengin ikutan organisasi lagi seperti di SMP dulu, pengin punya kegiatan di luar mata kuliah. Akhirnya coba-coba daftar kegiatan Malam Keakraban sebuah Himpunan Mahasiswa sesuai jurusan yang ternyata “seru juga”, pikir saya.
Setelah itu diprospek lah sama teman seangkatan yang sudah jadi pengurus duluan di organisasi itu. Ok, baik. Saya daftar, mengikuti seleksi dan Latihan Dasar Kepemimpinan akhirnya dinyatakan diterima sebagai pengurus.
Di organisasi ini rasanya butuh kerja keras banget untuk mencapai keberhasilan program kerja. Kendalanya ada-ada saja pula. Pernah saya jadi ketua divisi Humas yang menjadi penyelenggara acara Seminar Skripsi, kemudian di hari H baru tahu kalau ada miskomunikasi antara panitia dengan pihak gedung. Yang mana ada 2 jadwal bersamaan.
Pusing lah seluruh jajaran panitia. Pengin marah, tapi nggak tahu harus marah ke siapa. Haha. Alhamdulillahnya selesai juga sih masalahnya, dengan mengorbankan beberapa hal dan memundurkan jadwal dari siang ke sore hari.
Berorganisasi adalah Bekal untuk Dunia Kerja
Saat mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan selama 4 hari 3 malam di tempat yang jauh dari rumah dan orang tua, ada salah satu senior saya yang berbagi pengalaman tentang dunia kerja. Kakak senior bilang, “Perusahaan akan lebih mempertimbangkan calon karyawan yang memiliki pengalaman berorganisasi”. Kalimat itu selalu terngiang di telinga saya dan menjadi motivasi untuk berorganisasi dengan baik, tanpa melupakan mata kuliah.
Years went by, saya lulus kuliah dan ingin membuktikan perkataan senior saya itu. Setelah diterima bekerja memang nggak langsung terasa dampak dari berorganisasi yang pernah saya jalani dulu. Tapi lama kelamaan akhirnya klop juga.
Kalau bukan karena sudah ditempa berbagai persoalan ketika menjadi pengurus himpunan mahasiswa, mungkin saya nggak akan sanggup menghadapi bos saya yang sifatnya bikin pengin nangis itu. Pasti saya sudah stress berat kalau aja nggak ngerti bagaimana caranya memecahkan sebuah masalah.
And yes, berorganisasi adalah bekal untuk masa depan. Bukan hanya berlaku di dunia kerja, tetapi seumur hidup. Apalagi kalau di organisasi bertemu dengan jodoh, seperti saya dan suami. Eeeaaaa!! Intinya mengikuti ekstrakulikuler atau organisasi di sekolah atau kampus adalah kesemapatan berharga untuk jangka panjang.
Kalian pernah punya pengalaman seru saat berorganisasi, gengs? Ceritain, dong!