fbpx
Health / Social

Eliminasi Penyakit Campak dan Rubella Dengan Imunisasi MR

Hai, mommies. Bagaimana kabarnya? Semoga sehat selalu. Kali ini mari kita kembali membahas masalah kesehatan. Khususnya kesehatan pada anak dengan imunisasi campak dan rubella atau dikenal dengan Imunisasi MR (Measles Rubella) yang sedang dicanangkan oleh pemerintah untuk dijalankan mulai tahun 2017 ini.

Mungkin diantara mommies masih ada yang ragu-ragu untuk memberikan vaksin kepada anak-anaknya

terkait pro kontra masalah imunisasi. Memang orang tua bisa saja punya cara sendiri memproteksi anak sedemikian rupa untuk menghindarkan anak atau diri sendiri dari virus. Tetapi yang namanya virus itu tidak terlihat, bisa saja pagi hari terlihat segar bugar lalu sorenya sudah lemas dan demam terkena penyakit. Apalagi penyakit yang sangat mudah menular melalui jalan napas seperti campak atau rubella.

Jangankan orang tua yang mau melindungi anak-anaknya. Lha wong negara saja menjamin perlindungan setiap anak, kok. Baik perlindungan hukum, pendidikan maupun kesehatan.

Maka dari itu, Kementrian Kesehatan RI pada hari jumat lalu, tanggal 21 Juli 2017 menyelenggarakan acara temu blogger dalam rangka sosialisasi dan introduksi Imunisasi MR sebagai upaya perwujudan eliminasi penyakit campak dan rubella tahun 2020. Saya bersama sejumlah teman-teman dari Blogger Cihuy sangat antusias mengikuti acara yang berlangsung di The Parklane Hotel Jakarta ini.

Temu Blogger Sosialisasi Imunisasi Campak Rubella

Narasumber

Dr. Jane Soepardi (Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Ditjen P2P, Kementrian Kesehatan)

Dr. Hindra Irawan Satari (Ikatan Dokter Anak Indonesia)

Dr. HM. Asruron Ni’am Sholeh, MA (Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat)

Narasumber : Dr. Hindra, Dr. HM. Nasruron, Dr. Jane

Measles & Rubella

Campak (Measles) umumnya terjadi pada anak dengan gejala demam, batuk, pilek, bibir pecah-pecah, buang-buang air, dan terdapat bercak-bercak merah pada kulit. Nama lain dari Campak adalah rubeola, tampek atau morbili.

Setelah 3 hari bercak merah pada tubuh penderita Campak akan berubah menjadi kecokelatan, dengan demam yang berlangsung paling lama 1 minggu. Karena campak merupakan virus yang dapat menyerang kekebalan tubuh maka dapat dapat mengakibatkan kompilikasi berat seperti radang paru, radang otak, radang telinga, diare dan dehidrasi. Maka hasil akhirnya Campak dapat menyebabkan kematian.

Dr. Hindra Irawan Satari tentang Campak dan Rubella

Rubella atau dikenal sebagai Campak Jerman adalah infeksi virus yang ditandai dengan ruam merah pada kulit, disebabkan oleh virus rubella. Rubella dapat menyebar dengan mudah melalui butiran liur yang dikeluarkan melalui batuk dan bersin, atau ketika dua orang atau lebih berbagi makanan atau minuman pada satu wadah yang sama.

Meskipun penyakit Rubella lebih ringan daripada Campak, namun sayangnya jika Rubella menular kepada ibu hamil terutama di trimester pertama sangat berbahaya akibatnya. Ibu hamil bisa mengalami abortus spontan. Jika ibu hamil bisa melahirkan maka bayi yang dilahirkan beresiko mengalami kecacatan seperti tuli, katarak dan Congenital Rubella Syndrome (CRS).

Salah satu contoh penderita CRS adalah seorang anak bernama Ubii, puteri dari Grace Melia seorang blogger aktif di Jogja. Pada blognya Grace Melia banyak menceritakan tentang Ubii yang menderita CRS karena dirinya pernah tertular rubella ketika Ubii di dalam kandungan.

Sering kali rubella hanya menunjukkan gejala ringan dan tidak diketahui bahwa penyakit yang diderita itu adalah rubella. Sehingga penanganannya pun menjadi tidak maksimal dan terlanjur menular, kemudian melalui peredaran darah ibu hamil akan mentransisikan penyakit tersebut kepada janin di dalam kandungan.

Kami juga disajikan sebuah video perjalanan Ubii sejak bayi hingga kini. Yang semula orang tuanya tidak menyadari karena Ubii kelihatan sehat-sehat saja. Sampai dengan bagaimana Ubii menjalani terapi.

Ubii hanyalah salah satu dari begitu banyak penderita CRS di Indonesia. Pada tahun 2012 tercatat sejumlah 8,6% dari total bayi lahir mengalami kecacatan bawaan. Dan kemungkinan besar angka tersebut belum semua tercatat oleh dinas kesehatan.

Oleh karenanya, pemberian Imunisasi Campak & Rubella amatlah penting, demi memutus penyebaran virus kedua penyakit tersebut. Sehingga kedepannya Indonesia bisa terbebas dari campak & rubella.

Keberhasilan Imunisasi

Tujuan imunisasi adalah untuk menurunkan angka kecacatan dan kematian akibat penyakit–dalam hal ini penyakit yang tersedia vaksinnya. Seperti polio, hepatitis, malaria, dan termasuk juga campak dan rubella.

Program imunisasi dikatakan berhasil jika cakupannya mencapai 80% di suatu negara. Contoh keberhasilan imunisasi salah satunya di negara Somalia, yang telah bebas dari penyakit cacar pada tahun 1977 setelah rutin memberikan vaksin cacar sejak tahun 1950-an. Sehingga pada tahun 1980, Somalia telah menghentikan vaksin cacar.

Dengan dinyatakannya Somalia bebas cacar ini maka banyak hal yang bisa dilakukan di negara tersebut setelah tidak lagi membeli vaksin cacar. Begitu pula jika hal yang sama terjadi di Indonesia. Bayangkan, jika kita bisa memberantas virus campak dan rubella. Berapa banyak dana yang dapat dialokasikan untuk kepentingan lain di bidang kesehatan dan sektor lainnya.

That’s why, perlu sekali bagi kita untuk mendukung program ini. Karena virus campak dan rubella adalah virus yang hanya bisa hidup di tubuh manusia. Jika manusianya telah kebal setelah mendapatkan vaksin, maka sudah tidak ada tempat lagi bagi campak dan rubella ini.

Pada tahun 1991 angka kematian bayi mencapai 61% yang diakibatkan oleh penyakit diare, radang paru dan radang otak. Jumlah tersebut semakin menurun hingga di tahun 2007 angkanya menjadi 34% dengan penyebab kematian bayi yang berbeda lagi. Dimana 12,5% diantaranya mengalami kecacatan bawaan.

Diharapkan angka tersebut semakin lama semakin berkurang lagi. Yang artinya menjadi indikator kesehatan di Indonesia semakin maju. Untuk Imunisasi MR sendiri ditargetkan cakupannya mencapai 95% di Indonesia.

Mitos dan Fakta Seputar Imunisasi

Karena kita sudah hidup di jaman serba modern dimana berbagai informasi bisa didapatkan dengan mudahnya, para ibu mungkin pernah satu dua kali menerima pesan broadcast, berita negatif tentang vaksin atau imunisasi.

Secara pribadi, saya tidak terlalu menganggap serius berita yang tersebar melalui sosial media atau blog yang menyebarkan berita negatif. Setidaknya jangan langsung percaya, karena mau bicara soal istilah-istilah medis yang saya tidak mengertipun saya harus banget cari tahu lebih lanjut.

Dr. Jane Soepardi berbicara tentang Vaksin MR

Vaksin Menyebarkan Virus

Saya tidak percaya kalau ada yang bilang vaksin itu dapat menyebarkan lebih banyak virus. Karena jika memang demikian, mengapa seluruh dunia tetap menggunakan vaksin dan tidak pernah terbukti tuduhan tersebut. Kalau vaksin malah berpotensi menyebar virus, tidak akan Somalia terbebas dari cacar sejak puluhan tahun lalu.

Justru vaksin merupakan virus hidup yang dilemahkan dan dimasukkan ke tubuh manusia agar bisa menciptakan kekebalan tubuh seseorang.

Vaksin Menyebabkan Autisme

Mitos ini beredar sejak tahun 1998 karena hasil penemuan seorang dokter asal Inggris bernama Andrew Wakefield yang menyatakan bahwa Vaksin berkaitan erat dengan autisme. Hasil penemuan tersebut ditulis dalam sebuah jurnal The Lancet sehingga orang-orang percaya.

Namun dunia medis tidak berhenti begitu saja, semua ingin membuktikan kebenaran jurnal tersebut. Hingga akhirnya diketahui bahwa Andrew Wakefield telah melakukan manipulasi data dari hasil eksperimennya yang melanggar kode etik. Sehingga jurnalnya telah dicabut setelah terbukti bahwa jurnal tersebut tidak benar.

Namun sayangnya meskipun jurnal tersebut telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010, banyak masyarakat sudah terlanjur percaya dan tidak mengikuti perkembangan dunia kesehatan selanjutnya. Mereka tidak tahu bahwa jurnal tersebut adalah salah. Termasuk di dalamnya adalah mereka para orang tua di Indonesia yang termakan berita hoax tersebut.

Belasan tahun hingga kini, berita itu masih terus diungkit-ungkit. Pada kenyataannya para ilmuwan telah menyatakan bahwa imunisasi sangat amat diberikan kepada manusia dan tidak ada kaitannya dengan autisme.

Vaksin Diharamkan

Ada juga yang beranggapan bahwa imunisasi haram, karena berbagai alasan. Dan bersikeras tidak akan memberikan vaksin kepada anaknya.

Pada kesempatan temu blogger ini, turut hadir perwakilan dari MUI untuk menjelaskan fatwa MUI No. 4 Tahun 2016 yang berbunyi :

Imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah)  sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan tubuh (imunitas) dan mencegah terjadinya suatu penyakit tertentu. 

Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebabkan kematian, penyakit berat, atau kecacatan permanen yang mengancam jiwa, berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib. 

Nah, jadi tak perlu ragu lagi untuk memberikan imunisasi. Karena sudah terbukti imunisasi itu aman, para ahlinya sendiri yang telah berbicara. Jadi tidak perlu diperdebatkan lagi ya, moms.

Pelaksanaan Imunisasi MR

Imunisasi MR diperuntukkan bagi anak-anak mulai usia 9 bulan – 15 tahun dan diberikan secara gratis. Bagi anak-anak yang sebelumnya sudah mendapatkan imunisasi campak atau MMR, tetap harus disuntik imunisasi MR.

Waktu pelaksanaannya berlangsung dalam 2 fase, yaitu tahun 2017 untuk pulau Jawa dan tahun 2018 untuk wilayah di luar pulau Jawa. Dimana setiap fase dibagi lagi dengan jadwal sebagai berikut :

IMUNISASI MR

Waktu Pelaksanaan

Target Pos Imunisasi
FASE 1 (2017)

di Pulau Jawa

Tahap 1 : Agustus 2017

Siswa-siswi PAUD, TK, SD, SMP (Sederajat)

Di sekolah-sekolah

Tahap 2 : September 2017

Anak-anak diluar usia sekolah

Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit dan pusat layanan kesehatan lainnya

FASE 2 (2018)

seluruh provinsi diluar Pulau Jawa

Tahap 1 : Agustus 2018

Siswa-siswi PAUD, TK, SD, SMP (Sederajat)

Di sekolah-sekolah

Tahap 2 : September 2018

Anak-anak diluar usia sekolah

Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit dan pusat layanan kesehatan lainnya

Diluar dari jadwal tersebut di atas, jika ada anak yang terlewat tidak diberi imunisasi dikarenakan sebab apapun maka para orang tua bisa membawa anak-anak ke puskesmas, bidan, rumah sakit atau layanan kesehatan umum lainnya untuk mendapatkan imunisasi MR. Dan imunisasi ini tetap diberikan secara gratis.

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan oleh para orang tua terkait Imunisasi, khususnya imunisasi MR.

Apakah Imunisasi MR Aman?

Vaksin MR telah mendapat rekomendasi dari WHO dan izin dari Badan POM. Vaksin ini aman dan telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia.

Efek Samping?

Tidak ada efek samping yang serius pasca imunisasi. Hanya hal-hal wajar seperti demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di area suntikan. Semua akan hilang dalam 2-3 hari.

Perbedaan vaksin MR dengan MMR?

Vaksin MR untuk mencegah campak dan rubella. Sedangkan MMR untuk mencegah campak, rubella dan gondongan.

Pemerintah saat ini lebih memprioritaskan Vaksin MR dengan alasan bahaya komplikasi yang ditimbulkan oleh campak dan rubella lebih berbahaya dan mematikan.

Apa yang harus dilakukan pada hari imunisasi MR?

  • Datang ke pos imunisasi pada waktu yang ditentukan
  • Pastikan anak anda sudah makan sebelum di imunisasi
  • Sampaikan kondisi kesehatan anak kepada petugas
  • Setelah imunisasi, tunggu sekitar 30 menit untuk memantau kemungkinan kejadian ikutan pasca imunisasi.
  • Jika terjadi efek samping serius seperti demam tinggi, kejang dan pembengkakan segera periksa anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Campaign Imunisasi MR

Karena kita sudah tahu bahwa imunisasi MR ini sangat aman dan wajib diberikan kepada anak-anak, saya mengajak mommies untuk mengikuti program ini agar anak-anak kita terlindung dari virus campak dan rubella.

Jika program ini berhasil, kita juga yang akan merasakan manfaatnya. Akan ada banyak bayi yang lahir dengan sehat dan selamat. Akan ada lebih banyak sekali anak-anak yang berkesempatan untuk tumbuh, memiliki kehidupan yang layak, bersekolah, dan menjadi generasi penerus bangsa.

Jika informasi ini belum sampai pada seluruh orangtua disekitar kita, mohon ya mommies, agar bisa membantu menyampaikan apa keuntungannya imunisasi MR ini dan apa bahayanya campak dan rubella itu sendiri.

Mungkin juga masih ada ibu-ibu yang antivaksin dengan bermacam alasan, sebisa mungkin diedukasi dengan cara penyampaian yang baik. Bahwa imunisasi MR ini aman dan telah digunakan oleh dunia.

Sudah ada fatwa MUI yang menyatakan bahwa imunisasi diperbolehkan bahkan wajib, jadi buat apa kita ragu lagi? Ini yang membuat fatwa adalah sebuah organisasi dengan orang-orang yang kompeten di dalamnya. Bukan dibuat oleh anak kemarin sore loh ya…. 😊

Dan selamanya mencegah akan selalu lebih mudah dan lebih murah daripada mengobati.

Terima kasih sudah mampir ya, mommies. Silahkan share artikel ini jika bermanfaat.

Author

dzul_rahmat@yahoo.com
Mindful Parenting Blogger || dzul.rahmat@gmail.com

Comments

Putu sukartini
July 25, 2017 at 9:35 pm

Setujuuu banget tuh
Negara saja memberi perlindungan kesehatan dengan menyediakan vaksin gratis ya, jadi orang tua juga sebaiknya mendukung program ini
Semoga kelak Indonesia bisa bebas dari campak dan rubella



    Dzulkhulaifah
    July 26, 2017 at 1:41 am

    Semoga campaign ini menjangkau luas masyarakat ya mak dan programnya sukses. Supaya kita terbebas dari campak rubella.



July 26, 2017 at 6:22 am

Makasih ya info nya lengkap nih, jd tambah gak galau lagi hihi 😀



Maria Soraya
July 26, 2017 at 11:15 am

paling males debat urusan imunisasi dgn orang yg tidak logis, wasting time, jadi mending sodorin tulisan blog aja ya biar dibaca sendiri



Nurul Sufitri
July 26, 2017 at 3:17 pm

Semoga seluruh orangtua dan masyarakat semangat mendukung program pemerintah ini ya mbak. Mudah2an warga yang di pedalaman juga diimunisasi. Makanya mesti disebarluaskan nih kader2nya sampe ke kampung2 yang jauh. Susah juga ya negara kita kepulauan hehehe,,,sukseskan yuk vaksin MR ini!



Amelia Fafu
July 27, 2017 at 4:26 pm

Semoga mereka yg tidak mau ikut imunisasi setelah baca tulisan ini jd tergerak hatinya ya mba. Supaya ga ada lagi anak anak yang lahir cacat krn MR :)



Liswanti
July 28, 2017 at 11:20 pm

Ayo ah sukseskan imunisasi campak rubella. Anakku bulan depan neh.



Yulie
July 29, 2017 at 5:41 am

saya sering bingung dengan orang yang anti imunisasi, apa karena saking kepinteran makanya mereka jadi tau segala dan jadi anti? .. kasihan anak2nya, gara2 “idealisme absurd” orangtua anak yg jadi korban. Tapi yo wis lah.. anak jg anaknya dewe :))
TFS ya mbak, tulisannya sangat bermanfaat .



    Dzulkhulaifah
    July 29, 2017 at 5:33 pm

    Biasa deh mbak, jaman sekarang kan banyak banget yang ikut-ikutan tanpa tahu kebenarannya. Jadinya keblinger deh..
    Terima kasih sudah mampir ya :)



Teddy
July 29, 2017 at 10:40 am

Semoga kampanye Imunisasi MR berjalan dengan sukses ya Mba, Apalagi menurut fatwa MUI pemberian Imunisasi diperbolehkan Bahkan wajib



Nurul Sufitri
August 6, 2017 at 7:59 pm

Alhamdulillaah ya anak2 kita sudah diimunisasi MR di sekolah. In sya Allah kampanye ini berhasil ke seluruh Nusantara.



Fanny Fristhika Nila
August 6, 2017 at 11:30 pm

Aku udh wanti2 banget babysitter anakku, pokoknya anakku hrs ikutan pas vaksin ini diadain di sekolahnya. Penting ini, malah anakku yg bungsu, yg msh blm sekolah bakal aku bawa jg utk bisa vaksin ini mba. Segala vaksin yg memang bisa berdampak baik, mau yg wajib ato ga, aku ttp ksh ke anakku.



Fanny Fristhika Nila
August 6, 2017 at 11:33 pm

Aku udh wanti2 babysitter anakku utk ga lupa daftarin si kaka buat vaksin ini mba. Pokoknya hrs ikutan. Malah anakku yg kedua, walo msh blm sekolah bakal aku ikutin jg nanti. Penting ini. Pokoknya semua vaksin yg wajib atopun ga, biasa bakal aku kasih ke anakku. Percaya kok vaksin ini berdampak baik buat anak2.



    Dzulkhulaifah
    August 6, 2017 at 11:41 pm

    Good mommy. Aku juga udah janjian sama genk sekitar rumah, mau bawa anak-anak ke Posyandu bulan september nanti karena anak kami belum pada sekolah.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *