fbpx
Family & Parenting / Health

Deteksi Alergi Susu Sapi, Untuk Solusi Penanganan Tepat

Alergi susu sapi tidak hanya menimbulkan kemerahan pada kulit dan terasa gatal. Tetapi bisa juga berefek mual, muntah, perut kembung dan buang-buang air besar. Sehingga anak menjadi rewel, bahkan kelihatannya rewel tanpa sebab. Sering kali ini membuat frustasi para orang tua khususnya bagi seorang Ibu. Karena merasa kebingungan apa yang terjadi dengan anaknya, diberi ini itu tidak mau, malah menangis terus-terusan.

Ketika mengetahui anak menderita alergi susu sapi, orang tua mengganti susu yang biasa diberikan kepada anak dengan susu kedelai atau soya yang dikenal memiliki kandungan protein setara dengan daging, susu sapi dan telur.

Namun sering kali terjadi ketika susu sapi sudah diganti dengan soya, anak tetap mengalami keluhan yang sama yaitu masalah pencernaan. Maka sudah saatnya memeriksakan anak ke dokter, karena pada tahap ini tindakan medis sangat dibutuhkan.

Beberapa waktu lalu saya menghadiri sebuah Talk Show yang digelar oleh Enfa Club di Tanamera Cuisine, Jakarta Selatan pada hari Sabtu, 17 Juni 2017, untuk membahas lebih jauh masalah pencernaan anak. Acara yang dihadiri oleh para blogger ini sangat menambah pengetahuan kami yang kebanyakan adalah para ibu yang memiliki bayi dan balita. Enfa Club memberikan edukasi kepada para orang tua bahwa “Tidak Semua Masalah Pencernaan Berkaitan Dengan Alergi”. Dengan narasumber dokter spesialis anak DR. Dr. Ariani Dewi Widodo, SpA(K) dan M. Nuh Nasution, Tim ahli Mead Johnson Nutrition.

deteksi alergi susu sapi

Jadi, seluruh organ tubuh yang dimiliki manusia memiliki perannya masing-masing dan semuanya merupakan organ penting. Salah satunya sistem pencernaan, yang memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Semakin baik sistem pencernaan yang dimiliki, maka semakin baik pula pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan anak.

Namun faktanya, sebagian bayi mengalami ketidaknyamanan pencernaan selama tahun pertama. Yang diakibatkan oleh fungsi usus yang belum sempurna, atau bisa juga dikarenakan beberapa hal yang berkaitan dengan nutrisi. Seperti : gas usus berlebihan, gangguan penyerapan karbohidrat dan alergi protein susu sapi/intoleransi.

Gejala Sistem Pencernaan

Dr. Ariani menjelaskan, orang tua bisa memperhatikan beberapa gejala yang dialami oleh anak, sebagai gejala sistem pencernaan. Misalnya : Kembung, sering buang gas, sering sakit perut, mual atau muntah, BAB tidak lancar dan rewel tanpa sebab yang jelas.

Gejala-gejala ini harus segera ditangani dan dilakukan pencegahan. Karena gejala sistem pencernaan yang berlanjut selama lebih dari 3 bulan dapat mengakibatkan resiko kesehatan dikemudian hari. Seperti anak menjadi agresif, hiperaktif, cemas (anxiety), gangguan tidur, migren dan alergi.

Jika selama ini orang sering beranggapan bahwa apa yang dialami anak seperti yang disebutkan diatas adalah ‘alergi’, itu dikarenakan alergi bisa juga terjadi pada saluran cerna, selain pada kulit dan saluran pernapasan. Sehingga gejalanya menjadi mirip-mirip dan selalu menyalahartikan sebagai alergi. Padahal tidak semua masalah pencernaan berkaitan dengan alergi.

Pertama-tama orang tua harus melakukan deteksi alergi susu sapi. Apakah anak memang menderita alergi atau justru malah mengalami gangguan pencernaan. Bapak M. Nuh Nasution menyampaikan bahwa untuk mendeteksinya sudah tidak sulit lagi. Karena sudah disediakan oleh Enfaclub sebuah quisioner yang hasilnya akan mengacu pada alergi atau tidaknya seorang anak.

Melaui www.enfaclub.com/tesalergi-sususapi, kita bisa menjawab beberapa pertanyaan seputar keluhan anak mulai dari frekuensi anak menangis, gumoh atau muntah, bentuk fases, sampai dengan kondisi kulit dan pernapasan si kecil. Terakhir kita akan diberi hasil deteksi beserta saran penanganannya.

tes-alergi-susu-sapi

Alergi VS Perus Sensitif

Untuk anak yang menderita gangguan pencernaan atau perut sensitif, maupun yang mengalami alergi susu sapi disarankan untuk berkonsultasi ke dokter anak. Dan masing-masing harus mendapatkan asupan protein yang berbeda.

Jika gejala yang dialami anak berkaitan dengan perut sensitif, sebaiknya mengkonsumsi protein halus terhidrolasi sebagian. Sedangkan anak dengan indikasi alergi susu sapi, disarankan mengkonsumsi protein terhidrolasi ekstensi dan probiotik LGG.

Angka kejadian alergi adalah sekitar 7% dari seluruh populasi (berdasarkan MJN Survey tahun 2006). Diakibatkan anak sangat sensitif terhadap protein susu sapi. Sedangkan angka kejadian gangguan saluran pencernaan adalah sebesar 50%, yang diakibatkan oleh sistem pencernaan yang belum matang.

Sebaiknya kita tidak lantas menyimpulkan bahwa gejala yang terjadi pada anak mengacu pada alergi. Karena bisa saja dikarenakan sistem pencernaan yang masih terus berkembang dan menyesuaikan seiring dengan pertambahan umur. Dimana ukuran lambung bayi masih kecil dan produksi enzim masih terbatas, khususnya Laktase dan Enterokinasi.

Laktase : enzym-enzym yang memecah laktose

Enterokinase : enzym aktif yang memecah protein

Maka dari itu amatlah penting melakukan tes alergi terlebih dahulu agar orang tua bisa memberi penanganan yang tepat seperti yang sudah saya sebutkan di atas. Untuk anak alergi sebaiknya dilakukan pencegahan agar tidak mengalami alergi yang berlarut-larut.

tes-alergi-susu-sapi

Menjaga Sistem Pencernaan

Jika berbicara soal gangguan sistem pencernaan pada anak, berikut adalah langkah yang dapat dilakukan orang tua :

  • Eksplorasi penyebab masalah pencernaan pada anak
  • Catat makanan yang di konsumsi dalam rentang waktu 3×24 jam
  • Diskusi dengan dokter anak

Kini tersedia susu Enfagrow A+ Gentle Care untuk anak usia 1-3 tahun, yang mengandung protein terhidrolasi sebagian serta mengandung zat gizi mikro dan makro yang dapat membantu pertumbuhan anak. Protein terhidrolasi sebagian adalah hasil potongan dari panjangnya rantai protein, menjadi massa molekul yang lebih kecil, sehingga mudah dicerna oleh usus anak.

deteksi alergi susu sapi

Petunjuk umum pemakaian : Dianjurkan untuk minum 3 gelas Enfagrow A+ Gentle Care 3 setiap hari untuk membantu kebutuhan nutrisi anak.

Dimana persajian mengandung : DHA, Asam Linolenat, Biotin, Kolin, Taurin, Tembaga dan Klorida.

Selain dengan dibantu susu Enfogrow A+, hal yang bisa dilakukan di rumah oleh para orang tua untuk mengatasi perut kembung pada anak adalah dengan memberi tratment. Seperti mandi air hangat, kompres bagian perut dengan air hangat, memijat dengan menggunakan minyak dan mendorong lutut seperti latihan mengayuh sepeda.

Semoga dengan berbagai usaha ini dapat membantu anak untuk bisa bertumbuh kembang dengan baik, sehat dan cerdas. Setelah sharing tentang sistem percernaan ini wajah para ibu-ibu terlihat lebih lega, termasuk saya. Karena setelah melakukan tes melalui www.enfaclub.com/tesalergi-sususapi, rupanya anak saya Hammam tidak mengalami alergi. Melainkan perutnya sensitif. Saya jadi bisa mengambil langkah selanjutnya.

tes-alergi-susu-sapi

Setelah wajah lega, saatnya para ibu-ibu blogger mendapatkan pencerahan lain. Yaitu soal Search Engine Optimization (SEO) yang disampaikan oleh Parjono Sudiono, Head of Digital ZenithOptimedia and Performics Indonesia.

parjono-sudiono

Search Engine Optimization

Sebagai blogger, apapun motivasinya, baik untuk hobi atau profesional, target utamanya adalah agar blog yang kita buat dapat dibaca oleh sebanyak-banyaknya pengguna internet. Salah satu agar blog mendapat kunjungan yang terus meningkat adalah dengan munculnya alamat blog atau website kita di mesin pencari seperti google (Google Search Engine). Karena 90% pengguna internet di Indonesia menggunakan Google Search dalam mencari berbagai informasi.

SEO adalah optimisasi yang dilakukan sehingga dapat menampilkan website kita dalam peringkat teratas dalam pencarian organic (bukan iklan). Tidak harus ada pada peringkat pertama, yang penting ada pada halaman pertama.

Ada 4 pilar SOE yang wajib diketahui oleh blogger

parjono-sudiono

Index

Untuk membantu memberikan informasi yang tepat kepada mesin pencari. Dengan tahapan sebagai berikut :

Robot.txt fungsinya agar google tidak meng-crawl halaman-halaman yang tidak perlu, seperti halaman admin.

Sitemap.xml untuk memudahkan mesin pencari dalam melihat struktur website.

Struktur url perlu diperhatikan, sebaiknya terdiri dari huruf, bukan angka. Biasanya url harus mengandung fokus keyword untuk memudahkan pencarian. Dan masukkan juga link internal sebagai navigasi, agar pembaca bisa lebih mudah berinteraksi dengan blog kita.

Content

Membantu pembaca dalam mendapatkan informasi yang relevan. Usahakan blog berisi informasi yang segmented, misalnya seputar olahraga, traveling, parenting dan sebagainya. Bisa juga perpaduan antara parenting dan traveling atau traveling dan olahraga. Intinya agar pembaca bisa mengenal kita dengan apa yang lebih sering kita bahas dalam artikel blog.

Dan usahakan untuk secara konsisten meng-update blog.

Athority

Menjadi blog yang terpercaya sehingga akan selalu ada kunjungan yang berikutnya. Semakin blog kita dikunjungi maka semakin baik pula reputasinya di mata google.

Experience

Interaksi dan engagement yang tinggi. Bisa berinteraksi dengan pembaca melalui kolom komentar. Pada dasarnya pembaca yang menyukai tulisan kita akan lebih senang jika komentarnya mendapatkan balasan.

Kedengarannya menarik dan mudah diimplementasikan, ya. Karena SEO menjadi sangat penting bagi kelangsungan blog kita, tahapannya bisa panjang. So, untuk SEO ini akan saya bahas lebih lanjut pada artikel berikutnya.

Terima kasih sudah mampir, semoga bermanfaat ilmunya.

Author

dzul_rahmat@yahoo.com
Mindful Parenting Blogger || dzul.rahmat@gmail.com

Comments

vharanie
June 27, 2017 at 10:04 pm

anak aku yg pertama juga sempet alergi susu sapi nih mbak.. tp seiring bertambahnya umur, alerginya sudah berkurang.



Feriyana sari
June 28, 2017 at 11:13 am

Acaranya lengkap yaa mb. Dapet ilmu buat anak, & buat ibunya yg sbg blogger pun jg dpt ilmu blogging.



Murni Rosa
June 30, 2017 at 7:43 pm

Kasian ya ngebayangin anak sampai muntah, mual gitu. Yg bab-nya keras aja sampai muka merah.



Devi
July 11, 2017 at 9:37 pm

Oh, jadi tau deh sekarang kalau masalah pencernaan itu belum tentu alergi. Udah ada juga ya susunya khusus buat yang pencernaannya bermasalah. Makasih artikelnya.



Philip Andreas
July 12, 2017 at 10:41 am

My son experienced it to, so after realized that allergic, we changed it to soya milk, mixed with some organic milk, and it worked fine after that.



Isadora Ryal
August 2, 2018 at 10:55 am

I appreciate, cause I found just what I was looking for. You’ve ended my four day long hunt! God Bless you man. Have a great day. Bye



September 20, 2018 at 8:08 pm

terima kasih sudah berbagi min
kira2 umur berapa ja ni min?



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *