Bermalam di Balong Endah Camping Ground Bogor
Bermula dari pelajaran bahasa Inggris di sekolah anakku, pada chapter “What’s your hobbies?” Salah satu hobi yang dibahas adalah “I like go camping”. Pulang sekolah anakku langsung mengutarakan keinginannya untuk pergi berkemah. Wah! Rasanya seperti ada kilatan di mataku demi mendengar itu. “What a good idea!!!” Pekikku dalam hati. Tapi aku stay cool, karena belum tahu kapan bisa merealisasikannya. Besok siangnya suamiku chat di Whatsapp, mengabarkan kalau dia bersama bapak-bapak geng bulu tangkis komplek mau camping yang berlokasi di Balong Endah Camping Ground Bogor. Lalu Pak Suami menjanjikan akan mengajak kami camping pada kesempatan berikutnya.
I was like “Seriously?” Aku tuh pengin banget berkemah sudah sejak lamaaa.Tiga tahun lalu aku sempat memasukkannya ke dalam wishlist-ku di tulisan berjudul Liburan Keluarga Kecil. Tapi jauuuh sebelum itu, aku memang sudah pengin banget. Ditambah, belum lama ini aku nonton drama Hospital Playlist (haha iya, aku baru nonton masaaa). Jadi makin pengin deh berkemah seperti Chae Song Hwa, Lee Ik Jun dan U Ju. Pasti seru, deh!
Tujuan dari camping ini adalah untuk quality time sekaligus memberikan pengalaman pada Hammam, mendekatkan diri kami pada alam dan penciptanya, serta belajar untuk hidup bersahaja.
Perjalanan ke Gunung Salak Endah
Ok, mari kita langsung berangkat ke camping ground yang ada di Kawasan Wisata Gunung Salak Endah Pasir Lenyit, Jl. Curug Pangeran, Kec. Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bisa cek di google maps, namanya Balong Endah GSE. Menurut maps, dari Jakarta atau Tangerang bisa ditempuh sekitar 2,5 jam. Tapi realita berkata lain. 😂
Hari Sabtu itu kami berangkat jam 9:15 dari rumah, mampir makan siang selama 1 jam di Cibening, dan tiba jam 15:00 di tempat parkir kawasan wisata. Berarti perjalanannya (dipotong makan siang) hampir 5 jam, yes. Karena banyak titik macetnya. Di tol saja sudah macet. Kemudian setelah keluar tol, sepanjang Jalan Dramaga itu macet juga. Perjalanan baru bisa dikatakan lancar setelah memasuki Jalan Bojong Rangkas yang masih sekitar 1,5 jam lagi untuk tiba di Balong Endah Camping Ground.
Akses jalan sebenarnya gampang, bisa dilalui kendaraan roda empat bahkan bus sekali pun. Tapi karena jalannya nggak terlalu besar dan banyak lubang, menjadikan perjalanan ini cukup melelahkan. Ketika memasuki Jalan Raya Gunung Salak Endah kondisi jalannya mulai naik turun berkelok-kelok. Bahkan banyak tikungan tajam setelah tanjakan curam. Bikin deg-degan tapi seru. Haha.
Suami mengingatkanku, kalau kami dulu pernah ke tempat ini dalam rangka Malam Keakraban Himpunan Mahasiswa. Zamannya kami masih berstatus teman, belum ada perasaan apa-apa selain rasa sebel saya sama dia. LOL. Dan, ya, saya ingat. Dulu bus kami sempat mogok dan semua penumpang harus turun dan berjalan kaki. Uuunccch, jadi kangen masa muda.
Selain tantangan yang ditemui selama perjalanan, sisi lain yang bisa kami dapatkan adalah pemandangan yang sangat cantik. Dari kejauhan sudah terlihat pucuk Gunung Salak. Anakku terkagum-kagum melihat pemandangan ini, sampai terharu, katanya. Alhamdulillah, di sinilah aku bisa sekalian menanamkan kecintaannya pada Allah Yang Maha Agung, pencipta dari segala keindahan ini.
Tiket Masuk Balong Endah Camping Ground
Memasuki Kawasan Pariwisata Gunung Salak Endah, ada sebuah gerbang masuk. Di sini pengunjung harus bayar masuk sebesar Rp25.000. Nggak tahu ini hitungannya berdasarkan jumlah orang atau per kendaraan, ya. Soalnya kami nggak dapat tiketnya. Pas diminta ke petugas, katanya “Nggak apa-apa, masuk aja.” Lha, kok nggak apa-apa, gimana sih maksudnya? Aku kan pengin dapat buktinya gitu biar bisa aku post di sini. Tapi karena kendaraan di belakang sudah antre, jadinya kami langsung lanjut perjalanan.
Kawasan Pariwisata ini sebenarnya menawarkan banyak destinasi wisata, yang kebanyakan merupakan Curug. Yang terdekat ada pemandian air panas, berjarak 1 kilometer dari gerbang masuk. Sampai yang terjauh ada Kawah Ratu yang jaraknya 5 kilometer dari gerbang. Balong Endah sendiri berjarak 2,5 kilometer.
Setiba di lahan parkir, kami sudah ditunggu oleh Mang Nasrul dari kemping.id yang akan kami sewa tendanya. Sebelum masuk, kami transaksi dulu untuk sewa tenda, tiket masuk dan parkir mobil. Rinciannya sebagai berikut :
Parkir mobil Rp 20.000
Sewa tenda kapasitas 4 orang Rp150.000
Tiket masuk 3 orang (@ Rp35.000) Rp105.000
Total Rp 275.000
Jadi, aku beli tiket dan sewa tendanya melalui kemping.id semua, ya. Kalau aku lihat di instagram Balong Endah, tiket masuknya itu Rp20.000. Tapi kayaknya ini bagi yang nggak sewa tempat camping. Bisa menggunakan fasilitas saung yang ada di dalam atau memang cuma mau datang sebentar dan nggak menginap.
Kami segera menurunkan barang-barang bawaan dari mobil dan bersiap memasuki camping ground. Mang Nasrul mengantar kami ke tempat kemah dan beliau juga yang akan memasang tendanya.
Balong Endah Camping Ground
Udara yang sejuk, tanah yang lembap, deruan air sungai, aroma pepohonan dan dedaunan yang perlahan tertiup angin, menyambut kedatangan kami. Anakku dengan lincahnya melewati setiap anak tangga yang terbuat dari batu-batu kali, sambil menggendong ransel dan menenteng tas berisi camilan.
Sepanjang jalan setapak itu ia terus berceloteh, mengomentari apa saja yang terlihat. Ini adalah pengalaman pertamanya, tentu ia sangat excited. Aku mengikut di belakangnya dengan tergopoh-gopoh karena tasku lebih berat, sementara jalannya naik turun. Suamiku sudah jalan paling depan bersama Mang Nasrul. Barang yang dibawanya lebih banyak lagi.
Setelah berjalan sekitar 10 menit kami pun sampai di camping ground yang berundak-undak. Sudah berdiri beberapa tenda di sana. Kami memilih sebuah spot paling atas yang luasnya cukup untuk mendirikan satu tenda dan membentangkan flysheet.
Lokasi camping ini lebih mirip di tengah hutan karena sekelilingnya pepohonan. Aku nggak tahu jenis pohonnya, tapi ada barisan pohon bambu di sana. Jadi bukan camping ground yang unyu-unyu di tengah rerumputan, ya. Melainkan di atas tanah dan hamparan daun kering, disertai bebatuan.
Setelah meletakkan barang-barang di bawah pohon, suamiku bersama Mang Nasrul mulai memasang tenda. Aku dan Si Kecil jalan-jalan melihat sekeliling sambil mengecek fasilitas toilet. Nggak jauh dari tenda kami, ada dua bilik toilet dan tempat wudhu. Anakku jadi ingin buang air kecil, katanya. Dia nggak terlalu kaget dengan air keran yang dingin, karena memang asalnya langsung air gunung. Papinya juga sudah mengingatkan tadi, “Hati-hati, di sini nggak ada air panasnya.” 🤣
Di sebelah toilet ada beberapa saung berlantai semen yang bebas dimanfaatkan siapa pun. Kami melaksanakan sholat ashar di tempat ini. Lantainya agak kotor, tapi saat itu ada sebuah sapu dan kain pel yang bisa digunakan untuk bersih-bersih.
Dari toilet tadi jika berjalan terus menuruni anak tangga, ada sebuah jembatan yang mengalir sungai di bawahnya. Inilah aliran dari Curug Balong Endah. Sore itu tampak airnya berwarna kehijauan. Mungkin karena lumut dan pantulan warna pohon, pikirku. Tapi nggak hijau banget, sih. Lebih ke ‘keruh’ gitu, deh.
Di sekitar sungai terdapat beberapa toilet dan kamar bilas. Ada juga mushola. Aku nggak sempat lihat-lihat mushola, karena dari awal kami sudah memutuskan untuk sholat di dekat tenda saja.
Pengalaman Pertama Bermalam di Tengah Hutan
Hari semakin sore. Untuk pertama kalinya, aku dan Hammam (yang terbiasa menikmati kelengkapan fasilitas hidup) harus bermalam di tengah hutan. Aku pun langsung menyiapkan peralatan masak dan bahan-bahan makanan yang kubawa dari rumah.
Setelah sholat maghrib, acara barbeque pun di mulai. Menu malam itu adalah daging sapi panggang. Aku sengaja beli daging slice yang biasa untuk teriyaki, supaya lebih cepat matang dan gampang saat memakannya. Sayuran yang kusiapkan adalah daun selada, tomat dan mentimun. Masya Allah, di tengah udara dingin yang mencapai 20 derajat Celcius itu, rasanya nikmat banget deh hasil masakanku.
Setelah makan malam, tiba waktunya sholat isya dan istirahat. Sebenarnya aku terbayang akan membuat api unggun dan bercengkrama bersama dua jagoanku itu hingga larut malam. Tapi kenyataannya jauh dari ekspektasi. Kami bertiga sudah sama-sama kelelahan di perjalanan dan selama proses mengangkut barang dari mobil ke tenda. Sehingga pada jam 20:30 sudah nggak kuat pengin tidur. Kayaknya sebelum jam 21:00 kami sudah tertidur pulas, deh. Haha, camping apaan tuh tidur jam segitu? LOL.
Hampir jam 1 pagi, aku terbangun karena ada suara berisik dari tenda sebelahku. Oh, rupanya tetangga-tetanggaku ini camping beneran. Mereka begadang, dooong, sambil api unggunan. Terdengar seru sekali. Sejak itu aku nggak bisa tidur pulas lagi. Ditambah suhu udara yang semakin dingin, membuat badanku menggigil dan kesulitan untuk tidur kembali. Sudah berusaha mencari kehangatan di tengah-tengah suami dan anakku, tapi tak berhasil menghalau rasa dingin yang sepertinya sudah 17 derajat celcius. Brrrrr….
Kalau kedinginan saja, mungkin masih bisa kutahan. Tapi rasa ingin buang air kecil, mana bisa ditahan. Jam 2:30 anak dan suamiku ikut terbangun. Kami bertiga sama-sama kebelet pipis. Haduuuh. Akhirnya kami beriringan menuju toilet dengan membawa senter kecil. Nggak nyangkanya, senter yang biasanya baik-baik saja itu mendadak jadi suka mati sendiri. Sudah gitu, di dalam toiletnya nggak ada lampu, Gengs! Di sini aku jadi merasa tempatnya agak spooky, tapi tetap berusaha positif thinking.
Setelah dari toilet, kami kembali ke tenda dan memutuskan untuk nggak tidur lagi, melainkan menunggu subuh sambil ngobrol. Gantian sama penghuni tenda lain sudah mulai terlelap satu per satu.
Setelah terdengar adzan subuh, kami segera menunaikan sholat. Dilanjutkan dengan sarapan lebih awal, karena kami akan berenang (lebih tepatnya main air, sih) di sungai yang kulihat kemarin. Sarapan kami adalah mi instan dan sosis. Khusus untuk Hammam, aku membawa mi goreng Lemonilo. Seperti yang sudah-sudah, makan mie instan di pegunungan itu cepat sekali dinginnya. Tapi alhamdulillah, tetap nikmat luar biasa.
Sejuk dan Beningnya Air di Balong Endah
Aku niat banget sih mau main air di sini, sampai bawa baju renang segala (padahal waktu itu nggak bisa renang, lhooo). Dan baru saja kucelupkan ujung jari kakiku, rasa dinginnya langsung menyambar hingga sekujur tubuh. Asli dingiiiiin banget. Tapi, aku nggak mau melewatkan kesempatan berharga ini. Aku beranikan diri untuk masuk ke air dan akhirnya rasa dingin perlahan berganti dengan rasa sejuk yang mendamaikan jiwa. Eeeaaa!
Tahu nggak, sih, ternyata di pagi hari airnya tuh bening. Sangat bening. Jauh berbeda dengan kondisinya kemarin sore.
Saking beningnya, bisa terlihat bebatuan kali hingga ke dasar sungai. Airnya tenang seperti kolam dengan kedalaman 1-1,5 meter. Jadi aman kalau mau berenang-renang ke tepian. Oh ya, foto ini aku nggak pakai filter atau edit, ya. Memang aslinya begitu. Aku pernah lihat di Instagram atau Google Maps, foto Balong Endah yang airnya biru sekali. Kukira akan sebiru itu, tapi ternyata sebening ini.
Selain tempatku bermain air, pengunjung bisa naik ke atas atau turun ke air yang lebih rendah. Cuma memang di sini aksesnya yang paling mudah dan kids friendly. Pagi itu, semua orang masih mager untuk turun ke air, karena udara pun masih sangat dingin. Jadinya ya seperti yang kalian lihat, kolam ini serasa milik kami bertiga saja. Senang sekaliiii.
Sayangnya, suhu air di sini terlalu dingin untuk anakku. Dia nggak kuat dan nggak bisa lama-lama karena katanya sesak napas. Waduh. Paling hanya 15 menit deh main airnya. Walau sebenarnya aku masih ingin berlama-lama, akhirnya kami segera ke ruang bilas dan berganti baju. Setelah itu, lanjut menghangatkan diri di depan kompor gas portable, sambil menggoreng kentang untuk camilan.
Kesan-kesan Menginap di Balong Endah Camping Ground Bogor
Sebagai pengalaman pertama, camping ini sangat menyenangkan buatku dan Hammam. Aku nggak punya ekspektasi tinggi terhadap liburan kali ini, karena sejujurnya aku lebih pengin camping di tempat yang lebih estetik 😅. Sebelum berangkat aku mempersiapkan diri dengan berbagai kemungkinan dan ternyata nggak ada problem yang berarti selama menginap satu malam di Balong Endah Camping Ground.
Menurutku lokasi camping-nya cukup unik karena tempatnya bertingkat-tingkat. Jadi kalau cuma bawa 1 tenda, bisa pilih yang lahannya kecil saja di bagian atas. Sementara kalau mau gabung ramai-ramai, bisa pilih di bagian bawah yang lebih luas.
Fasilitasnya cukup lengkap, dekat dengan toilet, ada colokan listrik dan lampu, banyak kamar bilas, juga mushola. Cuma ya, gituuu. Kamar mandinya nggak dikasih lampu, jadi agak sulit kalau kebelet di malam hari. Sementara kami lupa membawa headlamp. Huhu. Salah satu pintu kamar mandinya pun tak bisa dikunci. Oh ya, di beberapa titik aku melihat ada tempat sampah. Tapi, sampahnya bertumpuk banyak sekali. Seperti sudah 2 hari tidak diangkut. Memang sebaiknya kalau camping kita jangan banyak nyampah, ya. Ini nih yang masih susah banget diterapkan sama warga +62.
Dari sisi harga terbilang murah, dengan Rp35.000 per orang, bisa bobo di hotel bintang sejuta (walau bintangnya tak terlihat karena tertutup pepohonan). Harga yang sangat murah untuk menikmati dinginnya udara disertai suara jangkrik di gunung pada malah hari. Dan kicauan burung di pagi hari.
Satu lagi, aku paliiiing terkesan dengan sungainya yang bening dan airnya sejuk banget itu. Gara-gara main air di sini, aku semakin membulatkan tekad untuk belajar renang. Insya Allah kalau ada rezeki, aku pengin balik lagi dan berenang di Balong Endah yang cantik ini.
Jadi, kurang lebih tujuanku tercapai. Di Balong Endah Camping Ground, kami mendapatkan banyak pengalaman baru dan bisa quality time sama keluarga. Di sini tuh susah banget dapat sinyal, jadi pada nggak bisa main hape. Haha. Selain itu kami sangat bersyukur dengan ciptaan Allah dan bisa merasakan hidup bersahaja di atas gunung. Mission accomplished! Yaey!!
Alhamdulillah, akhirnya aku mau menutup cerita pengalaman pertamaku berkemah ini. Sebenarnya perjalanan ini sudah cukup lama, sekitar 2 bulan yang lalu. Qadarallah sepulang dari camping kami sakit berganti-gantian, makanya aku baru sempat menyelesaikan tulisanku ini setelah tahun berganti.
Terima kasih sudah membaca blogku. Semoga kalian sehat selalu. Aamiin. See you next post.
Comments
Hammam…asiknya terwujud yah pergi berkemah seperti tema pelajaran sekolah. Gimana rasanya? Aku baca kok ikut kedinginan, hehe. Teringat dulu pernah camping juga dg keluarga di Pleseran, toilet memang enggak ada lampu tapi jalanan ke sana lumayan lah ada lampu jalan gitu. Trus, yang ini dari parkiran 10 menit ke camping ground yah sementara aku, mobil aja kelihatan dari tenda, haha… Semoga bisa cobain camping di tempat lain ya seperti di Buper Ragunan. enak lho ke sana bisa naik bus transjakarta.
Akhirnyaaa. Beruntung banget Hammam, baru kepengin udah langsung diajakin ya sama papinya. Sementara aku, kepengin udah dari laaaa banget, baru kali ini terwujud. Haha.
Oh ya, Mbak Helena aku udah lihat tuh keseruan SID camping di Buper Ragunan. Kalau naik Transjakarta berarti aku turun di halte mana? Departemen Pertanian, kah?
Balong itu artinya danau atau sumber air atau apakah?
Asyik yaa kemping sekeluarga. Apalagi harga tiket masuknya murah dan bisa sewa tenda juga.
Kalau berdasarkan KBBI, Balong itu dari bahasa Sunda yang artinya kolam untuk membudidayakan ikan.
Aahhh… ini seru banget mbak Efa, aku baru sebatas beraninya glamping doang. Kemarin pas habis tahun baru nyobain glamping di Tubing Park. Tapi lihat keseruan mbak Efa dan keluarga camping ground di Bogor seru banget, ini tuh bakal jadi momen yang gak dilupain sama anak ya. Terus bisa main di curugnya itu juga pasti gak mau udahan ya, aku lihat banyak banget itu curugnya.
Awalnya sempat worried. Tapi setelah dijalani, rasanya ketagihan. Semoga aku bisa camping lagi. Mbak Chichie juga ditunggu kisah campingnya, ya.
Wah, seru banget mbk. Banyak juga ya tempat wisatanya, di list dalam bentuk tulisan papan biar pengunjung tau. Lumayan murah dan dapet banyak pengalaman
Apaqa anak aku akan minta pulang ya di sini kalau dari jauh hari aku kasih tau sinyalnya lemah 😅 tapi kayaknya menyenangkan karena suasananya yg asyik. Loh aku ikut deg2an kan pas senter matiiik. Teringat masa dulu sering kemping2an aaah. Masa sekolah….
Tenda udah nggak perlu bawa2 lagi ya. Berarti udah tinggal ditempati..ku blm pernah berkemah nih
Seruuuu pasti nyiapin baju 3 anak 😅
Makasih ya mak ceritanya..
Hihi, benar-benar 0 signal, Mak. Hape suamiku aja yang kadang ada sinyal, kadang menghilang juga.
Cobain dah camping sama 3 anak, pasti nggak ada yang ngalahin rempongnya. Haha.
Bermalam di Balong Endah Camping Ground Bogor sangat menyenangkan ya mbak
Bisa melihat pemandangan yang cantik dan menghirup udara segar
wah zaman kuliah duluuu, doeloe banget saking udah lamanya juga aku pernah ke curug cigamea dan beberapa curug didekatnya, aku punya beberapa teman kampus yang satu asrama orang bogor. jadi kalau weekend pas mereka pulang “kampung” aku suka ikutan tuh. Ke sananya naik angkot. emang banyak banget curug di daerah ini…
Seru sekali ikutan pulang kampung sama teman :)
Pengalaman yang menyenangkan ya mak camping di Balong Endah. Aku jadi penasaran nih mau kesana, Memang kalau camping serunya rame ya, aku termasuk penakut juga kalau ke toilet yang gelap. Langsung melayang pikiran ke tempat yang seram-seram
Itu dia, Kak. Aku sempat juga ngebayangin yang seram. Tapi langsung istighfar aja aku.
Wow, seru sekali bisa camping bersama keluarga. Tempatnya juga sejuk dan alami banget. Jadi pengin nyebur juga ke sungai yang bening ituh..Semoga someday keluargaku juga bisa ngerasain camping bareng.. :D
Ayo, Mbak. Mari kita ubah one day menjadi day one :)
Camping bikin suasana jadi baru dan pengalaman baru. Udara dingin memang jadi hambatan. Kalau persiapan matang dan enjoy maka liburan akan berkesan di Balong endah
Wah mbak seru banget nih bisa camping ma keluarga. Ini aku dari beberapa tahun lalu mau ngajakin anak, tapi keder mau camping, belum ada kesempatan dan waktunya. Jadi termotivasi nih. Banyak banget kegiatan yang bisa dilakukan ya termasuk nyemplung sungai yang jernih.
Cuma sayang sampahnya yaa di sana.
Harusnya bilang ke tetangga kempingnya mbak, boleh join gak? kali dapat jagung bakar wkwk :D
Semoga bisa camping sama anak-anak nanti, ya, Mbak April.
Haha, aku malu mau gabung.
Aew, camping di Tempat yang sangat Asri dan Sejuk, senengnya. Impian banget nih. Terkahir saya camping di bukit itu tahun 2016, sampai sekarang belum lagi huhuhu.
Camping bareng anak dan suami pasti seru, ya. Meskipun udara dingin datang menerpa. Tapi asyik, bisa ngobrol, masak di hutan, dan menikmati jernihnya air. Pokoknya asyiik.
Asyik banget sih memang. Pas pulang kan anakku sakit, ya. Tapi dia sempat-sempatnya bilang “Minggu depan kita camping lagi, nggak?” Haha.
Wa, jadi pengen kemping juga. Terakhir tuh tahun 2018 kayanya. Kalau ke tempat kaya gini, enak sih karena gak perlu bawa tenda. Paling bawa kebutuhan pribadi aja. Plus bisa pakai kendaraan kan. Jadi gak sesusah kaya naik gunung
Iya, gak ada acara naik gunung. Cuma naik tangga aja menuju tempat kemahnya.
Wah, seru nih pasti akan selalu dikenang sama anak deh, apalagi pengalaman camping di alam dengan suasana asri begini,
Alhamdulillah, pengalaman yang sangat menyenangkan yaaa… Jadi kangen camping lagi. Klo dulu masih kuat naik2 ke puncak gunung dan tidur di tenda, entah klo sekarang yaaa heheee…
Jadi ingat sama kampung halaman almarhum bapak
Di sana ada sungai sebening ini airnya
Hanya saja saya sudah lama gak ke sana
Hmm coba ya kalau ke Bogor sekalian dicobain deh camping sana
Seru banget mak kegiatan campingnya… Saya tuh kalau camping-camping dingin gitu khawatirnya kebangun sebelum subuh terus keburu mules pengen bab, huhuhu…
Iya, siiih. Takut sendiri ngebayanginnya. Untung nggak sampai mules.
Syafakumullah..
Semoga lekas sehat kembali.
Dapet pengalaman seru, qtime yang diingat sama anak hingga dewasa kelak kalau pernah camping di Balong Endah Camping Ground bareng kedua orangtuanya. Keren sih ya.. karena semuanya kudu mandiri. Huhuhu, selain takut kalo kebelet pips tengah malem, aku juga kayanya si plaing ribet bepergian, suka sagala pingin dibawa. Camping juga mengajarkan kita buat hidup sederhana ya.. Hihihi, menyederhanakan kemauan, kreatif, mengambil keputusan yang cepat dan tepat.
Nah iya soal bebawaan juga aku belum bisa sepenuhnya ringkas. Ada saja yang rasanya pengin dibawa. Hahaha.
Duh seru banget pengalaman kempingnya sudah lama banget ngga kemping, padahal dulu pas SMA san kuliah sering banget hihi anak-anakku belum pernah nih
Duh senang’ banget yaa kemping bareng keluarga, fasilitasnya juga sudah lengkap, lokasi kempingnya juga cakep, jadi kangen kemping, dulu SMA dan kuliah sering banget kemping
Camping ground kayak gini cocok banget untuk bawa keluarga ya mak. Fasilitasnya juga memadai dan tepat untuk ngajari anak-anak kemping ala-ala