fbpx
aturan dibuat untuk apa
Family & Parenting

Aturan Dibuat untuk Apa, sih, Mom?

Yang dulunya suka becandaan “Aturan dibuat untuk dilanggar”, coba sekarang gimana perasaannya ketika yang nggak bisa mengikut aturan di rumah adalah anaknya sendiri? Haha. Kemudian bingung kalau anak bertanya, “Aturan dibuat untuk apa, sih, Mom?”

Kadang, anak sudah mengerti dengan peraturan pun jadi buyar lagi kalau dalam pergaulannya ternyata ada aturan-aturan yang nggak sama dengan yang berlaku di dalam keluarga. Contoh kecil saja, “Kenapa sih aku nggak boleh main gadget? Sementara temanku dibolehin tuh sama Ibunya.” Kesel banget nggak, sih?

Saya juga pernah, bahkan sering mengalaminya, Buibu. Waktu itu anak saya (8 tahun) minta download game yang berbayar, dia rela pakai uangnya sendiri. Sempat kecewa waktu saya nggak bolehin. Bukan apa-apa, ya, Buibu. Saya tahu itu uangnya sendiri yang dia kumpulkan, tapi saya juga ingin anak bisa menggunakan uangnya dengan bijak. Singkat cerita, anak akhirnya bisa mengerti.

Kemudian…

Suatu hari dia bertanya, “Mih, itu Si Z (nama temannya) boleh download game berbayar sama Ibunya, kok Hammam nggak boleh, sih?” Jeng jeeeeeng!! Ternyata kasih pengertinya soal aturan yang berlaku saja nggak cukup ketika ada pembandingnya. Hmmm, jawab gimana, nih?

aturan dibuat untuk apa

Mungkin saya bisa bilang “Iya, dia mah duitnya banyak.” Seperti jawaban ibu saya dulu, kalau saya minta sesuatu seperti yang teman saya miliki. Tapi hal seperti ini kan sulit diukur, ya. Pada akhirnya anak juga bisa melihat, ada juga kok orang yang hidupnya berkecukupan tapi nggak men-download game berbayar. Ada pula yang (maaf) secara ekonomi pas-pasan tapi membolehkan anak beli game.

Jadi, saya putuskan untuk bilang, “Setiap keluarga itu punya rules masing-masing, sayang.” Dengan harapan Hammam bisa berpikir lebih terbuka jika dihadapkan dengan berbagai aturan yang berlaku di keluarga lain, tapi tetap mengingat yang berlaku bagi dirinya adalah aturan di keluarga sendiri.

Tips Agar Anak Mudah Memahami dan Mematuhi Aturan

Tips agar anak mudah memahami aturan ini berdasarkan pengalaman pribadi, ya, Buibu. Pada praktiknya mungkin akan berbeda pada tiap anak. Poin-poinnya saya tandai dengan huruf tebal, ya.

Yang pertama, beri contoh.  Apalagi anak di usia yang senang meniru, ini efektif sekali. Misalnya kalau nggak mau anak jajan sembarangan, harus dimulai dari orang tuanya. Kita pun harus mengikuti aturan yang kita buat sendiri. 

Seiring pertambahan usia, saya beri pengertian kepada anak tentang aturan. Apa yang dimaksud dengan aturan, aturan dibuat untuk apa? Contohnya : “Mengapa sebelum tidur harus gosok gigi?” berikan penjelasan yang paling masuk akal dan bisa diterima anak-anak. Bahwa seharian tadi kita makan macam-macam makanan, gigi menjadi kotor. Kalau nggak dibersihkan nanti kuman dan bakteri yang sering menginap di dalam mulut, dapat merusak gigi, menjadikan gigi mudah berlubang. Memberi pengertian bukan berarti orang tua terbebas dari memberi contoh. Kalau mau anak gosok gigi sebelum tidur, orang tuanya juga harus melakukan hal yang sama.

Dalam memberi pengertian pasti ada saja bantahan dari anak sesuai dengan cara berpikirnya. Hadapi fase ini dengan penuh kesadaran, luangkan waktu sebentar demi memberikan penjelasan yang dibutuhkan anak. Tujuannya agar pesannya benar-benar sampai sampai dan lebih mudah dimengerti. Bukan penjelasan sambil lalu yang kita sebutkan sambil sibuk sendiri.

Sudah sedemikian rupa berusaha agar anak mengerti dan patuh pada aturan, bukan nggak mungkin ada saatnya aturan itu dilanggar. It’s okay, jangan langsung marah ke anak. Lakukan pendekatan dan tanya baik-baik apa yang membuatnya melakukan hal tersebut. Kita juga bisa evaluasi terhadap hubungan antara orang tua dengan anak akhir-akhir ini. Apakah masih baik-baik saja? Mungkinkah ada salah satu yang lebih sibuk dari biasanya? Atau apakah kita sendiri yang pernah lupa dengan aturan tersebut dan melanggarnya lebih dulu?

So, saat anak bertanya “Aturan dibuat untuk apa, sih?” saya bisa bilang “Agar hidup kita bisa berjalan dengan baik, kesehatan kita terjaga, rencana-rencana bisa terlaksana. Dan kita bisa happy.” Buibu juga bisa punya jawabannya sendiri, lho. Sesuai dengan value dalam keluarga masing-masing.

Semoga proses memberikan pengertian akan aturan dalam keluarga bisa berjalan dengan baik, ya. Tetap semangat, Buibu.

Author

dzul_rahmat@yahoo.com
Mindful Parenting Blogger || dzul.rahmat@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *