fbpx
Health

Tips Memilih Sepeda Untuk Anak Dan Dewasa

Beberapa bulan yang lalu saat Hammam berkunjung ke rumah Oma, saya dikirimi foto ia sedang bermain sepeda milik sepupunya Kakak Safira. Sepeda yang masih kebesaran untuk pemiliknya. Hammam justru sudah pas, karena postur tubuhnya yang agak sedikit jangkung.

Mungkin waktu belinya kakak Safira nggak ikut kali, jadi sepedanya kebesaran. Atau memang sengaja beli yang besar supaya bisa dipakai sampai anaknya membesar ๐Ÿ˜…. Atau mungkin juga sebenarnya itu sepeda dibeli untuk Hammam. *Eehh..

Difoto yg dikirimin papi itu, kelihatannya Hammam suka sama sepeda kakak Safira. Kalau sepeda yang biasa dia pakai adalah jenis roda tiga atau tricycle. Udah favorit banget deh ini, bisa manuver gini gitu kayak Paman Valentino Rossi.

Tapi Hammam belum pernah mengayuh pedalnya. Melainkan hanya dia jalankan dengan kakinya mengayuh tanah. Rasanya gemassshh. Nyuruh dia ngayuh itu pedal sampai mulut berbusa, sudah dikasih contoh juga sama teman-temannya, eh tetap saja pakai gaya andalan.

hammam
Aksi sepeda gorong

Baca juga : Permainan Seru dan DIY

Herannya kalau dipinjami sepeda Abang Ali Khan dia berusaha untuk mengayuh pedal meskipun kakinya belum sampai karena sepeda Abang Ali Khan lebih besar daripada punya kakak Safira. Atau mungkin, ia justru berusaha mengayuh karena kakinya tidak sampai ke tanah?

Ketika Hammam mengikuti Assessment terapi wicara, saya diberi tahu bahwa berepeda itu baik untuk melatih konsentrasi dan koordinasi antara tangan dengan kaki, juga koordinasi kedua sisi tubuh. Berhubung saya sedang mengusahakan sekali agar sensori integrasi Hammam terlatih dengan baik, dan kebetulan celengan Hammam pecah bagian bawahnya karena sering dibanting. Eng ing eeeng… Jadilah pas bulan puasa kemarin kami belikan sepeda dari tabungannya itu.

Kami mengunjungi toko sepeda di bates (sebutan untuk wilayah perbatasan Jakarta – Tangerang). Ini toko sudah ada sejak saya kecil, tapi sampai sekarang selalu lupa nama tokonya. ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…

Semua jenis sepeda dari yang paling murah sampai yang paling mahal, tersedia disini. Kami membeli sepeda dengan harga yang terjangkau. Tidak terlalu mahal tapi juga tidak terlalu murah. Yaa, yang nggak jauh-jauhlah angkanya dari jumlah isi celengan.

Hammam langsung mencoba sendiri sepeda yang ia suka. Lalu kepingin bawa pulang sepedanya itu, dengan digowes. Lha, rumahnya kan jauh sayaaang. Sebelumnya saya sudah minta kepada teknisi yang bertugas merakit di toko tersebut agar jok sepeda pilihan Hammam ditinggikan, sampai kakinya tidak bisa menyentuh tanah.

Begitu sampai di rumah Hammam nggak langsung bersemangat main sepeda. Mungkin waktu itu dia mengantuk karena sudah lumayan siang juga. Besoknya baru deh dia mulai mau naik sendiri ke sepeda dan perlahan belajar mengayuh. Mulanya hanya satu kaki saja yang aktif mengayuh, sementara kaki satunya lagi masih kikuk. Tapi tidak butuh waktu lama, kayaknya belum sampai seminggu Hammam sudah lancar gowes. Alhamdulillah.

Bersepeda bagi anak-anak tentu memiliki rasa kesenangan tersendiri. Biasanya karena teman sebaya memiliki sepeda, anak kita juga kepingin punya sepeda seperti kawannya itu. Bagi orang dewasa, bersepeda selain ada nilai fun, juga yang utama adalah menyehatkan. Karena dapat melancarkan peredaran darah, menjaga berat badan, menyehatkan jantung, menyeimbangkan metabolisme tubuh dan sederet kebaikan lainnya.

Tips Memilih Sepeda Anak dan Dewasa

Agar kegiatan bersepeda semakin menyenangkan tentunya yang pertama adalah bagaimana kita memilih saat akan membeli sepeda. Tentunya kita menginginkan sebuah sepeda yang awet dipakai bertahun-tahun dan tidak sering mengganti sepeda. Kecuali untuk anak-anak, ya. Karena tubuh anak-anak akan bertambah besar dan tinggi seiring pertumbuhannya.

tips memilih sepeda
Photo : pexels.com

Maka dari itu, ada tips memilih sepeda yang dibedakan antara sepeda anak dan sepeda dewasa.

Sepeda Anak

  • Ukuran. Pilihlah sepeda menyesuaikan dengan umur anak, tinggi dan berat badan untuk menentukan ukuran sepeda. Sebaiknya tidak memberikan sepeda yang terlalu kecil karena akan menghambat anak untuk ber-eksplorasi dengan sepedanya. Tidak juga sepeda yang terlalu besar dengan alasan ‘biar awet sampai anak gede‘. Sepeda yang terlalu besar justru berbahaya bagi anak, dengan resiko terjatuh, terpeleset, terkilir.
  • Jenis. Setelah ukuran, kini saatnya menentukan jenis sepeda dengan melihat kemampuan motorik anak. Apakah yang diperlukan sepeda roda 3 dengan dorongan, roda 3 tanpa dorongan atau roda 2. Biasanya sepeda roda 2 akan dilengkapi dengan 2 roda bantuan di sisi kanan-kiri belakang. Roda bantuan ini bisa dipakai untuk anak yang belum mahir bersepeda, dan bisa dibongkar pasang sesuai kebutuhan.
  • Budget. Setiap barang dengan harga mahal biasanya disertai dengan kualitas yang lebih mumpuni. Tak terkecuali dengan sepeda, semakin mahal harganya maka semakin baik pula mutunya. Tapi bukan berarti sepeda yang tidak mahal memiliki kualitas jelek yang sekali pakai langsung rusak. Sesuaikanlah dengan ekspektasi orang tua dan budget. Mau cari yang awet, atau sekedar untuk main.
  • Melibatkan anak. Karena ini akan menjadi benda kesayangan anak-anak, libatkanlah mereka dalam memilih sepeda untuknya dengan mengacu pada poin-poin sebelumnya.

Sepeda Dewasa

sepeda-mini-city
Photo : pexels.com
  • Ukuran. Jangan memaksakan untuk memakai sepeda yang terlalu pendek atau terlalu tinggi. Karena kita tidak akan mendapatkan kenyamanan bersepeda. Perhatikan juga berat badan dan sesuaikan dengan batang sepeda yang dipilih.
  • Jenis. Menentukan jenis sepeda sesuai kebutuhan. Apakah untuk olah raga (sepeda gunung/mountain bike, sepeda balap) atau hobby (sepeda Fixie). Atau city bike (sepeda mini) untuk ibu-ibu sekedar buat pergi berbelanja.
  • Spesifikasi. Sepeda dewasa memiliki spesifikasi yang lebih beragam dan bisa ditentukan sendiri oleh pembelinya. Mulai dari rem, shock breaker, pedal, sadel, sampai asesoris lainnya seperti keranjang, shifter, bel dan lain-lain.

Tips ini saya dapat dari salah seorang teman, pemilik Toko Sepeda Mr. Pit yang berlokasi di area Serpong, Tangerang Selatan. Saya beberapa kali pernah berkunjung ke tokonya untuk melihat-lihat koleksi sepeda disana, sembari les merajut. Loh kok les merajut di toko sepeda? Itu ada ceritanya lagi, nanti.

Mr. Pit dibuka sejak 1 Februari 2016 oleh Ibu Ana. Karena di daerah tersebut belum ada toko sepeda, sedangkan sepeda merupakan salah satu barang penting terutama bagi anak-anak. Dan Mr. Pit adalah toko sepeda pertama yang buka di Jalan Ciater Raya No. 72. Sehingga saat ini warga Serpong bisa dengan mudah menjangkau toko sepeda.

Mr. Pit
Mr. Pit

Sebelumnya jika akan membeli sepeda, warga sekitar harus pergi ke daerah Pamulang dan Ciputat yang jaraknya cukup jauh dan memakan banyak waktu. Atau yang terdekat bisa di supermarket. Namun, harga sepeda di supermarket terbilang sangat tinggi. Ini yang menjadi motivasi Bu Ana ketika membuka Mr. Pit.

Selain itu, mengelola toko sepeda ternyata telah menjadi usaha turun temurun di keluarga beliau. Orang tua Bu Ana juga sudah lebih dulu membuka toko sepeda di Kutowinangun, Kebumenโ€”Jawa Tengah. Dimana toko ini pendirinya adalah kakek dari Bu Ana. Makanya, sebetulnya Bu Ana sudah bukan orang baru lagi di dunia bisnis sepeda.

Meski demikian, dalam berbisnis tentu ada kendala-kendala yang dihadapi. Namun Mr. Pit menjadikannya sebagai tantangan bisnis yang harus dijalani demi semakin baiknya nama Mr. Pit di kalangan masyarakat.

Oleh karena saat ini telah melalui halang rintang sedemikian rupa, Mr. Pit ingin berbagi kebahagiaan dengan para pencinta sepeda. Kamu bisa mendapatkan diskon hingga 15%. Diskon ini berlaku untuk transaksi pembelian sepeda, diluar asesoris.

Enaknya lagi nih, setiap pembelian sepeda selalu ada garansi selama 1 bulan service. Dan gratis pengiriman untuk wilayah Serpong dan BSD.

Silahkan bagi yang sedang ingin membeli sepeda untuk si buah hati, atau ingin menambah koleksi sepeda baru. Sebelum membeli bisa juga konsultasi dulu tentang jenis dan model sepeda yang diinginkan. Harganya pun terjangkau, mulai Rp. 500.000 saja. Oh ya, selain sepeda anak dan dewasa juga tersedia asesoris seperti bel, boncengan depan/belakang dan lain-lain.

Semoga tips memilih sepeda yang saya sampaikan bisa memberi pencerahan ya. Yuk, menjadi lebih sehat dan ceria dengan bersepeda.

Mr. Pit

Jalan Ciater Raya No. 72, Serpong – Tangerang Selatan 15310

+62 859-6667-7376โ 

Author

dzul_rahmat@yahoo.com
Mindful Parenting Blogger || dzul.rahmat@gmail.com

Comments

August 25, 2017 at 10:00 pm

Menarik mbak artikelnya makasih, kebetulan sepeda io udah kekecilan ๐Ÿ˜†

Thank for sharing mba



August 29, 2017 at 8:46 am

Pengen beli sepedaaaa buat anak2 tapi uangnya kepake terus ๐Ÿ˜ฆ



August 30, 2017 at 2:37 pm

Raya pny 2 sepeda, yg kecil & sekarang yg rada gede dgn sepeda yg ada gambar2 helo kiti beli di hypermarket ๐Ÿ˜€ kalau ada toko sepeda yg kayak Mr. Pit deket rumah sih enak ya, jadi lebih bisa liat2 sepeda buat anak & orangtuanya jg, sayang Mr.Pit jauh euy dr rumah aku.. ๐Ÿ˜€



February 23, 2018 at 7:24 am

Anak2ku seringnya dapat warisan kakak2 sepupu, mbak. Mau beli, nunggu lebaran aja, hehe… Thanks tipsnya โ˜บ



Amallia Sarah
February 25, 2018 at 6:44 am

Wah pas banget NIH mbak. Aku lagi cari sepeda buat rayyan. Tipsnya kepake banget NIH.. makasih ya mbak



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *