Mindful Traveling Cara Aku Bareng Traveloka
“Beb, nanti kalau kita sudah nikah, aku masih boleh nggak, nonton di bioskop bareng teman-temanku?” Sebuah pertanyaan random dari calon istri yang takut banget nggak bisa punya kehidupan lain di luar rumah tangganya. Maklum, ya, masih usia 20-an. Masih suka banget senang-senang dan bepergian sama teman-teman se-gank. Pokoknya semua hanya demi kepuasan hati. Mindful Traveling? Ha! Apa, itu?
12 tahun kemudian…
Weekend kemarin, Suami saya yang malah pergi liburan sama gank masa kecilnya. Saya dan Hammam cuma kebagian ceritanya doang! Kami kan juga mau liburan, apalagi sudah selesai PAS (Penilaian Akhir Smester). Nggak tahu ya dampingin anak selama ujian tuh rasanya kayak apa? (ngambek ceritanya).
Padahal…
Liburan sama suami dan anak tuh ya repotnya sama saja dengan keseharian seperti biasa. Kadang rasanya cuma seperti memindahkan kerempongan dari rumah, ke tempat liburan. Haha.
Makanya waktu Suami bilang mau touring ke Gunung Halimun bersama temannya, saya nggak benar-benar ngambek, kok. Sebagai kepala keluarga yang memiliki tanggung jawab besar, dia juga butuh refreshing. Apalagi bersama sahabat-sahabatnya sedari kecil, pasti liburan kali ini akan memberikan dampak positif bagi dirinya. Insya Allah ketika pulang bisa bawa cinta yang lebih besar untuk keluarga. Eeeeaa!
Lagipula, suami juga sering banget kasih izin ke saya untuk bisa liburan bersama teman-teman saya. Dia yang mengurus anak dan rumah selama saya pergi. Dan berpesan agar saya fokus liburannya, jangan terlalu khawatir sama anak. Unnchh, baiknyaaa. Sejak itu saya jadi bisa merasakan yang namanya Mindful Traveling. Benar-benar menghadirkan jiwa, raga, hati dan pikiran di tempat saya berada.
Sehingga saya bisa mengingat cerita-cerita liburan ini dalam waktu yang sangat lama. Bahkan mungkin selamanya.
Cerita Liburan yang Paling Berkesan
Setiap perjalanan memiliki best moment-nya sendiri di tengah banyaknya kejadian yang tak terduga. Tahun 2019, untuk pertama kalinya saya pergi liburan bersama teman-teman lagi setelah punya anak. Kali itu saya pergi dengan 4 orang teman-teman baru, ke Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia.
Saya masih ingat betul bagaimana rasanya kehilangan tiket bus di terminal Larkin Central, Johor Bahru, Johor, Malaysia. Super deg-degan, panik, keringat dingin bercucuran. Why this is happen to me? *cry.
Jadi, dari Singapura kami naik MRT sampai Woodlands Checkpoint, kemudian naik bus menuju Larkin Central. Saat itu tour leader kami keliru mengambil jalur dan membuat kami berputar-putar tak tentu arah sejauh ribuan langkah. Saya berdo’a, “Ya Allah, tunjukkanlah kami jalan yang benar.” Do’a saya dikabulkan, tapi tiket bus saya nggak ada!!
Sepertinya tiket terjatuh saat buru-buru di toilet, karena astagfirullah toilenya bau banget! Tapi di tengah kepanikan itu ada salah satu teman yang menenangkan saya dan bilang “everything’s gonna be okay.” Dan benar saja, ternyata begitu naik bus, sudah tidak diminta lagi tiketnya. Alhamdulillaaaah… BRB, sujud syukur dulu.
Perjalanan pun berlanjut sejauh 310 kilometer, selama kurang lebih 5 jam menuju Bandar Tasek Selatan, Kuala Lumpur. Dan tiba di penginapan sudah lewat dari tengah malam. Sehingga kami hanya punya waktu satu hari penuh untuk explore, karena lusa sudah harus kembali ke Jakarta.
Tapi, nggak nyangkanya sehari itu saya benar-benar menemukan best and magical moment.
The Magical Moment
Tujuan wisata yang kami datangi hari itu adalah Batu Caves, sebuah bukit kapur dengan banyak gua dan kuil di Bukit Gombak, 19,8 km dari Kuala Lumpur. Meski nggak sempat naik ke 272 anak tangga warna-warni yang menakjubkan itu, saya merasa senang bisa melihatnya secara nyata. Bukan dari layar gadget seperti sebelumnya.
Setelah itu kembali ke Kuala Lumpur City Centre, di mana terdapat Masjid Jamek Sultan Abdul Samad. Rombongan trip sempat shalat di masjid tertua Kuala Lumpur ini, sebelum melanjutkan perjalanan ke Daratan Merdeka yang terletak di depan bangunan Sultan Abdul Samad.
Baru sebentar di Daratan Merdeka, mendadak hujan turun dengan derasnya. Kami berlarian mencari tempat berteduh, sambil tertawa nyaring seperti anak kecil yang kegirangan main air. Entah mengapa dalam ingatan saya, momen ini selalu terulang dalam versi slow motion, like the magical moment.
Kami menunggu hujan reda di bawah bangunan persegi yang bernama Jam Detik. Bukan suara lonceng yang mendadakan pergantian waktu pada jam ini, melainkan air. Tepi bangunan ini akan mengucurkan air serupa hujan, selama 15 menit. Saya dan teman-teman beruntung sekali, karena di saat sedang berteduh, airnya turun. Oh, indahnya.
Foto di bawah ini saya ambil dari balik curahan air di Jam Detik. Terlihat seperti salju, ya.
Alhamdulillah, pertama kali liburan bareng teman lagi, menjadi pertama kalinya juga mindful traveling yang pernah saya alami. Liburan ini benar-benar seperti mengisi penuh daya baterai. Saya jadi lebih mencintai diri saya dan siap kembali kepada keluarga untuk memberikan cinta yang saya miliki ini.
Esok harinya, suami dan anak menjemput saya di Bandara Soekarno Hatta. Mata anak saya berhasil menangkap bayangan ibunya dari kejauhan dan ia berlari dengan wajah ceria. Saya langsung memeluk dan menciumi pipi lembutnya bertubi-tubi. Baru setelah itu pelukan hangat menjadi milik suami saya. I’m home and ready for our next journey, honey.
Mindful Traveling Bareng Traveloka
Merencanakan traveling secara mindful artinya kita tahu betul alasan atau tujuan traveling dan bagaimana caranya bisa mencapai tujuan tersebut. Bukan hanya karena mengikuti trend atau sekadar menuntaskan rasa penasaran.
Boleh banget lho mau liburan sebagai hadiah untuk diri sendiri atau selfreward. Selama dilakukan secara sadar dalam rangka memberi penghargaan atas apa yang telah kita lakukan selama ini. Dan nggak mengatasnamakan selfreward sebagai alasan untuk lari dari masalah, ya.
Mindful Traveling berarti juga sadar sepenuhnya saat memilih destinasi liburan. Apakah kita bisa mencapai tujuan kita jika mengunjungi tempat tersebut? Misalnya ingin memberikan selfreward dengan mendaki gunung dan menyaksikan matahari terbit ciptaan Sang Maha Agung. Apa yang didapat setelahnya? Rasa syukur yang sangat besar, sehingga dapat meningkatkan rasa cinta kita pada Pencipta dan pada diri sendiri.
Selanjutnya, kita juga menyadari betul saat memilih 3 hal lainnya, yaitu : partner, transportasi dan akomodasi.
Dalam menentukan partner biasanya saya pilih teman yang sekiranya asyik diajak jalan dan sebelumnya memang sudah pernah hangout bareng. Karena partner yang asyik itu penting bangeeet dalam traveling (jika nggak mau solo traveling, ya), seperti yang pernah saya tulis di blog, yang judulnya First Experience Silly Things Singapore Trip.
Kemudian untuk pilihan transportasi dan akomodasi dari dulu belum pernah ganti, selalu carinya di aplikasi Traveloka. Soalnya di aplikasi ini gampang banget kalau mau cari tiket pesawat atau kereta api. Bahkan sekarang ada bus, travel dan juga sewa mobil. Kalau selama traveling mau beli-beli tiket lagi, misalnya untuk masuk ke tempat wisata dan hiburan, mau pindah hotel atau mau spa sekalian, sudah bisa langsung akses aplikasi Traveloka saja.
Yang saya suka dari Traveloka, kalau pilih tiket pesawat atau kereta, tiap pilih tanggal selalu dikasih opsi harga-harga tiket termurah gitu baik untuk berangkat maupun pulangnya. Dengan aplikasi Traveloka, urusan pesan tiket dan penginapan pasti bisa dilakukan secara mindfullness. Bisa pilih yang promo juga untuk menghemat budget. Karena mindful traveling itu nggak harus mahal, Gengs!
Dear Traveloka, Saya Mau Liburan ke Singapura Lagi Bersama Keluarga
Tahu nggak, sih, ada seseorang yang pernah mengatakan kalau saya orangnya nggak bisa keluar dari zona nyaman. Haha. Mungkin bisa dilihat dari tujuan liburan maunya ke situ-situ lagi. Sebenarnya saya sudah beberapa kali ke Singapura. Tapi bagaimana, ya? Ibarat orang jatuh cinta kan maunya berjumpa terus. Haha.
Sama saja halnya dengan liburan bersama keluarga. Meskipun merepotkan, apalagi kalau anak masih kecil-kecil, tetap saja kan masih mau liburan bareng lagi dan lagi? Dan mau liburan ke mana pun akan balik lagi sama tujuan yang ingin dicapai. Bukan untuk memuaskan orang lain, kan?
Liburan keluarga biasanya mengincar quality time, karena sudah lama nggak pergi berlibur bersama, atau orang tua yang sering sibuk dengan pekerjaan, sementara anak juga butuh liburan setelah sekolah dan belajar terus menerus.
Dalam mindful traveling, quality time bukan hanya bermakna menghabiskan waktu bersama keluarga. Tetapi juga memiliki tujuan yang lebih spesifik.
Tujuan liburan kami kali ini adalah untuk menciptakan good memories dalam membangun connection keluarga kecil kami. Dalam beberapa seminar parenting yang pernah saya ikuti, connection sering kali di-highlight karena memiliki banyak sekali manfaat. Salah satunya agar anak merasa terpenuhi, karena orang tua bukan hanya peduli dengan apa yang dilakukannya, tetapi juga peduli pada perasaannya. Menghabiskan waktu bersama-sama dalam keadaan berkesadaran, saya harapkan dapat membuat kami sama-sama merasa nyaman, dicintai dan terpenuhi.
Baiklah, demi mencapai tujuan, mari kita cari tiket pesawat dulu. Di aplikasi Traveloka, harga tiket Jakarta-Singapura mulai Rp 692.000 per orang untuk penerbangan bulan Januari. Kalau melihat harga termurah dengan jadwal penerbangan malam, bagi kami masih oke. Hari pertama masih istirahat dulu dan digunakan untuk tidur yang cukup setelah sampai hotel, supaya besok bisa all out di Universal Studio.
Then, beli tiket Universal Studionya sekalian di Traveloka. Harga tiketnya Rp 701.000 untuk anak dan Rp 942.000 untuk dewasa.
Soal penginapan tentunya kami akan pilih yang lokasinya dekat dengan stasiun MRT. Supaya lebih gampang kalau mau ke mana-mana. Karena pertimbangan harga, kami nggak bisa memilih hotel di Sentosa Island. Ya, harap maklum, pulang liburan masih harus bayar SPP dan ekstrakulikuler. Haha.
Untuk bisa ke Universal Studio Singapore yang berada di Sentosa Island, kami akan naik MRT tujuan Stasiun Harbour Front. Pada maps MRT, tujuan ini ditandai dengan Purple Line dan Yellow Line. Dari Harbour Front ini keluarnya nanti di Mall Vivo City. Lanjut terus deh ke lantai 3 mall ini, sampai ada stasiun Sentosa Express yang bisa mengantarkan Mami, Papi dan Hammam ke Sentosa Island. Harga tiketnya sekitar 4 SGD per orang, cukup bayar saat berangkat saja.
Semua wahana atau atraksi yang ada di Universal Studio pastinya seru-seru banget. Berikut ini adalah beberapa atraksi utama yang mau saya mainkan.
Transformers The Ride : The Ultimate 3D Battle
Atraksi ini adalah simulasi adventure di tengah-tengah hujan peluru karena peperangan antara Optimis Prime and all Autobots member melawan Megatron. Wahana ini berada di dalam ruangan dengan teknologi tiga dimensi, jadi harus pakai kacamata 3D. Pengunjung akan naik sebuah mobil yang akan memasuki sebuah kota, di mana para Transformers beraksi.
Atraksinya tegang banget, Gengs. Ada kalanya mobil ngebut dan tiba-tiba terjadi ledakan yang benar-benar menimbulkan rasa panas di kulit kita. Karena konsepnya 3D, kalau ada tembakan tuh rasanya kita kayak harus segera merunduk gitu. Takut kena tembak. Haha.
Yang paling panik sih waktu mobilnya nyungsep dan posisi badan kita benar-benar terbalik. Hiiii, rasanya kayak beneran!
Saya sudah ceritakan atraksi ini ke Hammam dan dia penasaran tapi masih takut, katanya. Padahal dari tinggi badannya, sih, Hammam sudah boleh masuk ke atraksi ini. Tapi kalau seandainya Hammam belum bisa join, saya dan suami akan bergantian saja masuknya. Selagi menunggu, Hammam bisa menikmati permainan yang lain terlebih dahulu. Misalnya dengan mengantre foto bersama Optimus Prime, robot besar yang visualnya mirip banget dengan yang ada di film.
Oh, ya, mindful traveling juga dapat mengajarkan kami untuk nggak meributkan hal-hal kecil, misalnya siapa yang harus masuk ke Transformers The Ride duluan. Lebih baik memanfaatkan waktu untuk belajar dari sekitar, betapa canggihnya taman hiburan ini. Siapa tahu bisa memotivasi anak untuk lebih kreatif.
Battlestar Galactica : Humans vs Cyclon
Ini adalah roller coaster yang unik, karena terdiri dari 2 lintasan kereta yang beroperasi secara bersamaan. Kalau dilihat dari kejauhan, mirip seperti dua ekor ular yang sedang bertarung. Rasanya naik ini aseli takuuuut, tapi nagih.
Track-nya lebih panjang daripada wahan yang ada di Dunia Fantasi, kecepatannya juga lebih tinggi. Kalau di Dufan itu roller coaster berjalan pelan dulu saat naik untuk pertama kali, nah, Si Galactica ini nggak kenal ampun karena sudah ngebut sejak tarikan pertama. Suami saya suka banget naik wahana ini. Sambil menunggu Pak Suami seseruan di Galactica, saya dan Hammam mungkin akan foto-foto seru di kawasan Ancient Egypt bersama patung-patung raksasa jelmaan film The Mummy.
Shrek 4D Adventure
Sementara untuk atraksi yang bisa dinikmati anak-anak, kami akan mengajak Hammam masuk ke Shrek 4D Adventure. Masih di studio multidimensi, atraksi Shrek menggunakan teknologi empat dimensi, lho. Jadi selain teknologi layar 3D yang tampak seperti dekat di depan mata, ada tambahan elemen yang membuatnya menjadi lebih nyata.
Misalnya waktu Si Donkey bersin, itu beneran ada air yang nyemprot ke muka kita. Jijik banget nggak, sih? Haha. Tapi tenang, itu hanya semprotan air biasa yang terpasang pada kursi di depan kita, kok.
Hammam excited banget waktu saya ceritakan bahwa studio Shrek 4D Adventure berada di dalam istana Far Far Away. Karena dia belum pernah masuk istana betulan (yhaaa, sama sih saya juga).
Selain itu kami juga akan mengajak Hammam main di Dino-Soarin, Enchanted Airways, Jurassic Park Rapid Adventures, Madagascar dan masih banyak lagi.
Madagascar Crate Adventure
Sebagai pecinta film Madagascar 1,2 dan 3, saya ngefans banget sama Alex. Dulu pernah foto bareng sama Alex, dengan senyum sangat mengembang saking bahagianya. Waktu kasih lihat foto tersebut ke Hammam, matanya yang sipit jadi membelalak. Sulit percaya kalau maminya pernah foto sama tokoh kartun tapi terlihat nyata banget.
Madagascar Crate Adventure adalah wahana yang mirip dengan Istana Boneka di Dufan. Jadi nanti kita naik perahu gitu, menyusuri sungai dan bertemu dengan Alex, Marty, Gloria, Melman, King Julian dan kawan-kawan penghuni hutan Madagascar dalam berbagai latar cerita dan ekspresi.
Alasan Ingin ke Universal Studio
Universal Studio Singapore adalah taman hiburan di Resort World Sentosa Island yang terdiri dari 6 kawasan khas. Yaitu Hollywood, New York, Sci-Fi City, Ancient Egypt, The Lost World dan Far Far Away. Teknologi yang digunakan di taman hiburan ini merupakan kualitas tingkat dunia yang sangat mengagumkan.
Memperkenalkan semua elemen yang ada pada Universal Studio Singapore merupakan salah satu cara saya untuk menambah wawasan dan pengalaman anak. Wisata edukasi tapi tetap seru dan menyenangkan. Hammam pasti akan terkagum-kagum sekali dengan semua yang ada di sini. Ini menjadi salah satu alasan saya ingin kembali lagi ke Universal Studio Singapore, selain jaraknya yang cukup dekat dengan Jakarta, sehingga nggak butuh waktu terlalu lama dalam perjalanan.
Alasan yang kedua, saya ingin mengajak Hammam berfoto dengan karakter film Madagascar kesukaan kami. Selain naik perahu di Madagascar Crate Adventure, pada jam tertentu akan ada King Julian Show dengan lagu andalan mereka “I like to move it move it”. Setelah pertunjukan selesai, penonton dipersilakan untuk mengantre agar bisa berfoto bersama dengan Alex and the gank.
Saya yakin kenangan baru yang kami ciptakan secara mindful ini dapat mempererat hubungan kami sebagai satu kesatuan dalam keluarga. Liburan kali ini pasti akan menjadi hot topic di rumah selama setidaknya setahun ke depan.
Alasan yang ketiga paling simple, nih. Karena beli tiketnya mudah banget di aplikasi Traveloka! Tinggal ketik nama Universal Studio Singapore di kolom pencarian, nanti langsung keluar pilihannya. Liburan sama keluarga memang agak rempong, maka sebisa mungkin prosesnya dibikin simple saja. Ya, nggak?
Well, nggak terasa deh tulisannya bisa sepanjang ini. Soalnya selalu semangat, sih, kalau ngomongin soal liburan.
Kesimpulannya, selain pengalaman, traveling dapat memberikan kenangan baru yang dapat membuat diri kita jadi lebih baik. Jika traveling dilakukan secara mindfullness, maka perjalanan ini akan memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar jalan-jalan. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita butuh keyakinan dari diri sendiri, support dari keluarga dan juga aplikasi yang tepat untuk segala pemesanan tiket.
Rencanakan liburan di Traveloka dan #LifeYourWay untuk sejuta kenangan barumu. Jangan lupa nanti ceritakan ke saya, ya, pengalaman liburannya.
Thank you for reading and see you next post.
Comments
Karena wisata bukan sekadar jalan-jalan biasa, kan? Makanya kita mesti mempersiapkannya masak-masak. Untung ada Traveloka. Aku sejak lama sudah install aplikasinya dan terus menggunakannya untuk booking hotel, pesawat, dll. Iya sih kalau udah suka banget Singapura, maunya traveling ke sana lagi ya mbak hehehe. Traveling secara mindfulness tentu harus dong, agar hidup lebih seimbang dan nyaman.
Iyes, Mbak Nurul. Mindful traveling itu bikin liburannya makin bermakna.
Wohooo seruu bgt ya mba liburan ama teman satu frekuensi
Aku jg ngerasa gitu siik.
Definisi healing tuh klo plesir ama orang yg dah jd soulmate
Asik pakai Traveloka yah
Betul, Mbak. Senang bisa jalan-jalan sama teman.
masyaAllah senang banget punya support system yang mengizinkan kita untuk senang2 bareng teman , dan juga punya teman sefrekuensi yang bisa diajak seseruan bareng.
semoga ya mba bisa sering travelling bareng keluarga, sekarang makin mudah sama traveloka
masyaAllah senang banget punya support system yang mengizinkan kita untuk senang2 bareng teman , dan juga punya teman sefrekuensi yang bisa diajak seseruan bareng.
semoga ya mba bisa sering travelling bareng keluarga, sekarang makin mudah sama traveloka
Aamiin. Mbak Ria juga semoga bisa traveling juga sama teman-teman atau keluarganya, ya.
sesuatu kalau udah dijalani secara mindfull pasti berasa banget manfaat dan hikmahnya, apalagi traveling, itu kalau udah dihayati banget, banyak sekali hikmah dari kita melakukan perjalanan ya.
Insya Allah, Mbak, akan ada hikmahnya.
Wahana kaya Dufan Madagaskar memang bagus buat anak-anak mengenal nama hewan.tidak salah kalau orang Indonesia sering bolak balik ke universal studio
Universal studios Singapore ini jadi salah satu tempat yang paling mengesankan juga buat aku dan keluarga nih (ya tentu mengesankan sih ya karena permainannya seru-seru dan memang bisa dimainkan sama anak-anak). sayang ya Madagascar sekarang sudah ditutup, jadi belum bisa ngajak anak-anak untuk main crate adventure lagi, huhuhu. Ganti konsep aja sih kayanya. Semogaa aja penggantinya nanti lebih seru yaa :D
Hai, Mbak Isti. Terakhir kali Mbak ke USS itu kapan, Mbak? Soalnya aku cek di website Universal Studio Singapore, masih ada Madagascar Crate Adventure. Mungkin waktu itu lagi maintenance besar, kali, ya? Semoga sih masih tetap bisa ketemu sama Alex and The Gank sambil naik perahu.
Ah, traveling ini memang bikin hidup jadi lebih bermakna ya. Bikin kita jadi bisa beraktivitas rutin dengan semangat lagi. Bikin sehat jiwa dan raga. Huhu kujadi kepengen traveling sama anak-anak. :D
Seneng bangert kalo suami dan anak bisa memahami kebutuhan kita buat travelling, jalan atau sekadar nongkrong bareng temen yaaah. Emang butuh banget suntikan energi setelah menjalankan rutinitas sehari2 yang kadang bikin lelah. Seru banget jalan sampai hilang tiket gitu sih, pasti panik lah yaaah untung bisa lancar semuanyaaaa.
Emang Traveloka memudahkan kita untuk travelling jadi lebih terencana yaaah
Haha iya panik banget. Apalagi belum ngerti ya sama karakteristik orang sana gimana, takut aja dimarahin atau apa. Haha. Tapi untungnya semua berjalan lancar.
Mindful ini perlu banget dalam melakukan aktivitas apapun ya..
Sehingga kita bisa merasakan rasa syukur di setiap detiknya. Berlibur dengan Traveloka dan merencanakan from A to Z dengan detil juga termasuk mindful nih.. Sehingga ketika terwujud, sudah ada gambaran besarnya akan kemana aja plus biaya yang dibutuhkan selama melakukan perjalanan.
Waah…seru banget nih baca detail univ studio. Saya juga pengen banget ke sana bareng kluarga. Anak2 pasti sueneeeng bgt kalau diajak ke sana. Secara kemarin kami ke museum angkut di malang aja mereka udaa seneeeng bgt. Saya beli tiketnya juga di traveloka doong..dapat diskon ketimbang beli langsung di loket. Emak modis alias modal diskon pasti suka doong heheje
Aku malah belum pernah ke Museum Angkut di Malang, Mbak. Mau juga ah ke sana. Mbak Lisdha pernah nulis reviewnya, nggak? Mau dong link-nya.
semoga perjalanan nya nanti ke Singapure bisa lancar ya teh, bisa segera juga aku ke sana, traveloka emang juara deh, aku juga traveloka banget anaknya
Samaaa. Aku pun Traveloka banget, udah paling iyes, lah.
Berjalan dengan keluarga dan edukasi juga emang menyenangkan ya, aku senang ajak anak-anak wisata sejarah dan juga healing sejenak. Tapi kalau jalan bareng teman sefrekuensi itu emang beda, sejenak melepas lelah dengan haha hihi dan curcol hehe…
Semoga terwujud liburan bersama keluarganya. Kayanya tiap orang pengen punya kenangan seperti yang Mbak sebut. Bukan hanya soal healing, tapi untuk cerita dan mengeratkan hubungan ya
Karena hubungan yang erat dampaknya baik sekali untuk orang tua dan anak. Bahkan bisa berpengaruh pada perkembangan otak anak, lho.
Liburan yang menyenangkan ya mom. Apalagi liburan dengan sahabat terus punya kesenangan yang sama asik banget. Liburan benar-benar happy. Aku kapan ya bisa liburan dengan geng teman? susah cari waktunya nih,semoga tahun depan bisa deh
Seru banget liburannya ma teman2 mbak.
Aku pertama ke LN jg ke Malaysia tp buat kerja wkwk :p
Aamiin semoga kesampaian bisa ke Singapura bersama keluarga. Aku pun juga pengen mbk krn paspor anak2ku masih kosong hehe. Semoga tahun depan ekonomi Indoensia dan dunia malah membaik dan harga tiket bisa turun yaa aamiin :D
Geregetan ya Mbak kalau lihat paspor masih kosong. Haha. Semoga Mbak April dan keluarga bisa trip ke Singapura, ya. Siapa tahu nanti kita ketemu di Universal Studio.
Memang seru kalo bisa traveling dengan teman seperjalanan yang udah jadi soulmate. Bisa menikmati keseruan tanpa ada rasa gak nyaman. Aku dulu ke Malaysia juga bareng teman-teman, jadi kangen ke Malaysia lagi tapi beda destinasi. Hahahaha, beneran sih kalo aku pun misal suka dengan satu kota bakal balik lagi tapi nyari tempat yang berbeda. Untuk tiket di Traveloka, aku juga suka dengan pilihan harga termurah di tanggal tertentu, jadi enak bisa pilih sesuai budget dan waktu yang pas.
Semoga mba sekeluarga bisa berkunjung ke Singapura dan Hammam bisa menikmati semua wahana nantinya ya.
mindfull traveling itu adalah yang aku butuhkan tapi entahlah kapan bisa langsung dieksekusi ahahaha… semoga ya sesegera mungkin
Aamiin. Semoga Kak Aie bisa segera melakukan mindful traveling, ya.
Sy belum pernah nih liburan ke ln , pengen tp belum ada budget hehehe. Liburan kemana-mana sekarang mudah krn ada Traveloka
baca ini jadi mupeng bangetttt udah lama nggak jalan-jalan.. seru jalan-jalan sama teman-teman tuh, sayangnya saya lebih sering jalan sendirian karena waktu yang nggak cocok sama jadwalnya teman-teman, tapi aman kok jalan sendirian jg.. apalagi pilihan hotel di traveloka tuh buanyaakkkk
Semoga tercapai liburannya ke Singapura bareng keluarga ya Mba. Memang kalau pesen tiket di Traveloka harganya bisa lebih murah karena suka banyak promo.
Samalah saya pun selalu mengandalkan ttraveloka untuk pergi kemanapun semoga terwujud ya ke universal studio… Apalagi bareng keluarga ..🤲
Hehe klo aku mau exolore Banyuwangi aja nih🙂
nah ini nih traveling yang mindful. akhir2 ini kita melakukan traveling lebih karena alasan kebutuhan untuk mememnuhi media sosial kita bukan untuk menikmati. makasih mbak tulisannya bagus banget nih
Bahagianya Mbak bisa jalan-jalan dengan mindful traveling. Bener-bener menikmati perjalanan dan tahu persis apa tujuan travelingnya, ya. Aku pengen seperti itu, tapi kapan ya travelingnya? Hihihi. Biasanya kami cuma jalan-jalan yang tak terencana, ke dekat-dekat rumah saja.