fbpx
manfaat ilmu parenting
Family & Parenting

Menjaga Connection dengan Anak

Beberapa hari yang lalu, saya dapat insight soal menjaga connection dengan anak. Malam itu, sebelum menemani Hammam belajar, saya scroll instagram sebentar. Lewat lah di feed saya postingan dari Psikolog Anak, Ibu Firesta Farizal yang menginformasikan kelas parenting yang akan dibawakannya. Pas saya lihat tanggal dan jamnya, “Wah, sekarang!” Karena kelasnya free dan flyer di instagramnya sudah ada ID untuk masuk ke zoom, langsung dong saya coba masuk kelas.

Tema kelas parenting kali itu adalah “Tiger Mom dan Helicopter Parenting”. Karena sudah terlambat setengah jam, saya nggak kebagian materi di awalnya. Tapi lumayan banget, sih, meskipun masuk kelas belakangan masih sempat dapat insight bermanfaat tentang keterikatan orang tua dengan anak.

Materi ini sungguh paaas dengan kondisi saya yang sedang kelelahan menghadapi Si Kecil, yang akhir-akhir ini lagi banyak dramanya. Saya sadar, menjalani peran sebagai Ibu memang ada lelah-lelahnya. Tapi kan mau juga, ya, mengurangi drama-drama. Mana dramanya kadang karena hal sepele. Haha, ampun deh.

Pasti saya nggak sendirian, dong? Kalau disuruh berkumpul Buibu yang sedang menghadapi hal serupa, pasti antriannya sudah panjaaang sekali. Mari kita melihat sebentar ke dalam diri kita. Apakah akhir-akhir ini connection kita dengan anak-anak sedang baik-baik saja? Ataukah sedang berjalan tidak seperti biasanya?

Karena connection dengan anak adalah faktor penting agar keseharian kita bisa berjalan dengan lebih baik. Connection atau keterhubungan yang baik akan menciptakan suasana yang lebih nyaman. Baik bagi anak, maupun bagi diri kita sendiri.

Sering kali kita merasa “Kok anak nggak pernah mau dengar ya kalau dikasih tahu? Kok suka cuek, sih? Kok cuma iya-iya saja, tapi nggak dilakukan?” Menurut Ibu Firesta, ini bukan semata-mata karena anak tidak bisa diatur. Tapi karena kurangnya connection tadi. Hubungan yang kita bangun nggak cukup untuk membuat anak bisa menurut. Mungkin kita mengatakannya tidak dengan sepenuh hati, sambil lalu, sambil mengerjakan hal lain, sambil ngomel tanpa peduli dengan perasaan anak, dan sebagainya.

Kita sendiri pun kalau diberikan masukan oleh orang yang tidak memiliki keterhubungan dengan kita, pasti akan menolaknya.

Misalnya, niiih. Saat bertemu dengan seseorang di jalan, tiba-tiba orang itu bilang “Kamu nggak cocok pakai baju warna merah. Kamu itu cocoknya pakai warna biru.” Apakah kita mau menuruti orang tersebut? “Ha, siapa kamuuu?” Paling-paling itu yang ada dalam benak kita. 

Coba kalau yang bilang kayak tadi adalah teman dekat kita. Pasti setidaknya kita akan mikir-mikir dulu, kan? “Oh ya? Benar nggak, ya? Apa aku coba dulu aja, ya.” Respon kita pasti akan berbeda dari yang sebelumnya.

Begitu juga dengan anak-anak. Bagaimana mereka mau menerima aturan atau masukan, kalau kitanya nggak berusaha lebih dekat dengannya dan lebih memahaminya. Dan memahami di sini bukan hanya tentang apa yang dilakukan, melainkan apa yang dirasakan anak.

Sampai di sini, saya merasa cukup terpukul. Owwchhh! Memang belakangan ini saya agak sibuk dengan pekerjaan. Hammam mungkin merasa diabaikan hingga sering kali menolak saya. Akhirnya malam itu saya jernihkan pikiran dulu agar bisa hadir seutuhnya saat menemaninya belajar. Ingat-ingat kembali caranya mengelola emosi dan bersikap lebih tenang kalau-kalau terjadi drama susulan.

Ajaib sekali, sejak hari itu hubungan kami terasa lebih baik. Alhamdulillah, sungguh sebuah rezeki mendapatkan ilmu parenting di tengah kegalauan menghadapi anak yang sedang sensitif emosinya. Semoga tulisan ini juga bermanfaat untuk Buibu semua. Oh ya, connection yang dimaksud di sini adalah antara orang tua dengan anak, ya. Orang tuanya berarti Ayah dan Ibu, bukan ibunya saja.

Jangan patah semangat :)

Author

dzul_rahmat@yahoo.com
Mindful Parenting Blogger || dzul.rahmat@gmail.com

Comments

June 15, 2023 at 1:07 pm

asli panas banget nih, temanya. pasti banyak ortu yang kesentil. memang harus jaga rem dan lebih fokus ke membina hubungan baik ya sama anak biar dipercaya.



Evi
June 15, 2023 at 10:25 pm

Mentang-mentang anak itu kita yang melahirkan bukan berarti connection langsung terbangun ya Mbak. Seiring berjalannya waktu, kesibukan, tanggung jawab dan banyak tugas lainnya, yang membuat lelah, kadang koneksi dengan anak mulai terganggu. ah saat itu lah kita perlu mawas duri. Karena anak adalah kertas putih, yang awalnya ditulis oleh orang tua mereka. Orang tua yang bertangung jawab membangun koneksi yang baik dengan mereka, jadi mengurangi drama-drama yang gak perlu. Begitu kan, Mbak? :)



June 16, 2023 at 8:22 am

Semangaaat, memang ya, gimana anak mau menerima masukan dan mematuhi aturan, jika kitanya enggak berusaha lebih dekat dengannya dan lebih memahami perasaannya. enggak pernah kelar memang belajar jadi orang tua….



June 16, 2023 at 1:10 pm

Kita semua gak sempurna kok, jadi memang perlu refreshing dengan menambah ilmu seperti yang dilakukan, antara lain bagaimana menjaga hubungan dengan anak. Semoga hubungannya tambah erat, dan anak siap menerima masukan dan aturan dari orangtuanya ya.



June 16, 2023 at 1:10 pm

Kita semua gak sempurna kok, jadi memang perlu refreshing dengan menambah ilmu seperti yang dilakukan, antara lain bagaimana menjaga hubungan dengan anak. Semoga hubungannya tambah erat, dan anak siap menerima masukan dan aturan dari orangtuanya ya, amin.



June 16, 2023 at 8:50 pm

bener Mak, teorinya memang connection before correction ya, walau memang pada prakteknya sulittt yaa, ada aja triger buat kita untuk mengkoreksi anak dibanding membangun koneksi atau bonding dulu. Memang ya jadi ibu itu harus banyak banget cari ilmu ya biar ga gampang stres menghadapi drama sama anak2



June 17, 2023 at 9:30 am

Saya pun mengalami mbak, sering sekali tengkar dengan anak saat beraktivitas bareng, merasa ini anak kok nggak mau ngerti sih kalau dikasih tau. Dan anakku pun sering jawab kok bunda maunya maksa sih, duh. Emang harus dari kitanya yang belajar dan berubah, nggak mungkin kan anak yang malah ngemong kita



June 17, 2023 at 10:08 am

Jadi orangtua itu harus siap belajar terus ya mbaa. Belajar juga untuk menciptakan serta menjaga connection dengan anak. Terima kasih pengingatnya mba. Semoga kedekatan dengan anak anak semakin baik ya. Doa ini juga untuk diriku :)



June 17, 2023 at 10:08 am

Jadi orangtua itu harus siap belajar terus ya mbaa. Belajar juga untuk menciptakan serta menjaga connection dengan anak. Terima kasih pengingatnya mba. Semoga kedekatan dengan anak anak semakin baik ya. Doa ini juga untuk diriku :)
Makasih mba



June 17, 2023 at 11:40 am

Aku tuh sekarang kalau menghadapi anakku sampai mengingat-ingat ilmu2 parenting loh mbak. Kayak menemani belajar pun, gimana ya caranya biar anak nyaman pun aku cari tau dulu. Pokoknya sekarang memposisikan aku bestienya dia wakakakaa



June 17, 2023 at 12:31 pm

Hal sederhana yang selalu saya tanyakan sama anak kalo pulang kerja adalah, mengenai kegiatan ia di sekolah dan di rumah, perasaannya kayak apa…meski kadang masih capek, hp off dulu, dan sekarang mereka sudah mulai besar, saya sering meluangkan waktu buat ngobrol dan melakukan perjalanan bersama, makan ngobrol kadang hanya dengan satu anak saja, yang lain tinggal



June 17, 2023 at 7:54 pm

Anak pertama saya uda usia teen. Menjaga koneksi dengan dia lebih menantang ketimbang dg si adek yang baru naik kelas tiga. Anak teen sudah mulai menjaga privasi dan mencari jati diri,.. manusia yang sedang berkembang lebih maju ke usia dewasa… Puji Tuhan so far koneksi masih terjaga. Mungkin suatu hari bisa jadi ada slek juga…tapi begitulah hubungan dengan orang dekat yaa.. Kadangkala konflik justru merupakan awal untuk menjadi lebih mengerti satus ama lain.



June 17, 2023 at 8:11 pm

duh sama seperti yang aku rasakan, ini anak-anak kok makin susah diomongin,
tapi kalau dilihat lagi ke belakang memang akhir-akhir ini aku lebih banyak sibuk ngurusin kerjaan dibanding main sama mereka



June 17, 2023 at 8:59 pm

Bermanfaat sekali dan bisa saya ambil contoh ini jika saya memiliki hal yg sama. Memang ya kesabaran dalam mendidik dan membesarkan anak itu sungguh sangat luar biasa …
Keberhasilan anak itu segalanya buat kita



June 17, 2023 at 9:08 pm

penting banget ya, mbak selalu menjaga koneksi dengan anak ini. jadi ingat saya pernah sedih banget waktu anak bilang dia lebih suka di rumah ibu yang jagain dia karena saya marah-marah melulu. untung sekarang sudah nggak bilang begitu lagi anak saya



June 17, 2023 at 9:12 pm

mengenai pola asuh anak yang aku yakini bahwa setiap Ibu tau apa yang terbaik untuk anaknya



June 17, 2023 at 9:24 pm

Berkomunikasi dengan anak-anak seperti belajar art, seni berbicara yang bisa diterima oleh anak. Tiap anak beda karakter, tambah usia, juga perlu di achieve lagi cara berkomunikasinya. Dengan berusaha lebih dekat dengan anak-anak, kita akan bisa lebih memahami bagaimana cara berkomunikasi yang bisa “klik” ke anak-anak. Semoga kita, para orang tua bisa lebih baik lagi menjaga hubungan (connecton) dengan anak-anak seiring bertambahnya usia mereka.



June 17, 2023 at 9:48 pm

connection before correction. That’s true!
analogi di atas jadi ada gambaran yah, jangan merasa “aku kan ibumu” berarti anak otomatis menuruti. Mungkin anak nurut sebentar tapi dalam hati ia berontak, seperti bom waktu menunggu duaaar…
alhamdulillah Allah kirim jawaban lewat scrolling IG :D



June 17, 2023 at 10:47 pm

Makasih buat pengingatnya. Aku nanti kalau punya anak juga mau menjaga connection sama mereka. Tentunya sama pasangan juga, bersama gitu deh. Bukan nuntut buat mereka nurut, tapi biar tetap dekat saja



June 17, 2023 at 11:02 pm

Membangun koneksi atau bonding dengan anak emang kyknya kudu sering2 menyediakan waktu berkualitas dengan anak. Kyk banyakin ngobrolnya, banyakin bikin memori yang menyenangkan kali ya? Gak perlu mihil2 liburan bareng. Bisa sambil dilakukan dengan ngegame di rumah atau pas ngajakin anak beli apa gtu di minimarket hehe. Yg penting saat sama anak emang emaknya fokes ke dia #imho



Adriana Dian
June 17, 2023 at 11:45 pm

Setujuuu, menjaga connection ke anak tuh emang penting banget ya maaaak.. biar anak senantiasa merasa juga kalo orangtuanya tuh dekat dengan mereka yaaa



June 18, 2023 at 1:37 am

Menurutku, hambatan terbesar orangtua adalah di saat orangtua merasa ia harus diturutin.
Padahal anak-anak yang telah beranjak dewasa, sudah bisa berpikir sendiri dan orangtua hanya memberi tahukan resiko setiap opsi yang mereka pilih.

Memang jatuhnya jadi lebih lama komunikasi seperti ini.
Tapi ini efektif membangun connection dengan anak.



June 21, 2023 at 10:28 pm

Dalam bahasa Inggris, parents itu berarti ayah dan ibu. Pengasuhan memang membutuhkan kedua belah pihak yang terlibat secara aktif ya mak. Makasih ya mak untuk sharingnya



June 22, 2023 at 4:36 pm

Hiks2x aku banget lagi drama dengan anak., Moga bisa lebih tenang akunya jadi no drama pas nasehatin anak



June 22, 2023 at 6:04 pm

Kayanya mau sampai kapanpun, ilmu parenting itu penting. Awalnya aku pikir harus getol aja pas bayi kaya soal ASI, MPASI, dll. Eh ternyata memang harus selalu dilakukan ya. Apalagi di bagian menjaga koneksi dengan anak. Penting banget!



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *