Berjumpa Lagi dengan Cantiknya Pantai Tanjung Lesung
Sebelum PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dimulai, sektor pariwisata kayaknya sudah kelihatan lagi aktivitasnya meski nggak banyak dan tetap dibatasi. Saya juga jadi kangen liburan dan pengin banget balik lagi ke Pantai Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten. Pantai indah yang pernah saya datangi terakhir kali 8 tahun yang lalu.
We really had quality times everytime we came here. Tapi sejak punya anak belum pernah berkunjung lagi. Biasanya kami hanya pergi sekitaran Jakarta, paling jauh ke Bogor. Haha. Kayaknya bakal seru, nih, kalau ngajak si kecil liburan ke sini. Apalagi Hammam tuh belum pernah main di pantai, menginjak pasir dan bersentuhan langsung dengan air laut. Ya ampun, gimana mau jadi petualang tangguh, ya, kalau sama pantai aja dia nggak kenal?
By the way, ini bukan ngajakin pembaca untuk segera liburan juga, ya. Suasana lagi genting, Gengs. Ini hanya cerita yang baru sempat ditulis, takut lupa kalau makin ditunda-tunda. So, enjoy!
Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung
Tanjung Lesung terletak di pesisir Banten yang sedang dikembangkan menjadi Tujuan Wisata Internasional. Sepertinya nanti akan keren banget deh kota kawasan ekonomi khusus yang memiliki luas 1500 hektar ini, sampai mau dibangun Bandara segala. Cuss, deh, nanti-nanti ke sini naik pesawat aja!
Sempat sedih banget dengan musibah Tsunami yang menerjang tahun 2018 yang lalu. Dan belum lama sejak pantai di ujung Banten ini mulai berbenah, terjangan berikutnya datang dalam bentuk pandemi Covid. Huhu.
Little bit flashback, saya sendiri mengenal Pantai Tanjung Lesung sejak tahun 2005 atau 2006, ketika mengisi liburan kuliah dengan ikutan teman mudik ke rumahnya di Pandeglang. Iya, iya, tahun segitu saya sudah kuliah, Gengs. Jangan tebak deh sekarang usianya berapa.
Sayangnya saat itu saya nggak benar-benar sampai menginjakkan kaki di sana. Karena yang katanya dari rumah teman saya itu bisa ditempuh dengan perjalanan setengah jam saja, ternyata sudah satu jam mobil melaju, eh, nggak sampai-sampai juga. Hari pun sudah terlalu sore dan kami kembali lagi dengan tatapan sebal ke saudara teman saya yang jadi tour guide-nya. Hahaha.
Sebagai anak dari keluarga yang pikniknya cuma ke Cibodas sama Anyer selama belasan tahun, saya kok terbayang terus sama pantai yang katanya cantik banget ini. Akhirnya setelah menikah, saya ngajakin suami roadtrip tanpa tahu Tanjung Lesung ada di belahan mananya Banten. Hanya bermodal Google Maps tahun 2012 yang Masya Allah fitur masih jadul dan navigasinya suka bikin nyasar. Kemudian perselisihan suami istri pun terjadi selama perjalanan.
Time flies dan kenangan indahnya belum pudar dari ingatan. Sampai usia pernikahan kami menginjak angka sepuluh, ceritanya mau merayakan dengan konsep quality time adventure. Pas banget Hammam juga sudah selesai acara graduation Taman Kanak-kanak.
Rute Perjalanan ke Pantai Tanjung Lesung
Kalau ada yang pernah dengar “Jakarta-Tanjung Lesung 3 jam”, itu hanya iklan, ya, Gengs. Aslinya dari perbatasan Jakarta Selatan ke pantai ini jaraknya 193 km dan butuh waktu setidaknya 4,5 jam perjalanan. Mungkin 3 jam itu kalau jalan tol Tanjung Lesung yang sedang di bangun sudah jadi.
Terdapat 4 rute yang bisa dilewati berdasarkan informasi dari Google Maps. Rute pertama, lewat Anyer. Pasti tahu, kan, Pantai Anyer? Yes, dari situ jalan teruuuus saja sampai Labuan. Setelah itu kendaraan bisa diarahkan ke Tanjung Lesung.
Rute kedua, jalur Serang. Dari jalan tol Jakarta-Merak keluar di pintu tol Serang Timur dan lanjut ke Pandeglang. Pada akhirnya sama-sama menuju Labuan seperti rute pertama.
Rute ketiga, jalur non tol. Bagi yang menggunakan kendaraan sepeda motor bisa melalui jalur ini. Saya sih belum pernah mencobanya, karena jaraknya ratusan kilometer, kaaan. Nggak sanggup euy kalau harus naik motor. Apalagi sekarang sudah ada anak.
Rute terakhir, via transportasi umum. Tanjung Lesung bisa ditempuh dengan kereta api dari stasiun Tanah Abang ke Rangkas Bitung, kemudian lanjut dengan bus dan ojek. Sebenarnya sempat terlintas untuk menjajal rute ini, tapi kami hanya punya waktu 2 hari libur. Jadi naik kereta atau bus bukanlah pilihan yang tepat.
Rute yang paling saya suka adalah yang kedua, yaitu lewat pintu tol Serang Timur. Mungkin karena jalur Anyer sudah terlalu sering dilewati dan kami butuh suasana baru. Yang semula Pak Suami pengin lewat Anyer saja, akhirnya setuju dengan rute pilihan saya. Alhamdulillah sekarang nama Tanjung Lesung sudah ada di hampir semua petunjuk arah.
Hotel, Villa dan Camping Ground
Kami stay di Tanjung Lesung Beach Cottage, salah satu penginapan yang berada di bawah manajemen Tanjung Lesung Beach Hotel & Villa. Selain Cottage ini ada juga Kalicaa Villa dan Ladda Bay Villa yang memiliki daya tariknya sendiri. Bahkan ada juga akomodasi dengan konsep camping ground yang biasanya disewa oleh backpacker, namanya Blue Coral.
Karena kami hanya bertiga dengan anak kecil, jadi pilihan jatuh pada penginapan model cottage. Kalicaa Villa terlalu besar untuk kami dan harganya pun lebih mahal. Ladda Bay lebih murah tapi saya tahunya telat, karena villa dengan konsep homestay ini masih baru. By the way di Ladda Bay terbuka investasi, tuh. Siapa tahu ada yang mau beli villa seharga 500 jutaan :P
Sementara itu, meski liburannya ala-ala adventure tapi rasanya kami belum siap untuk menginap di Blue Coral. Haha, manja banget yaaak. Nanti, deh, nunggu Hammam agak besar lagi.
Ada satu hotel lain yang saya tahu, namanya Blue Fish Hotel. Sebelumnya kami selalu menginap di hotel ini. Sesuai namanya, hotel ini menyediakan aktivitas memancing, trip ke Krakatau atau Ujung Kulon hingga watersport.
Serunya ke Tanjung Lesung, setiap penginapan selalu menghadap ke pantai, jadi wisata pantainya terasa lebih private karena pengunjungnya hanya tamu yang menginap saja. Terasa lebih aman kalau mau liburan tipis-tipis di kondisi pandemi begini. Hasil foto-fotonya juga lebih bagus, nggak terlalu butuh aplikasi photo editing untuk ngilangin orang-orang di background.
Aktivitas Liburan di Pantai Tanjung Lesung
Selain pantai-pantai yang berhadapan dengan cottage dan villa ini, ada juga pantai yang bisa dikunjungi oleh umum. Namanya Bodur Beach. Kalau nggak salah dulu masuk ke pantai ini bayar Rp 15.000 per orang, belum termasuk parkir kendaraan.
Di Pantai Bodur banyak pengunjung yang datang menggunakan sepeda motor bahkan bus. Iyes, jalanan di Tanjung Lesung bisa dilalui oleh Bus, kok. Kali aja ada yang mau pergi rombongan kalau nanti pandemi sudah beres. Dan ke Bodur Beach kita nggak perlu menginap seperti kawasan hotel lainnya.
Sayangnya dikunjungan kemarin Pantai Bodur sedang ditutup. Padahal di sini pantainya landai dan jadi spot favorit untuk melihat matahari terbit.
Dan satu lagi pantai yang menawarkan beragam aktivitas air seperti banana boot, kayak, snorkling dan lain-lain, yaitu Lalassa Beach Club. Tamu-tamu di Blue Fish Hotel atau Ladda Bay Villa biasanya dapat tiket gratis masuk area ini, bahkan tiket snorkling juga. Asyik banget, Gengs! Soalnya di luar package itu tiket snorkling-nya Rp 200.000 dan masuk pantainya juga bayar lagi.
Selain menikmati keindahan pantai yang bersih dan udara yang masih segar, di pantai banyak banget spot foto iconic. Seperti tulisan Tanjung Lesung yang super besar, saung dan kursi-kursi kayu, ayunan, pintu yang menghadap ke pantai dan lain-lain. Anak-anak bisa bermain di playground atau berenang.
Baca juga : Wisata Pantai Tablolong di Kupang
Di depan pintu masuk Pangrango Resto ada meja pingpong, lapangan basket dan bulu tangkis, kolam ikan untuk memancing, hingga sepeda. Tadinya mau main bulu tangkis, tapi Hammam nggak mau karena dia nggak sabar minta berenang.
Pagi hari bisa dimanfaatkan untuk olahraga di sekitara villa atau cottage. Di mana pun berada, tetap bikin keringat ya biar badan segar bugar. Apalagi suasana dan udaranya enak bangettttt. Dan kalau sudah malam, siap-siap dengan gugusan bintang yang mempesona di langit gelap. Karena daerahnya masih minim polusi.
Protokol Kesehatan
Tanjung Lesung Beach Hotel & Villa sudah bersertifikasi CHSE (Cleanless, Healthy, Safety, Envorinment Sustainability). Artinya selain memberlakukan protokol kesehatan yang ketat, juga berlaku berbagai standar mendukung untuk masa pandemi ini.
Dan karena tempatnya memang beneran private, saya dan keluarga nggak harus bertemu dengan banyak orang. Konsep penginapan yang berjarak cukup jauh antara cottage satu dengan lainnya, pas banget untuk liburan keluarga dengan rasa aman.
Selain hotel yang sudah menerapkan protokol kesehatan ketat, diri sendiri juga harus memiliki kesadaran tinggi dalam menjaga kesehatan. Seperti membawa sendiri hand sanitizer, masker cadangan untuk ganti setiap 4 jam dan ingat-ingat untuk nggak kontak langsung dengan orang lain. Jangan lupa mandi dan ganti baju bersih.
Sebenarnya liburan di pantai cantik ini nggak cukup cuma dua hari satu malam. Tapi overall sangat sangat berkesan bagi kami bertiga. Bukan hanya pengalaman menginapnya, melainkan keseluruhan perjalanan yang seru dan menyenangkan.
Sampai hari ini Pantai Tanjung Lesung masih jadi topik hangat untuk dibicarakan di rumah. Hammam sudah punya rencana, akan kembali lagi setelah pandemi ini berlalu. Mau liburan seminggu, katanya. Duh, saya juga mau banget, siiiih.
Apalagi setelah check out suami ngajakin eksplor sebentar pantai-pantai di luar kawasan Tanjung Lesung. Jadi dari pintu keluar kami belok kanan dulu. Masya Allah ternyata ada pantai indah lainnya di luar sana. Jalanannya pun seru, berbelok dan menanjak. Bikin kami jadi bisa memandang lautan sepuasnya dari dataran tinggi.
Sayangnya kawasan ini terlihat belum dikelola dengan baik dan protokol kesehatannya masih diragukan. Sehingga kami nggak mampir sama sekali. Semoga suatu hari nanti bisa eksplor lebih jauh ke pantai-pantai ini.
Saat ini angka terinfeksi Covid-19 lagi tinggi-tingginya. Buat yang mau liburan bisa ditahan dulu, ya, Gengs. Nanti kalau sudah aman, liburannya pasti akan lebih nyaman.
Kalian pernah ke Tanjung Lesung juga, nggak? Ceritain dong keseruannya di kolom komentar :)
Comments
Naksir ama sea view swimming pool nya kak..
Bakal betah renang kalau kolam renangnya cihuy gitu… Jadi pingin jalan..
*nahan napas, jangan main dulu..
Aku aja yang kalau pergi-pergi paling malas renang, eh ini niat banget bawa baju renang segala dan enjoy banget. Apalagi saat itu kolamnya sepi banget jadi no worries. Sayang ih nggak lama pulang dari Tanjung Lesung langsung ada lonjakan covid yang gila-gilaan. Jadi memang harus ditahan dulu nih untuk sementara waktu.
Mba jangan ketawain yaa.. asli saya baru tau kalau Tanjung Lesung di Banten.. hahaha.. lemah sekali geografiku. ngebaca postingan mba Dzulfa jadi kangen ke anyer deh. cuma yaa.. kondisi begini. Kapan yaa berakhirnya?
Haha, di lingkunganku juga pada belum tahu kalau di Banten ini ada pantai yang namanya Tanjung Lesung. Semua pada tahunya Anyer sama Carita aja. Aku pun tahunya karena dulu dikasih tahu sama teman. Semoga kondisi ini segera berakhir, ya. Semua orang pada kangen liburan soalnya.
Aku belom pernah ke Tanjung Lesung nih, pernah diajakin temen yang tinggal di Serang, katanya deket lah dari sana, cuma waktu itu ga kuat cuacanya yang panaas, kek cacing kapanasan akutu, dari Bandung tinggak dua hari aja berasa lamaaa, pengen cepet pulang.
Waah, ada beberapa rute yang bisa dicapai yaa, indah banget kalo pas udah di sana apalagi banyak kegiatan yang bisa dilakukan. Semoga next bisa mampir ke siniii.
Iya, Teh. Bahkan ada 1 rute lagi yang belum dibuka, nih. Semoga cepat beroperasi deh tol barunya dan pandemi juga cepat kelar jadi bisa ke sana lagi dengan jalur cepat :P
Belum pernah ke sana tapi udah sering banget denger cerita tanjung lesung. Arah pandeglang sana cakep ya mbaa. Gengs, aku juga kuliah di tahun sgituan. Ih kapan atuh kita hunting pepotoan yaa. Moga corona cepat kelar ya bisa kesitu lagiii. Dan moga makin bagus pariwisata di sana
Aamiin. Semoga kita bisa barengan ya nanti kalau ke sini. Saling motoin di tepi pantai yang syahdu…
I haven’t been here for a very long time. It is always good to see the beach and feel the breeze. I have to come back here again
You have to, Mbak. Before Tanjung Lesung is getting more famous then, hehe.
Wah indah sekali pantai Tanjung Lesung ini, airnya biruuu cantik. Pengin nih, kalau pandemi sudah berlalu, bisa pergi bersama keluarga ke pantai Tanjung Lesung. Menginap di cottage unik juga ya, apalagi suasananya asri seperti itu.
Tempatnya enak banget buat liburan dan quality time sama keluarga. Kesannya kayak jauh dari mana-mana gitu loh, nggak ada suara kendaraan lewat. Jadi tenaang banget rasanya.
Pantai Tanjung Lesung ini cantik ya mbak
pantainya bersih
Suka dengan cottagenya, terlihat nyaman dan asri
pasti menyenangkan menghabiskan waktu di Pantai Tanjung Lesung ini
Sekalian stress healing, sudah lama nggak liburan :)
Sist please deh, kan aku jadi mau liburan jugaaa. Bayangin ke Tanjung lesung naik Pesawat seru kali ya, haha. Terakhir ke area Anyer bawa kendaraan pribadi, perjalanan berasa tak berujung, dikit-dikit menepi karena aku lagi hamil Bil dan masih mau mumun terus. wkwkwk
Mbak Han, ke sini seru banget lah kita sama anak-anak FD yuk nantiiii. Cottage-nya ada yang gedean gitu buat rame-rame. Cocok deh sama kita yang doyan ketawa, nggak akan terlalu ganggu kamar sebelah karena jaraknya lumayan. Hahahaha.
Oh, ini pantai tempat Seventeen manggung waktu itu ya, Mak? Ya Allah, sebenarnya indah, yaa.. Tapi namanya musibah kita ngga pernah tau kapan datangnya.
Saya kalau mau ke pantai, paling dekat ke Jogja. Aduh, udah lama banget ngga ke pantai nih, jadi pengen ke pantai kalau kondisinya sudah aman.
Iya betul, Mak, tempat kejadian yang Seventeen itu. Di Jogja aku pernah ke Pantai Parang Tritis asyik pantainya landai dan luas banget.
Aku belum pernah ke Tanjung Lesungnya mba tapi kalau pas ke Serang biasanya mainnya ke pantai apa tuh lupa pasir putih gitu,..udah lama banget ga ke pantai semoga ya mba nanti prokesnya ga meragukan dan pandemi usai biar cepet jalan2 aamiin
Kalau dari Serang yang terdekat pantai Anyer dan Carita, Mbak, setahuku.
Sebenarnya saya lebih suka wisata ke daerah pegunungan. Saya suka melihat rimbunan pohon-pohon apalagi diselingi dengan bunga aneka warna.
Tetapi melihat foto-foto pantai ini, kok saya mulai jatuh cinta juga nih sama pantai, hahaha.
Apakah saya harus pindah ke lain hati, atau mencintai keduanya saja. Boleh kan ya?
Suka sama pemandangan pegunungan sekaligus suka juga sama pantai, wkwkwk.
Menurutku yang paling menarik itu adalah Pantai Bodur. Kebayang saya sekeluarga datang ke pantai ini dengan naik bus. Huaaa pasti senang kan ya.
Kalau diingat-ingat kayaknya Tanjung Lesung yang bikin aku jadi suka sama pantai. Hehe. Padahal aku juga sukanya ke gunung.
Salah satu destinasi wisata favorit kami (saya tepatnya) adalah pantai, apalagi kalau pemandangan pantainya masih perawan seperti Pantai Tanjung Lesung ini, awesome bangett. Ahhh jadi kangen mantai lagi… ( so long time ago, pernah ke Pengandaran dan deretan pantai yang ada di daerah Pengandaran, sampai ke Pantai Batu hiu, indaaah bangett)
Wah aku terakhir ke Pangandaran itu tahun 2001 kalau nggak salah. Dan baguuus banget, ya. Jadi kangen mau ke sana lagi.
Biru bangettt, langsung seger melihatnya. Soalnya di kota saya pantainya nyoklat…. semoga situasi bisa lebih baik lagi, kita semua pasti rindu jalan2 hirup udara bebas dan pemandangan alam
Beneran ini nyegerin mata banget. Pengin berlama-lama aja memandangi hamparan laut.
Iya dengar pantai Tanjung Lesung langsung teringat tragedi Tsunami ya jadi kesannya seram, padahal pantainya indah dan bersih, semoga bisa kembali ramai dikunjungi oleh wisatawan setelah pandemi..
Ini kakakku yang nggak mau lagi ke Tanjung Lesung, katanya takut karena pernah ada Tsunami. Padahal pantainya cantik banget.
Masya allah cantik sekali pantai tanjung lesung ini, ah jadi ingin liburan kesana. Melepas penat.
Semoga bisa ke Pantai Tanjung Lesung someday, ya, Teh :)
Aku paling naksir tuh kolam renang di pinggir pantai.. Kayaknya asik ya berenang-renang di situ… Semoga suatu saat nanti bisa main ke Tanjung Lesung
Apalagi kolamnya pas sepi, nggak ada orang lain. Beuh itu kayak kolam kita yang punya, Mak!
Aku udah lama banget nih nggak jalan-jalan kangen banget rasanya jalan-jalan apalagi lihat pantai kayak gini
Jalan-jalan virtual dulu aja ya, Ra.
jujur aku awalnya nggak tahu pantai Tanjung Lesung itu di mana sampai ada tsunami tahun 2018. dari situ jd paham kalau tempatnya bagus dan cantik banget. juga nggak begitu jauh ya dari kota Jakarta ( buat aku).
pengen deh kapan2 bisa berkunjung ke sana
Sampai sekarang masih ada sisa-sisa Tsunami di bibir pantai dan juga di dalam cottage yang belum diperbaiki. Mungkin untuk jadi pengingat juga pernah ada peristiwa itu.
Belum pernah ke Pantai Tanjung Lesung.
Padahal mah kalau di Jawa Barat, kudu banget yaa..cobain ke Banten.
Dan sungguhan bakalan ada bandara?
Bakalan jadi wisata potensial Indonesia.
Iya, Kak. Sayangnya aku nggak masuk ke area yang mau dibangun bandaranya itu karena buru-buru mau pulang. Kalau bandaranya sudah jadi, cobain ke sini naik pesawat yaa. Hihi.
Tanggal 27 Juni yang lalu sebenasrnya kami mau ke Tanjung lesung untuk acara kantor. Qadarullah harus isoman karena suami positif. Akhirnya, acara jalan-jalan tinggal mimpi, ditambah sekarang sedang pembatasan begini. Saya sendiri belum pernah ke Tanjung Lesung, jadi makin mupeng setelah membaca postingan ini.
Ya Allah, semoga suaminya lekas negatif ya, Mbak Damar. Mudah-mudahan nanti bisa ke jadi ke Tanjung Lesung. Asyik banget di sana.
Sebelum covid aktif wisata aktif banget, semoga hal ini cepat usai virus nya
Aamiin.
Tanjung lesung memang indah, apalagi dulu. Duh, dulu ke sana itu bagaikan ke ujung dunia wkwkkw. KArena perjalanannya dulu buat ke sana emang perjuangan banget, sekarang makin mudah ya aksesnya
Bener banget, Mak. Udah kayak offroad sepanjang jalan. Uji nyali pokoknya hahaha.