fbpx
Family & Parenting

Ketika Bayi Bau Tangan Tumbuh Menjadi Anak yang Percaya

Waktu Hammam masih bayi dan suka menangis, rasanya sedih banget dengan anggapan “Jangan sering digendong, nanti jadi bayi bau tangan.” Haaa? Well, okay. Anggapan ini memang sudah ada sejak berabad-abad lamanya. Tapi begitu mengalami sendiri punya bayi dan disarankan untuk nggak sering-sering gendong, kok hati ini rasanya hancur, yaaa???

He is my baby, yang sudah ditungguin kehadirannya selama bertahun-tahun, karena saya memang nggak langsung cepat hamil setelah menikah. Sekarang bayinya sudah lahir kok ya disuruh jangan keseringan digendong? Why?

bayi bau tangan

Jadi, kemarin malam waktu saya scrolling di Instagram ada Psikolog Anak Firesta Farizal yang baru saja share story tentang bayi. Langsung ke-trigger lah buat nulis pengalaman sendiri bagaimana selama ini saya selalu berusaha dekat dengan Hammam dan bagaimana level ketergantungan anak terhadap orang tua khususnya Ibu.

Kalau kata teman saya, sering menggendong itu memang jadinya anak bau tangan. Karena menggendongnya dengan tangan. Coba kalau pakai kaki, jadinya bau kaki. Haha. Bisa aja ya, dia.

Nah teman saya yang pemilik blog echaimutenan.com ini malahan sampai ambil sertifikasi babywearing educator, lho. Saking bagusnya manfaat menggendong, baik untuk bayi maupun untuk ibunya sendiri. Jadi Mak Echa (begitu saya memanggilnya) pengin bisa mengedukasi ibu-ibu lain tentang menggendong serta bagaimana caranya menggendong yang baik dan benar.

Bukannya Bayi Bau Tangan, Melainkan Akan Merasa Aman

Balik lagi ke story-nya Ibu Firesta. Psikologi Anak yang pernah membantu Hammam karena masalah speech delay dan sensori integrasi ini mengatakan, bahwa bayi butuh merasa aman hidup di dunia yang kita tinggali ini. Kalau bukan karena orang terdekat (dalam hal ini ibu) yang setiap kali selalu hadir untuknya, lalu siapa lagi yang bisa memberikan rasa aman tersebut?

Ya, memang benar, sih. Selama di dalam rahim tuh bayi hidupnya tenang banget. Tiba-tiba lahir ke dunia, bayi harus beradaptasi dengan banyak hal. Menggendong bayi adalah salah satu cara kita untuk melindunginya, memberikan rasa aman, nyaman dan menumbuhkan rasa percaya.

Jadi, please mari kita hilangkan mitos bau tangan ini dari peradaban, yuk.

Terus, Bu Firesta juga share tentang ketergantungan anak terhadap orang tua. Banyak yang bilang, kalau anak nangis, terus langsung disamperin sama orang tuanya nanti bakalan jadi manja dan ketergantungan. Tapi mari kita tinjau lagi. Ini yang nangis bayi, lho, gengs. Bukan anak-anak yang sudah bisa melakukan beberapa hal secara mandiri atau setidaknya sudah bisa bilang maunya apa.

So, menjadi tugas kita untuk memastikan bahwa si kecil dalam keadaan baik-baik saja dan semua kebutuhannya terpenuhi. Tangisan adalah bahasanya bayi. Semua yang diinginkan bayi disampaikan melalui tangisan. Makanya suara tangis ketika lapar akan berbeda dengan tangisan ketika popoknya basah atau ada yang terasa sakit.

Hammam Si Anak Super Santai

Karena masalah sensori yang dialaminya, sejak bayi sampai usia 3 tahun Hammam nggak bisa tidur dengan tenang. Setiap hari mesti begadang, bobonya juga harus digendong. Benar-benar tipikal bayi “bau tangan”, lah.

Setelah Hammam mendapatkan terapi sensori integrasi dan perilakunya mulai berubah, saya pun mulai aktif ngeblog dan mencoba untuk menghadiri undangan liputan blogger atau event lain yang mengharuskan saya keluar rumah. Itu waktu Hammam usianya 3 tahun kurang.

resto favorit keluarga

Saya ingat betul bagaimana sorot matanya yang agak sedih karena kami harus berpisah. Padahal saya perginya cuma sebentar, kira-kira 4 atau 5 jam waktu itu. Tapi dia belum mengerti kan 4 jam itu berapa lama.

Saat itu suami yang menemani dan mengurus Hammam selama saya pergi. Suami juga turut menguatkan dan menyemangati bahwa nggak apa-apa kalau saya harus keluar rumah dan jangan terlalu khawatir sama anak, selama di rumah ada yang menjaga. Sejak itu Hammam selalu mengerti dan nggak pernah drama kalau saya harus pergi-pergi.

Apalagi sekarang dia sudah lumayan mengerti waktu. Jadi ngasih tahunya lebih enak, “Mami pergi sebentar, nanti jam 3 sudah pulang, kok.” Biar nggak terasa maminya lagi pergi, saya suruh dia tidur siang jam 1. Kadang saya pulang dianya malah belum bangun.

Perilaku santai Hammam juga terlihat ketika ia mulai sekolah tahun 2019 yang lalu. Sejak hari pertama masuk sekolah Hammam sudah excited dan nggak merasa khawatir saat berada di tempat baru, meski saya nggak menungguinya.

Tumbuh Rasa Aman dan Percaya

Gara-gara pembahasan soal ketergantungan yang diposting sama Bu Etha, saya jadi mikir. Kenapa Hammam bisa se-santai itu? Kadang saya suka merasa dia tuh cuek banget, gitu. Ataukah saking nyamannya dia sama saya, jadi sudah nggak takut lagi kalau ditinggal pergi. Padahal setiap saya mau ke indomaret, dia yang sudah pakai sandal duluan mau ikut.

Lalu saya tanyakan soal ini kepada Bu Firesta melalui direct message dengan me-reply salah satu story-nya tadi. Dan begini penjelasan dari beliau.

Jadi ternyata memang benar, ya. Kalau dari penjelasan Bu Firesta, Hammam bisa bersikap santai karena di dalam hatinya telah tumbuh rasa percaya bahwa ke mana pun orang tuanya pergi, pasti akan kembali lagi dan bisa bersama-sama lagi dengannya.

Satu lagi, supaya anak makin percaya sama kita, selalu jujur dengan apa yang kita lakukan. Jangan membuat alasan yang mengada-ada hanya supaya anak tenang dan nggak nangis waktu ditinggal. Misalnya bilang “Ibu pergi sebentar, cuma ke Alfa mau beliin adik permen.” Kalau anak tahu kenyataannya, yakin lah rasa percaya itu nggak akan tumbuh di hatinya.

Alhamdulillah, nggak ada ruginya kami selalu menghabiskan waktu bersama. Tentunya sambil diajarkan caranya beradaptasi terhadap lingkungan dan belajar mandiri.

bayi bau tangan
Si bayi bau tangan sudah besar, nih :)

Semoga Buibu semua bisa mendampingi anak sejak menggendong bayi, sampai si kecil bisa mandiri, yaa. Tetap semangat!

Baca juga : Hammam Sudah Punya Kamar Sendiri

Author

dzul_rahmat@yahoo.com
Mindful Parenting Blogger || dzul.rahmat@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *