Beneran suka deh sama tema blog challenge yang diberikan oleh Blogger Perempuan Network. Tema untuk hari ke-6 ini adalah 5 fakta tentang diri sendiri. Hmmm, agak bingung sih kalau ditanya fakta apa yang ada di balik diri saya. Jadinya saya minta bantuan suami untuk menyebutkan apa saja fakta yang bisa saya tulis dan dia menyumbang 2 fakta :D.

Ok, here we go…

Bukan Pendiam, Tapi Pemalu

Teman-teman bilang saya sombong ketika pertama kali bertemu. Ada juga yang bilang ‘enggak berani ngajak ngobrol, soalnya kelihatan pendiam banget’. Emmm, iya juga sih.  Tapi sebenarnya saya bukan sombong, kok. Meski kelihatannya pendiam, aslinya saya ini pemalu. Makanya saya salut dan menghargai banget orang yang berani menyapa dan ngajak kenalan lebih dulu. Dan kalau sudah ngobrol merasa cocok, maka bisa-bisa kita jadi akrab banget.

Kayak waktu itu pernah di event Asuransi Astra bareng sama @mardiaheyyy, travel blogger yang udah menjelajah negara-negara ASEAN. Anaknya hebat gitu ke mana-mana suka solo traveling, tapi masih mau menyapa duluan, ya ampun seneng banget. Sekarang jadi akrab dan suka janjian kalau ada undangan dari Astra.

Jadi buat yang mengira saya sombong, mohon maaf yaaa. Sama sekali enggak maksud, kok. Buat yang sudah terlanjur menilai saya pendiam, mari kita tunggu sampai kita bisa ngobrol lebih banyak dan lebih dekat :)

Penakut

Suami bilang, saya penakut. Mungkin penyebab saya menjadi pemalu adalah pada dasarnya saya penakut kali, ya? Takut di sini luas banget, ya takut sama tikus, takut suara pesawat, takut di tempat asing, takut salah, takut dimarahin, takut ditolak dan takut-takut yang lainnya. Padahal kalau kita benar enggak perlu takut, kan?

Kayaknya sih gara-gara waktu kecil suka ditakut-takuti yang kurang masuk akal gitu lah sama orang dewasa. Eh, jadi penakut sampai gede. Makanya sekarang saya enggak mau menakut-nakuti anak saya, biar dia jadi pemberani—jangan kayak ibunya.

Suka Menulis…. dengan Jari

Ini sih sebenarnya sebuah fakta yang aneh bahkan bagi saya sendiri. Jadi saya tuh suka nulis-nulis pakai jari kalau melihat tulisan apa saja, khususnya ketika sedang dalam perjalanan. Nulisnya di mana? Di paha sendiri, atau paha suami kalau pas dibonceng motor. Hahahahahah.

Awal-awal jadi istrinya, suami heran ‘Kok ini ngapain sih ngelitikin paha orang?’ karena dia enggak tau kebiasaan saya ini. Sampai sekarang saya masih kayak gitu, eh kok jadi menular ke anak. Kalau mau tidur jarinya digerak-gerakin sambil menunjuk ke atas, karena di langit-langit kamar kami ada stiker glow in the dark bentuk bintang-bintang. Kayaknya sih dia melukis bintang gitu.

Kocak

Pak suami juga bilang bahwa saya kocak. Bukan kocak yang sekelas komedian, kok. Enggak tau juga sih dari sisi mana ke-kocakan itu bisa terucap dari mulutnya. Kalau dulu sih pas masih muda belia dan saya belum punya perasaan apa-apa dengan bapak satu itu, dia suka bilang muka saya bisa berubah-ubah kayak emot. Duh, bilang kek ‘kamu lucu’ gitu yaaaa >.<

Kocak versi terupdate, katanya sih karena saya suka tertawa. Saya jadi ingat teman saya si Feny, my partner in crime itu. Dulu kalau kami sudah berdua, pasti ada saja yang dibahas sambil tertawa. Sama teman sebangku waktu SMK yang namanya Diana juga gitu. Enggak di kelas, di kantin, di bus, kami ketawa teruuuus.

Baca juga : Cita-cita Bikin Stationary Store versi Eva dan Feny

Saya Bukan Orang Sunda

Banyak orang menilai cara bicara saya identik dengan orang sunda atau jawa. Padahal saya enggak ada logat sunda sama sekali. Lebih banyak yang bilang saya orang jawa, sih. Mereka bilang karena saya ngomongnya pelan, lemah lembut. Eeeaaaa…

Pas saya mengaku kalau saya adalah keturunan betawi asli, kebanyakan teman-teman pada enggak percaya. Kenapa? Karena orang betawi sudah terkenal dengan bahasa yang nyablak. Sementara saya enggak begitu. Dari kecil sudah diajarinnya bicara harus pelan, enggak boleh kencang-kencang. Harus sopan, apalagi sama yang lebih tua. Di keluarga bukan cuma saya yang begini, sapi semuanya juga bicaranya memang pelan. Cuma kalau saya enggak pakai logat betawi kecuali lagi heboh kumpul keluarga atau kumpul sama teman-teman yang se-suku.

Oh ya, ketika interview untuk masuk kuliah dosen saya pun enggak percaya kalau saya orang betawi. Menurutnya, pada saat itu jarang sekali ada anak betawi yang lanjut belajar sampai perguruan tinggi, kecuali Si Doel.

Well, dari 5 fakta tentang diri saya ini, apakah ada yang kalian enggak percaya? :P