Teknik Menggambar Doodle untuk Pemula
Teknik Doodle untuk Pemula. “Ya ampun, kertas satu rim cepat banget habisnya.” kata saya saat melihat stok kertas A4 milik Hammam semakin menipis. “Iya, kan Hammam suka banget gambar-gambar, mami.” jawab anak kecil yang lagi gemar-gemarnya berekspresi melalui gambar. Apalagi beberapa hari yang lalu baru diajak liburan ke Bogor, kertas-kertas putih itu kini berisi gambar kereta, kamar hotel, cafe dan lain-lain.
Saya suka banget kalau lihat Hammam menggambar, kayak nggak pakai mikir cuma corat-coret ngasal tapi tahu-tahu jadi gambar yang bercerita. Dulunya sih nggak ada minat menggambar, tapi sering saya buatkan gambar-gambar sederhana meski kemampuan menggambar saya sangat minim. Lama-lama dia suka request gambar dan saya menurutinya sambil nyontek gambar di Pinterest. Haha.
Saya melihat imajinasinya mulai berkembang ketika Hammam sering menggambar rumah dalam berbagai model. Kemudian digambar juga rumah dari sisi dalam ruangan lengkap dengan furniture-nya. Bahkan terpikir juga untuk membuat saklar lampu dan remote AC. Kadang Hammam masih mengulang gambar-gambar yang sudah pernah dibuat seperti menara Big Ben dan London Bridge yang ada di Inggris. Tapi setidaknya kalau nanti di pelajaran kesenian dia nggak akan melakukan hal yang dulu saya lakukan, yaitu hanya menggambar gunung, matahari terbit, awan dan sawah.
Suami saya bilang, sebaiknya kami mengarahkan hobi menggambar Hammam menjadi bakatnya. Meski menurut psikolog anak Firesta Farizal, M. Psi., Psikolog tes bakat baru bisa dilakukan ketika berusia 14 tahun, tapi orang tua harus tetap memperhatikan pada bidang apa anak terlihat lebih cepat mengerti dan menguasai. Bisa jadi itu bakatnya. So far baru saya baru cari-cari info tempat kursus menggambar yang ternyata biayanya lumayan. Sementara untuk teknik menggambar belajar bareng saja dulu di rumah. Semoga ada rezekinya untuk bisa mendaftarkan Hammam di kelas menggambar.
Doodle untuk Pemula
Seperti biasa sebulan sekali kami mengunjungi stationery store untuk membeli perlengkapan menulis dan menggambar. Ada yang menarik perhatian saya di salah satu rak buku yang terletak di lantai 2 toko tersebut. Buku yang sampulnya uniquely colorful dengan gambar-gambar lucu. Semula Hammam nggak mau ketika ditawarkan buku yang berjudul “How to Doodle” ini. Tapi setelah saya kasih pujian tentang gambarnya dan diingatkan bahwa setelah ini kita akan membeli pensil warna di lantai 1, akhirnya luluh juga.
Jika semasa sekolah dulu kita sering mencoret-coret bagian belakang buku pelajaran, itu termasuk doodle. Pengertian ini juga yang diungkapkan oleh penulis buku How to Doodle, Iwan Nugraha. Seperti halnya tulisan tangan setiap orang yang berbeda-beda, begitu pun dengan doodle. Makanya sering dibilang bahwa setiap orang memiliki goresan doodle yang berbeda. Kalau begitu yang selama ini dilakukan oleh Hammam juga bisa dibilang doodle, ya?
Karena awal Hammam belajar menggambar dari melihat gambar-gambar yang saya buatkan dulu, sepertinya buku How to Doodle bisa digunakan untuk media belajar. Bukan untuk Hammam sendiri, tetapi saya juga. Sampai di rumah langsung kami coba praktekkan teknik yang diajarkan dalam buku ini dan ternyata seru. Meski Hammam nggak terlalu excited tapi saya tetap terus mencoba sampai dia kepo sendiri dan akhirnya kami jadi belajar menggambar bersama-sama.
Review Buku How to Doodle
How to Doodle merupakan buku panduan menggambar doodle karya Iwan Nugraha yang penuh dengan goresan tangan yang kreatif dan imajinatif. Penulis memperkenalkan karakter-karakter lucu dan unik yang terinspirasi dari benda-benda di sekitarnya, seperti benda-benda rumah, makanan dan minuman, buah dan sayur. Iwan Nugraha sebenarnya sudah hobi menggambar sejak usia 5 tahun. Nggak heran doodling-nya juga keren-keren meski baru ditekuni sejak tahun 2016 untuk iseng-iseng dan akhirnya membuat buku pada tahun 2019.
Isi buku ini terdiri dari daftar isi, petunjuk alat-alat menggambar doodle, tips dan trik, beragam bentuk gambar dan panduan menggambar dan mewarnai. Sama seperti sampulnya yang lucu, isinya cukup colorful sehingga memberi kesan buku ini dibuat untuk anak-anak. Padahal Iwan mengatakan buku ini dibuat untuk semua umur, lho. Ya saya orang dewasa saja suka banget sama visual buku ini, anak-anak kayaknya bakal lebih suka, deh. Setidaknya suka membolak balik halamannya dulu saja, sebelum mereka tertarik untuk ikutan menggambar.
Daftar Isi
Daftar isi buku How to Doodle dibuat berdasarkan kategori gambar yang terdiri dari benda-benda rumah, makanan dan minuman, tanaman, monster, buah dan sayur, zona sekolah dan alam semesta. Klasifikasi ini juga memudahkan saya dan Hammam ketika ingin mencari gambar tertentu. Misalnya ingin menggambar buah semangka, tinggal cek di daftar isi bab Buah dan Sayur. Sayangnya nggak ada kategori transportasi, nih. Hammam sempat kecewa, biasa lah anak cowok sukanya otomotif. Haha.
Alat Menggambar, Tips dan Trik
Iwan Nugraha menjelaskan secara detail alat apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menggambar doodle selain kertas dan pensil. Ternyata kita butuh tisu selama proses menggambar untuk menyapu remah-remah penghapus. Jadi jangan diusap pakai tangan apalagi ditiup karena kalau ada tetesan air yang jatuh ke kertas bisa merusak gambarnya. Lagian, ya, lagi musim Covid-19 gini hindari nyebar-nyebar droplet. LOL.
Salah satu trik yang diberikan dalam buku ini adalah menciptakan karakter imut dengan goresan tumpul pada sudut-sudut gambar yang bentuknya kotak, persegi atau bentuk lainnya. Setelah saya coba trik ini kelihatan banget bedanya gambar yang sudutnya dibuat tumpul memang terlihat lebih lucu menggemaskan.
Bentuk dan Ekspresi Doodle untuk Pemula
Pada halaman ini banyak banget contoh-contoh bentuk dan ekspresi yang akan digunakan selama doodling. Selama ini saya dan Hammam hanya mengenal ekspresi senang dan sedih dalam menggambar. Akhirnya di buku ini diberi petunjuk kalau ekspresi itu ada banyak. Setidaknya ada lebih dari 50 ekspresi yang digambarkan oleh Iwan Nugraha.
Sketch Time!
Nah, ini adalah bagian paling seru. Menggambar dari dasar sampai menjadi satu karakter doodle. Langkah menggambarnya dibagi menjadi 5-6 tahap. Selain gambar juga ada teks yang menjelaskan langkah-langkahnya. Berikut ini salah satu contoh gambar bantal yang ada di halaman 19.
Karena gambar saya masih kaku, untuk satu karakter saya gambar berulang-ulang. Kemudian dari beberapa gambar itu saya berikan wajah yang berbeda-beda, mengambil contoh dari ekspresi di halaman 3. Dalam setiap pergantian bab, ada halaman inspirasi. Yaitu karakter-karakter lain yang nggak ada diberikan step menggambarnya. Jadi kita harus mulai belajar menggambar sendiri tanpa petunjuk detail.
Oh ya di setiap halaman ada QR Code yang bisa di-scan dan akan mengarahkan kita pada video tutorial di youtube. Setiap QR Code-nya unik, jadi setiap gambar memiliki video tutorialnya sendiri-sendiri.
Mewarnai dan Mencari Doodle
Pada bagian ini buku How to Doodle menyediakan 16 halaman berisi doodle yang bertumpuk-tumpuk untuk diwarnai. Setiap halaman mewarnai terdapat satu karakter yang harus ditemukan terlebih dahulu, contohnya gambar kaktus di dalam pot dengan tawa ceria dan tangan merentang, di antara kaktus-kaktus lainnya. Halaman ini bisa digunakan untuk mengajak anak-anak main tebak-tebakan. Padahal sih aslinya saya yang kesulitan menemukan karakter itu. Haha.
Di halaman ini masih gampang menemukan si kaktus, halaman berikutnya mulai pusing nyari gambar tersembunyi.
Kesimpulan
Buku ini memberi pencerahan buat saya yang nggak bisa menggambar tetapi ingin anaknya makin pintar menggambar. Bukannya mau memaksakan Hammam harus menggambar yang bagus, karena menurut Iwan Nugraha nggak ada karakter doodle yang jelek. Tapi saya berharap hobi menggambarnya Hammam bisa lebih terarahkan dan menambah pengetahuannya bahwa ada banyak sekali karakter yang bisa dia buat.
Selain keseruannya, kegiatan menggambar bersama-sama juga dapat meningkatkan bonding antara anak dan orang tua, lho. Cobain sendiri, deh. Kalau orang tuanya nggak jago gambar seperti saya dan belum punya buku doodle juga, bisa kok cari-cari gambar secara online.
Buku How to Doodle bisa dibeli di toko buku dengan harga Rp 150.000. Harganya sangat sepadan dengan manfaat yang bisa didapat. Apalagi doodling itu bukan hanya soal menggambar, tapi juga bisa membuat kita rileks serta mengasah kecerdasan dan kreativitas. Pokoknya love banget sama buku ini. Untuk hasil doodling lain dari Iwan Nugraha bisa dicek juga di akun instagram @nugraha_iwan. Lucu-lucu banget gambarnya.
Terima kasih sudah membaca review buku How to Doodle, see you next post!
Comments
Karakter doodlenya lucu-lucu ya.
Ternyata cukup detil juga ada tahapan membuatnya. Ini sih bisa buat contekan meski sudah bukan anak-anak lagi :)
seru banget mempelajari dan memahami teknik menggambar doodle, andai saat SMP SMA ada juga ya informasi seperti ini, aku pasti udah kecanduan sama doodling
Ternyata teknik menggambar ini sangat menarik sekali ya aku belum pernah cobain teknik menggambar Doodle seperti ini
Yang paling menarik buat saya adalah ada QR codenya yang bisa discan dan mengarah ke youtube.
Ini sangat menarik, karena bisa langsung lihat toturialnya.
Keren euy.
Wah ada panduan menggambar Doodle ya, suka gemas sendiri lihat Doodle di IG tapi ngga bisa menirunya eh bisa belajar ternyata dari buku Pak Iwan ini…pengen beli buat Alde yang suka menggambar
Anakku yang sulung juga suka menggambar. Pokoknya buku gambarnya cepat habis halamannya. Sepertinya saya mesti beli juga buku ini, ada pencerahan gimana mau menggambar, apalagi saya nggak punya basic menggambar.
Menurut aku harganya lumayan ya. Tapi emang bener sih edukasi yg ada didalamnya juga worth to buy, kita bahkan sulit mendapatkan edukasi ini kalo gak beli bukunya. Mgkn kalopun akhirnya tak jago juga menggambar setidaknya ini bisa jadi wahana bermain anak ya
Kayaknya aku pernah lihat ini mba, hampir mau beli, lalu ingat kalau beli trus kapan aku mau praktekinnya. :))
Ini sebenarnya bagus juga ya untuk anak remaja. Bisa kujadikan bekal anakku belajar ngedoodle ntar.
Salut sama Mom yang sudah mulai eksplor dini bakat buah hati.
Ini seperti investasi, jika buah hati sudah tahu apa passionnya.
Bisa skip trial and error!
Yang paling penting, jika buah hati suka melakukannya, bisa dipastikan itulah bakatnya.
Namun kabar buruknya, bakat itu bisa tergerus, jadi kudu dirawat juga!
Dan kita, orang tua harus berada di garda depan untuk mendukungnya.
Aku juga punya kisah yang sama di blog aku, Mom
Monggo bisa search dengan “cara hebat eksplor bakat”
Have fun :)
Bukunya gemes banget! saya lagi suka doodle lagi buat iseng dan biar si bungsu bisa warnain.
dulu anak pertama seminggu abis kertas 1 rim juga, abis itu sempet denger komen2 ga oke. jd lah dia mogok doodling sampe sekarang
Asyik yaaa mba… bisa belajar dan voba dari scratch and it must be fun
Boleh nih bukunya, secara punya anak balita paling demen minta ibunya gambarin karakter yang aneh-aneh kayak yang dia liat di youtube, aku yang super kaku kalo gambar mau ga mau mencoba, tapi kalo ada buku doodle buat pemula gini mungkin lebih terasah kali ya soalnya ada teknik dan tips2 nya
Hammam sama seperti Firaku. Sertiap melihat ada kertas numpuk, dia akan ambil dan menggambar. Mengganti meski digunakan menggambar hanya di sudut kecil aja
Firaku juga suka banget menggambar apa yang barusan dilihat. Ke Alfa aja, bisa bawa buku dan alat tulis untuk menggambar atau sekedar oret oret saja.
Cakep nih, memang bakat yang menonjol dari anak, sebaiknya diarahkan. Itupun harus dipahami bersama sama anak ya, beneran suka atau hanya musiman
Aku setuju banget ini..
Kalau anak suka menggambar dan diberi fasilitas, in syaa Allah gambarnya akan lebih menonjol lagi.
Salah satunya dengan buku menggambar doodle ini.
**ini aku juga bisa banget ikutan menggambar yaa..langkahnya sederhana.
Dooddling ini selain sebagai hoby juga bagus banget ya mba bua terapi dan relaksasi… Melihat bukunya jadi ingat anak gadis di rumah yang suka doodling, barangkali kalau dibelikan buku ini jadi lebih terarah ya…
Iyes, Mbak. Coba deh pakai buku ini sebagai panduan menggambarnya.
Ampun deh kalau soal menggambar. Saya nyerah sebelum bertanding. Nggak bisa dan nggak pengen bisa..
Tapi kalau untuk mewarnai, saya masih suka mewarnai. Buat selfhealing dan selfcare diantara kesibukan
Saya pun suka mewarnai. Nggak perlu pakai coloring book yang harganya lumayan, kadang ngeprint aja gambar-gambar dari hasil googling, kemudian warnain kalau lagi butuh hiburan. Hehe.
Saya penikmat jarya-karya doodle, artistik dan unik, setiap karya doodle adalah limited edition.
Dan sebagai org yang nggak bisa menggambar, saya juga ingin anaknya suka dan gemar menggambar, tapi ternyata dr 3 anak belum ada yg tertarik utk suka menggambar maupun doodling
Betul, tiap orang akan menghasilkan doodle yang berbeda dan semuanya keren.
Seru banget ya mbak, mau belajar juga nih…terlihat gampang tapi aku masih grogi dan belum pede nih untuk belajar doodle
Iya, seru. Jadi kayak punya jadwal baru gitu untuk kegiatan belajar menggambar ini. Nggak terlalu maksain diri, sih. Yang penting dilakukan rutin dulu aja. Hehe.