Review Film Preman Pensiun
Serial Preman Pensiun di RCTI telah memiliki tempat tersendiri di hati penonton. Tapi bukan saya, karena saya belum pernah sekalipun nonton serial yang katanya ngehits banget. Mmm, kecuali iklannya, sih. Awal tahun ini rupanya mantan preman-preman kesayangan keluarga Indonesia ingin unjuk gigi melalui film layar lebar, dalam film Preman Pensiun.
Preman Pensiun adalah film bergenre drama komedi yang mengangkat cerita tentang kehidupan beberapa orang setelah tobat dari gelar premannya. Para pemain di film ini sama dengan pelakon di serialnya. Yaitu Epi Kusnandar sebagai Muslihat atau biasa dipanggil Kang Mus, yang memiliki mantan anak buah bernama Gobang, Murad, Pipit, Dikdik, Cecep, Ujang dan Bohim. Begitupun dengan karakteristik cerita dan setting tempatnya yang berada di kota Bandung.
Pada tanggal 10 Januari 2019 saya dan teman-teman Komunitas ISB (Indonesian Social Blogpreneur) beruntung sekali bisa menonton film ini untuk yang pertama kalinya dalam Gala Premier di Epicentrum XXI Kuningan, Jakarta. Ceritanya cukup bisa saya ikuti meskipun belum pernah menonton serialnya. Dan saya juga bisa mengingat nama-nama pemeran dalam film ini, walaupun enggak ingat nama-nama asli mereka. Kabarnya para pemain memang lebih dikenal dengan nama perannya, sih, dari pada nama aslinya. Mungkin karena karekternya sangat melekat pada diri masing-masing, ya.
Film Preman Pensiun merupakan ajang reuni kecil-kecilan Gobang dan kawan-kawan, setelah 3 tahun mereka berpisah. Gobang yang menjalankan bisnis ikan lele di Sukabumi datang ke Bandung untuk mencari tahu siapa dalang dari pengeroyokan di Pasar Baru yang telah melukai adik iparnya, melalui bantuan teman-teman sesama mantan anak buah Kang Mus.
Ternyata kasus pengeroyokan ini membuat Muslihat menjadi gusar, mengingat janjinya kepada almarhum Kang Bahar (pernah diperankan oleh almarhum Didi Petet) untuk selalu menjaga para mantan preman ini. Belum lagi ia harus menghadapi kenyataan bahwa Neng Safira sudah beranjak dewasa dan sudah mengerti apa itu pacaran. Sama seperti Gobang yang meminta bantuan sesama mantan preman, Kang Mus pun dibantu oleh Murad dan Pipit untuk mengawasi gerak-gerik Safira dan Rendy pacarnya, ketika berkencan untuk yang pertama kali.
Dan juga agak-agak mellow ketika Kang Mus diberi kabar oleh Kinanti (putri Kang Bahar) bahwa dalam seminggu kedepan akan dilaksanakan peringatan 1.000 hari meninggalnya Kang Bahar.
Ciri khas Film Preman Pensiun
Satu hal yang sangat menarik bagi saya adalah setiap dialog di film Preman Pensiun selalu bersambung antara scene yang satu dengan scene berikutnya. Misalnya saat adegan minum kopi di rumah Kang Mus dengan dialog “Silakan diminum kopinya.” Maka yang menjawab “Iya.” bisa jadi adalah Didik yang disuguhi kopi juga oleh istrinya.
Really, this is a new thing for me. Padahal menurut teman-teman yang memang merupakan penonton setia serialnya, dialog seperti ini sudah menjadi ciri khas di Preman Pensiun. Oh, berarti Aris Nugraha sebagai Sutradara sekaligus penulis skenario dan ide cerita memang benar-benar membuat film maupun serial secara matang. Selalu mencari celah agar dialog dalam setiap scene bisa saling connect. Kereeeen!
Ciri khas lainnya adalah aksen sunda yang natural banget. Mungkin semua pemainnya orang sunda, kali? Kemudian tentang Murad dan Pipit yang selalu berasama pun masih tetap bersama di film ini.
Sebagai film komedi rasanya cukup berhasil nih membawa penonton ke dalam suasana ceria, karena setiap adegan pasti ada unsur komedi yang menjadikan satu studio riuh tertawa.
Pesan Moral
Tak hanya ketawa-ketiwi yang bisa saya dapat dari film ini karena tentu saja ada pesan moral yang bisa dipetik. Yang pertama adalah tentang kejujuran. Bahwa setiap orang harus menjunjung tinggi kejujuran apapun yang terjadi. Karena ketidakjujuran bisa mengakibatkan sesuatu yang fatal.
Kedua, tentang hubungan seorang ayah dengan anak perempuan. Bahwa ayah akan menyayangi putrinya hingga kapan pun dan tidak rela jika buah hatinya tersakiti meski hanya setitik saja. Bagi si ayah pelajarannya adalah agar tidak terlalu over protective, sedangkan untuk anaknya agar memahami perasaan ayahnya yang campur aduk di saat ada lelaki lain yang memasuki kehidupan sang putri.
Ketiga, dendam. Bahwa dendam tak bisa menyelesaikan masalah. Justru akan mendatangkan masalah baru lagi dan lagi, lagi, lagi.
Jadwal Tayang
Film Preman Pensiun akan tayang secara serentak pada hari Kamis, tanggal 17 Januari 2019 di bioskop seluruh Indonesia. Nantikan seru dan kocaknya Kang Mus dan para mantan preman yang biasa kalian tonton di RCTI kini masuk bioskop, gengs!!
Terima kasih MNC Pictures sudah membuat film selucu ini.
Featured image by AK Studio Bogor Fotografi