fbpx
puasa masa pandemi
Cerita Ramadhan / Family & Parenting

Puasa Masa Pandemi, Regenerasi Imam Tarawih

Tadi malam jamaah sholat tarawih cukup banyak, padahal hujan turun sejak siang hari. Bulan puasa masa pandemi pelaksanaan sholat tarawih masih seperti biasa, saya sholat bersama jama’ah khusus perempuan di aula dekat rumah. Jam 7 malam ruang aula masih sepi, saya langsung menempati shaf yang masih kosong di baris kedua. 

Suasana sholat isya begitu syahdu ditemani rintik hujan serta udara yang cukup sejuk. Bacaan sholat imam sangat indah terdengar, semoga sholat kami khusyu’ dan diterima oleh Allah SWT. Aamiin. 

Saat pembacaan do’a setelah sholat isya, ada kenangan yang teringat. Yaitu tarawih semasa saya kecil dan cukup membuat saya merasa agak bersedih. Mungkin karena kejadiannya sudah lama dan saya merindukan masa-masa itu, atau bisa jadi karena sudah banyak orang-orang di sekitar saya yang sudah tidak lagi hadir untuk tarawih bersama, karena mereka telah ‘berpulang’.

Suasana Tarawih di Masa Kecil

Sewaktu kecil, saya selalu diajak sholat di barisan paling depan sama almarhumah Ibu. Soalnya kalau di belakang saya suka bercanda dengan Ina, sepupu saya. Rumah kami bersebelahan, jadi pasti kami segitu dekatnya hingga tarawih pun dijadikan ajang haha-hihi. Ditambah dengan sepupu dan teman sebaya lainnya, barisan belakang kian rusuh.

Sholat di depan itu membosankan, karena dulu baca sholatnya lamaaa banget, seperti bacaan sholat fardhu. Bagi saya yang saat itu mungkin masih usia 5 tahun, waktu terasa seperti membeku, nggak bergerak sama sekali. Apalagi kalau sudah waktunya do’a setelah tarawih (sebelum sholat witir), rasanya pengin ketiduran. Saking lamanya bagi anak kecil, doa tersebut dinamai “Aamin panjang” sama sepupu saya yang lain.

puasa masa pandemi

Saat itu yang menjadi imam adalah Nenek saya (Ibunya Ibu), bergantian dengan saudaranya Nenek. Kemudian waktu berganti, imam tarawih pun regenerasi. Nenek dan saudaranya sudah pada sepuh. Akhirnya Ibu saya dan saudara-saudara seangkatannya yang menggantikan. Pas angkatannya Ibu, bacaan sholat menjadi agak cepat sedikit.

Setiap pulang tarawih Ibu selalu nanyain, “Tadi Mama bacanya lambat, nggak?” 

“Nggak, Mah. Enak cepat jadi bisa cepat pulang.” Kata saya, yang saat itu sedang beranjak remaja. Huhu, jadi kangen sekali sama Ibu tersayang! Ibu yang telah menjadi imam tarawih sampai saya dewasa, sebelum ia kembali kepada Allah.

Baca juga : Ma, Kain Mama Sudah Saya Cuci

Pandemi dan Imam Tarawih yang Baru Lagi

Sudah puluhan tahun saya sholat tarawih di tempat yang sama. Sejak belum mengerti apa-apa (hanya ikut-ikut saja), kemudian mulai belajar sholat, jadi remaja, dewasa, hingga sudah menjadi Ibu. Dari merasa bosan, lalu mulai menerima yang namanya kewajiban sebagai muslim, alhamdulillah sekarang bisa merasakan betapa nikmatnya bulan Ramadhan.

Ini adalah puasa ketiga masa pandemi. Banyak hal berubah, adaptasi terhadap kebiasaan baru terus berjalan. Ramadhan menjadi terasa berbeda dari biasanya, setidaknya bagi saya. Ramadhan kali ini saya banyak mengenang anggota keluarga yang sudah mendahului kita semua. Dan merasa lebih bersyukur pernah tarawih bersama-sama dulu.

Nggak terasa zaman terus berganti dan tiba waktunya untuk regenerasi imam tarawih lagi. Sejak awal pandemi sudah ditunjuk seorang Ibu muda untuk menjadi imam yang baru di aula kami. Perempuan hebat yang mengabdikan hidupnya untuk mengajar anak-anak di TPA. Bacaan sholatnya fashih dan suaranya indah. Dia adalah Ibu Ina, sepupu saya sendiri. Siapa sangka, anak yang dulunya rajin bercanda sama saya, kini memimpin kami dalam sholat tarawih.

Selamat, Bu Ina. Semoga menjadi berkah dan Allah SWT senantiasa merahmatimu. Aamiin.

Author

dzul_rahmat@yahoo.com
Mindful Parenting Blogger || dzul.rahmat@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *