Mengenalkan Puasa Kepada Si Buah Hati
Alhamdulillah, tanpa terasa kita sudah melewati sepertiga bulan suci Ramadhan. Gimana, sudah pada heboh belum?
Beberapa hari awal puasa pastinya agak sedikit heboh. Biasanya heboh menentukan menu buka puasa atau juga heboh mau ke masjid rame-rame untuk sholat tarawih. Lalu seminggu kemudian kehebohan berganti dengan rencana-rencana bukber atau buka puasa bersama. Berikutnya heboh lagi pilih-pilih baju lebaran.
Hayo, ngaku siapa yang jumlah bukbernya lebih banyak ketimbang tarawih berjamaah nya? Hahaha.
Bagi para orang tua yang memiliki putera puteri kecil pasti juga akan heboh mengajarkan si kecil untuk berpuasa agar ia terbiasa menjalankan puasa sampai besar nanti.
Banyak yang bilang bahwa melatih anak berpuasa harus dimulai dari sedini mungkin. Ya, memang betul sih. Demi mempersiapkan masa depannya sebagai generasi yang soleh dan solehah.
Berdasarkan pengalaman, saya baru mulai belajar puasa di usia 6 tahun. Itupun puasanya masih setengah hari. Gara-gara lihat keponakan yang umurnya 5 tahun udah puasa. Jadinya saya kan waktu itu nggak mau ketinggalan hehe. Kayaknya usia 8 tahun deh saya baru kuat puasa full.
Sekarang saya melihat anak-anak kecil sekitar saya sudah mulai puasa setengah hari sejak umur 5 tahun. Memang belajar puasa itu disesuaikan dengan kemampuan si anak. Jangan juga terlalu memaksakan, karena akan merusak esensi puasa itu sendiri. Nanti anak jadi tidak ikhlas puasanya karena dipaksa oleh mama papanya.
Saya dulu juga nggak dipaksa harus puasa. Tapi kesadaran itu muncul begitu saja, karena merasa sudah besar, teman-teman juga puasa semua. Rasanya malu kalau nggak puasa.
Perlukah Iming-iming agar Berpuasa Full?
Saya termasuk anak yang tidak pernah diiming-imingi apapun atas puasa saya. “Kita tidak boleh mengharapkan hadiah ketika berpuasa”. Itu kata Ibu saya. Dan sejak kelas 4 SD saya sudah tidak pernah terpikirkan lagi untuk batalin puasa meski sudah lemas, kecuali sedang sakit. Karena apa?
Karena Ibu saya telah sukses menanamkan perasaan takut di hati saya. Takut sama siapa? Ya, sama Allah. Saya takut banget dosa kalau nggak puasa. Sampai-sampai di dalam mimpi saja saya nggak berani untuk batalin puasa. Haha. Pernah waktu kecil, karena capek main saya ketiduran lalu mimpinya minum. Dan itu di dalam mimpi saya kok ya merasa bersalah banget, duh. ??
Mengenalkan Puasa Kepada Anak
Nah kalo anak kita belum cukup umur atau belum cukup mengerti apa itu puasa, ada baiknya kita mulai memperkenalkannya sebelum mengajarkannya.
Bagaimana cara mengenalkan puasa kepada anak?
Komunikasi
Jaga komunikasi antara orang tua dengan anak. Beritahukan kepada anak bahwa kita sedang berpuasa.
Misalnya ya, ketika anak sedang makan kadang mereka suka menyuruh kita ikut makan bersamanya, atau ingin menyuapi kita dengan sendok di tangannya. Pada saat seperti ini kita bisa memberitahunya ‘Mami sedang puasa jadi tidak boleh makan dan minum’ atau ‘Mami sedang berpuasa boleh makan nanti malam kalau sudah adzan maghrib’
Ini akan membangun sebuah pemikiran ‘oh, mami puasa.’ atau ‘kalo mami puasa berarti nggak boleh makan, tapi kalau nanti malam boleh.’ Syukur-syukur kalau timbul pertanyaan “puasa itu apa, mam?”
Anak-anak emosinya belum stabil maka sering sekali mereka bete atau ngambek dan marah-marah. Disaat seperti ini kita bisa memberitahunya, ‘ini bulan puasa tidak baik kalau kita marah-marah’ atau ‘ini bulan puasa kita harus lebih sabar’ atau di ‘Bulan puasa kalau kita nggak marah-marah maka kita akan mendapatkan pahala’
Memberi Contoh
Meskipun belum mengerti apa arti puasa, anak-anak pasti menyadari sebuah perubahan yang terjadi selama Ramadhan. Misalnya saat tiba waktunya sahur dan berbuka puasa beritahukan kepadanya saatnya sahur atau saatnya berbuka puasa.
Perubahan juga terjadi ketika orang-orang bersiap dan berangkat ke mushola atau masjid. Beritahukan kepadanya ‘Papi harus ke masjid untuk shalat tarawih berjamaah. Tahun depan kamu sudah besar, kita bisa sholat sama-sama ya’ atau Jika memungkinkan ajaklah si kecil untuk sholat tarawih berjamaah.
Mengenalkan serba-serbi Ramadhan
Boleh juga kita perkenalkan tradisi Ramadhan seperti ngabuburit sore, makanan khas berbuka puasa, do’a niat berpuasa dan do’a berbuka puasa yang biasa disiarkan di televisi.
Saya biasanya mengajak Hammam beli kelapa muda yang jaraknya agak jauhan dari rumah, biar kerasa aja suasana ngabuburitnya. ?
Hal lain yang khas di bulan puasa yaitu tentu saja acara bukber. Sesekali ajak anak ikut bukber bersama teman-teman dari orangtuanya. Sekalian bisa bersosialisasi dengan anak-anak lain.
So, mengenalkan dan mengajarkan puasa kepada anak bisa dilakukan dengan cara yang fun. I don’t know yet apakah nanti Hammam butuh iming-iming atau nggak ketika disuruh puasa. Mudah-mudahan sih nggak, ya. Tapi yang pasti, anak harus sudah siap ketika sudah saatnya mereka berpuasa. Dan tugas kita sebagai orangtua adalah membantu mereka agar menjadi siap.
Terima kasih sudah mampir, dan selamat berpuasa :)
Comments
Kalau saya ngenalin puasa ketika anak-anak usia 4th dan itu bertahap sih waktunya dari sampai jam 10 trus sampai jam 12 dan kalau si Kakak Shakila udah sampai magrib sekarang hehe.
Semoga anak2 terus semangat berpuasa sampai besar nanti ya mak ??
Aku ga suka dan ga pernah mengiming-imingi mereka puasa dan beribadah bakalan dapat reward ini itu. Kita jelasin aja dg bahasa anak2. Kalaupun aku membelikan hadiah…misalnya, itu bukan krn hasil ibadah tapi krn alasan lain. Supaya mereka paham arti ibadah sesungguhnya.
Insya Allah anak-anak bisa memahami ibadah mereka semata untuk Allah Swt ya..