Seumur hidup saya baru sekali mengikuti make up class, itu pun karena pernah terlibat dalam sebuah acara selama 3 hari yang salah satu agendanya adalah make up class. Saya tuh nggak tahu apa-apa soal dunia per-make-up-an, pas ikutan kelas ya lumayan lah jadi tahu bagaimana caranya bikin shading tapi sumpah saya nggak mengerti caranya bikin alis. Pas nyoba-nyoba kok ya salah terus. Akhirnya saya menyerah dan pulang dengan alis yang nggak diapa-apain. Beruntungnya bentuk alis saya sudah rapi dari sananya. Alis ini pula lah yang membuat saya selalu merasa percaya diri, menjalani hidup apa adanya tanpa syarat ketentuan. Tsaaah.

“Pantang pergi sebelum alis jadi”, kata teman-teman yang harus gambar alis sebelum keluar rumah. Tapi ya maklum sih, soalnya punya alis keren itu memang kunci. Terus apakah orang-orang seperti ini termasuk yang nggak berani tampil apa adanya? Ya nggak juga, gengs. Menurut saya kalau dengan alisnya yang cakep akan membuat seseorang jadi percaya diri, maka itulah dirinya. Rasa percaya diri inilah yang akan membuat seseorang jadi bebas berkespresi dan berkarya. Kalau saya justru lebih pede dengan dandan yang biasa-biasa saja. Tanpa menggambar alis, tanpa bulu mata palsu dan make up tipis-tipis style.

Ada satu hal menarik yang saya lihat waktu lagi heboh #untiltomorrow di Instagram. Foto Al Ghazali yang lagi manyun menuai reaksi berbeda antara followers cewek dengan cowok. Kalau yang cewek rata-rata bilang “Tetep cakep” atau “Begitu aja udah bikin sayang”. Idiw! Beda sama komentar dari cowok-cowok yang bilang “Elu enak ganteng”. Asli pas baca itu langsung ngakak. Punya wajah ganteng atau cantik memang anugerah. Apalagi Al terlahir dari Maia Estianti yang cuantik banget dan bapaknya Ahmad Dhani yang ganteng pula. Tapi setiap orang itu kan unik, gengs. Manusia pasti punya kekurangan, tapi nggak mungkin lah terlahir tanpa kelebihan. Kenapa sih kita nggak fokus saja sama sesuatu yang menjadi kelebihan kita? Nggak akan ada habisnya lho, kalau mau mengikuti gaya hidup sesuai standar media sosial. Percayalah, kita ini sudah keren dari sananya.

Semua Demi Konten

Sejak aktif di media sosial khususnya blogging, saya seperti menemukan dunia yang baru. Dunia yang lebih warna-warni karena dihadapkan dengan berbagai situasi dan karakter manusia. Alhamdulillah teman-teman yang saya kenal baik-baik orangnya jadi saya bisa fokus pada potensi diri saya ketimbang harus mikirin omongan orang lain. Pada saat menghadiri event blogger pun saya harus fokus demi konten. Saya setuju kalau dibutuhkan effort untuk menghasilkan konten yang baik. Tapi bukan berarti harus ditempuh dengan nggak menjadi diri sendiri. Selalu yakin dengan tetap menjadi diri sendiri, tanpa tipu-tipu, tanpa kepura-puraan, saya bisa melakukan yang terbaik.

Ariev Rahman, seorang travel blogger pernah mengatakan bahwa dirinya harus mengeluarkan effort yang besar demi hasil yang lebih maksimal. Saat itu Ariev mengikuti lomba blog yang hadiahnya trip ke luar negeri. Demi mendukung kontennya Ariev bekerja sama dengan seorang videografer lokal untuk membuat konten eksplor sebuah kota. Hasilnya, namanya keluar sebagai pemenang. Cerita ini menginspirasi saya untuk berusaha maksimal dalam membuat karya yang original untuk mencapai prestasi. Tapi tentu semuanya harus dikembalikan kepada kemampuan kita. Kalau memang kita punya modal yang cukup maka lakukanlah. 

Demi konten juga nih, semua blogger itu sibuk banget ketika menghadiri sebuah event. Ya harus motret, harus live tweet, bikin caption dan edit foto untuk diposting di instragram saat itu juga, menyimak materi, merekam dan mencatatnya supaya bisa dituliskan ke dalam blog. Bahkan ada juga blogger yang merangkap sebagai vlogger, maka membuat video menjadi tugas tambahan baginya. Jadi kayaknya pekerjaan akan terasa beraaat kalau tanpa provider seluler yang mendukung itu semua. 

Sering kali live tweet dan post Instagram diperlombakan. Beberapa kali saya pernah menang dan mendapatkan hadiah yang lumayan hehe. Kuncinya adalah kreatif dan tepat waktu. Banyak yang bilang saya beruntung karena sering mendapatkan hadiah. Ya alhamdulillah, saya memang beruntung karena selalu didukung oleh IM3 Ooredoo dalam setiap aktivitas di media sosial. Jadi saat bikin konten kerjanya cuma fokus saja dengan kreativitas. Nggak perlu mikirin koneksi yang lambat apalagi kuota internet yang menipis.

Oh ya untuk mendukung para milenial nih yang lagi aktif-aktifnya di dunia maya, IM3 Ooredoo saat ini melengkapi layanannya dengan menghadirkan lini produk telekomunikasi yang simple, bebas syarat ketentuan seperti Freedom Internet. Ini paket internetnya cocok banget sama saya yang sehari-hari kerjanya online tapi nggak mau ribet mikirin kuota siang dan malam, karena sudah pasti kuotanya berlaku sepanjang hari. Paketnya mulai harga Rp 15.000, gengs.  Yang paling pas sama saya adalah Freedom Internet 10 GB, bisa puas internetan dengan membayar Rp 50.000 saja untuk paket internet yang berlaku selama 30 hari.

Di masa Pandemi Covid-19 ini meskipun nggak ada lagi event di luar tapi saya rasa internet harus tetap ON supaya bisa memantau perkembangan berita dan tentunya tetap connect dengan keluarga dan teman-teman semua untuk saling berkabar dan berbagi meski tanpa bertatap muka. Semoga wabah yang bikin kita jadi berjarak ini segera berakhir, ya. Duh saya rindu banget pengin naik Transjakarta, nih. ☺