fbpx
Family & Parenting

Hari Senin yang Ajaib

Hari Senin itu aku bangun kesiangan, padahal malamnya jam tidurku lebih awal dari biasanya. Hapeku sedang di-charge di ruang kerja, sehingga aku tak mendengar suara alarm yang sudah kuatur pada jam 03:15, 04:20 dan 05:00. Kalau bukan karena anakku yang membangunkan, sepertinya aku akan kebablasan entah sampai jam berapa. 

Ketika aku keluar kamar dan ingin berwudhu di kamar mandi, aku mencium bau menyengat. “Seperti bau gas, Mih.” Kata anakku. Aku pun segera ke dapur dan mendapati tabung gas yang memang isinya tinggal sedikit itu, telah habis karena regulatornya kendur dan mengeluarkan seluruh sisa gas yang ada. 

Aku langsung bilang ke anakku, “Berarti bekalnya nanti mami antar saja ya agak siangan.” So, dia ke sekolah hanya membawa camilan untuk snack time. Aku berniat langsung membeli gas begitu anakku berangkat sekolah. Agar bisa cepat selesai masak dan aku bisa menyetrika baju-baju seragam. 

Nyatanya, aku harus menerima bahwa di warung langgananku yang lokasinya ada dibelakang komplek itu, sedang tidak ada stok gas. “Kosong, Bu, belum dianter. Paling entar siang adanya.” Oooh, baiklah. Saatnya aku cari di tempat lain. Tapi, aku mendapati jawaban yang sama ketika mendatangi penjual lainnya. Begitu pun dengan agen gas yang bisa delivery, waktu aku tanya via Whatsapp, katanya “siangan baru ada.”

Agak siangan. Hmmm, sepagian ini sudah berapa orang yang berkata demikian? Setelah kuingat-ingat, aku sendiri lah yang memulainya 😂😂😂

Untungnya aku ingat, di rumah masih ada kompor gas portable yang kupinjam dari kakakku, untuk kebutuhan camping bulan lalu. Alhamdulillah, kataku. Langsung dong aku posisikan kompor di atas meja makan dan tes apakah berfungsi dengan baik. Ternyata, ada suara gas bocor. Aku pun takut melanjutkan. Jadi, kuputuskan untuk beli makan di luar saja untuk bekal hari ini. 

Aku segera memakai sweater dan hijab yang warnanya tidak senada, membuka pagar di garasi dan bersiap mengeluarkan sepeda motor. Ketika pagar terbuka, maka terbuka juga ingatanku bahwa aku belum masak nasi. Ok, sebaiknya aku masak nasi dulu supaya nanti sekembalinya aku dari beli makan, nasi sudah matang. Lagipula, masak nasi sendiri jatuhnya lebih hemat. Iya, di saat genting pun aku masih mikirin berhemat. LOL.

Setelah memasukkan panci berisi beras dan air ke dalam ricecooker dan tak lupa menekan tombolnya, aku kembali penasaran dengan kompor gas portable. Apa aku coba lagi saja, ya? Aku coba perbaiki posisi tabung gasnya yang ternyata agak bergeser, karena sebelumnya kompor kusimpan di dalam kotaknya dengan posisi berdiri. Sehingga tabung gas tidak berada pada posisi yang seharusnya. Cetrek! Dan kompor gas portable pun menyala dengan anggun. Wah!

Maka mulailah aku memasak. Menu hari itu sederhana saja, yaitu tempe goreng (diungkep dulu) dan sayur bening bayam jagung. Dalam bayanganku, aku bisa menyelesaikan dalam waktu yang relatif sebentar. Itu karena aku lupa, biasanya aku masak dengan kompor 2 tungku. Sementara hari Senin yang ajaib itu aku hanya memiliki 1 tungku saja.

Rencanaku untuk mengantarkan bekal jam 10 pagi, mundur setengah jam. Tapi alhamdulillah, ya, masih bisa masak bekal anak. Dan aku senang melakukannya. Setidaknya segara kerepotan itu bisa membantu membuatku melupakan suasana hatiku yang sedang tidak baik.

Mungkin karena habis libur, ya, jadi memulai rutinitas biasa tuh rasanya berat banget. Ditambah ada masalah ini itu, menjadikannya terlihat sulit. Padahal kalau kita bersikap tenang, semua pasti bisa teratasi.

Itulah cerita hari Senin yang ajaib, aku akhirnya mengalaminya juga seperti yang sering kudengar ceritanya dari Ibu-ibu lain. Apakah kamu juga pernah mengalaminya? Aku mau dengar ceritamu, silakan tulis di kolom komentar, ya.

Terima kasih sudah membaca curhatanku ☺️

Author

dzul_rahmat@yahoo.com
Mindful Parenting Blogger || dzul.rahmat@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *