Hubungan Antara Emosi, Ingatan dan Kepribadian
Hai, Buibu. Selamat datang di Aifalogy, Mindful Parenting Blog. Terakhir kali posting blog, saya menulis tentang pentingnya Validasi Emosi. Tulisan tersebut berdasarkan pelajaran yang saya ambil dari film Pixar yang berjudul Inside Out. Hari ini, topiknya masih soal emosi, masih dari film yang sama juga.
Saya sengaja menuliskannya secara terpisah, supaya nggak kepanjangan. Karena dari film ini tuh banyak banget yang bisa kita ambil sebagai pelajaran. Saya sendiri tahu film ini dari keponakan saya, saat saya sedang lelah-lelahnya mengasuh anak bayi yang sulit dimengerti maunya apa. Haha.
Kalau Buibu belum pernah nonton, film ini menggambarkan 5 emosi yang ada di dalam otak manusia. Emosi terletak di sistem limbik, sistem saraf yang berada di antara batang otak dan otak besar. Film yang rilis tahun 2015 ini ditulis oleh Pete Docter dan Ronnie del Carmen. Saat pengembangannya, dibantu oleh para ilmuwan psikologis, salah satunya Dacher Keltner dari Universital California, Berkeley.
Jadi, menurut film Inside Out, ada hubungan antara emosi, ingatan dan kepribadian. Hmmm, menarik nggak, sih? Saya coba jabarkan satu per satu, sesuai dengan jalan cerita dari film ini, ya.
Apa Itu Emosi?
Banyak dari kita yang awalnya nggak tahu macam-macam emosi. Tahunya hanya emosi marah. Seperti “Emosian banget sih jadi orang.” itu artinya mudah marah. Padahal emosi ada banyak. Di film Inside Out, ada 5 emosi yang tinggal di otak Riley (pemeran utama film ini). Mereka adalah emosi senang (Joy-warna kuning), sedih (Sadness-warna biru), takut (Fear-warna ungu), jijik (Disgust-warna hijau) dan marah (Anger-warna merah).
Emosi adalah reaksi tubuh dalam menghadapi situasi tertentu. Supaya penonton lebih mudah memahami emosi Riley, setiap emosi memiliki warnanya masing-masing, seperti gambar di bawah ini.
Mostly, Joy berperan mengendalikan hari-hari Riley sebagai anak yang ceria. Sebagai manusia biasa Riley tentu juga pernah marah atau merasa takut. Tapi biasanya semua akan kembali normal setelah Joy aktif lagi di dalam otaknya.
Dari Mana Ingatan Terbentuk?
Setiap kejadian yang dialami Riley akan menjadi memory atau ingatan. Ingatan di sini digambarkan seperti bola dan memiliki warna, sesuai dengan warna emosi yang berperan pada saat peristiwa terjadi. Misalnya ketika Riley kecil tidak suka makan brokoli, kejadian tersebut terekam dan menghasilkan bola berwarna hijau. Bola ingatan akan berada di tempat penyimpanan sementara, sampai waktunya tidur.
Dalam sehari banyak sekali bola-bola memory yang ada dalam otaknya. Ketika Riley tidur, semua ingatan ini dikirim ke sebuah tempat, yaitu “Long Term Memory”. Di sini lah ingatan disimpan dalam waktu yang sangat lama. Jika sudah terlalu lama, bola ingatan akan berubah warna menjadi abu-abu dan lama kelamaan menghilang karena dikirim ke tempat pembuangan.
Jika suatu kejadian sangat berkesan, ingatan tidak akan masuk ke tempat penyimpanan sementara. Melainkan ke sebuah tempat khusus yang disebut “Core Memory”.
Kepribadian berasal dari Emosi dan Ingatan
Setelah sebuah ingatan masuk ke dalam Core Memory, maka terhubunglah dengan sesuatu bernama Kepribadian. Di dalam film, digambarkan seperti sebuah pulau besar yang memiliki karakteristik seperti ingatan paling berkesan.
Contohnya, salah satu Core Memory Riley adalah ketika Riley ketahuan memecahkan vas bunga dan ia berani jujur. Ingatan tersebut terhubung dengan Honestly Island, menandakan Riley memiliki kepribadian yang jujur.
Dengan menonton film ini saya jadi mengerti mengapa kesuksesan seseorang dikaitkan dengan kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk mengenali emosi dan mengontrolnya, kemampuan dalam memotivasi diri dan berempati pada orang lain serta komunikasi yang baik.
Itulah mengapa validasi emosi sangat penting kita terapakan, baik pada anak-anak maupun diri sendiri. Karena validasi emosi dapat membiasakan diri kita untuk bisa mengenali emosi yang dirasakan dan bagaimana mengontrolnya.
Buibu bisa tonton film Inside Out di Disney+ Hotstar, atau silakan cek trailernya dulu deh di sini :
Terima kasih sudah mampir ke blog ini lagi, ya, Buibu. Salam sayang dari saya, yang juga masih belajar validasi emosi :)
Comments
film favorit anak-anak aku inii mbak, dan ini termasuk film yang bermanfaat banget untuk mengajarkan orangtua tentang emosi anak. betapa semua emosi itu sama pentingnya dan memang harus ada.
Dengan mengerti hal-hal yang dijelaskan dengan lebih menarik dari film inside out ini, kita jadi makin memahami anak sih, terutama memahami setiap emosi yang mereka alami.
Alhamdulillah, Mbak Isti. Memahami emosi bukan pekerjaan mudah, ya. Tapi kita pasti bisa kalau terus mencoba dan berusaha.
Inside Out ini salah satu animasi favorit keluargaku. Udah ditonton berapa kali pun ya gak bosen-bosen. Bahkan belakangan anakku yang kecil minta dibelikan versi buku bergambarnya. Ceritanya sama tapi sensasinya beda ketika mengikuti jalan ceritanya melalui film dan bacaan. Saya setuju bahwa film ini mengajarkan banyak hal dan cocok ditonton segala usia.
Wah, Mbak Damar suka film ini juga, ya. Scene favorit yang mana, nih?
Seru juga kalau ceritanya dibaca melalui buku. Coba aku cek juga ah bukunya. Makasih yaaa.
Setuju mbak dengan bagian ini:
“Kesuksesan seseorang dikaitkan dengan kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk mengenali emosi dan mengontrolnya, kemampuan dalam memotivasi diri dan berempati pada orang lain serta komunikasi yang baik.”
Kecerdasan emosional atau EQ faktanya memang berkontribusi 2 kali lebih penting dalam mempengaruhi kesuksesan dibandingkan IQ. Peran EQ sangat penting dalam proses menghadapi kehidupan sosial yang harus berinteraksi dengan orang lain.
Bahkan, hingga sudah menjadi ibu dari dua anak pun saya masih terus belajar memvalidasi emosi. Pasalnya, saya kadang denial ketika merasakan emosi yang buruk. Alhasil, gimana mau melewati emosi itu ketika saya malah denial?
Tapi kayaknya denial itu juga dikarenakan pengajaran/budaya sih. Seperti ketika kalau anak kecil nangis, bukannya dikasih waktu untuk meluapkan emosinya tapi malah suruh segera diem (apalagi anak cowok!).
Btw, film inside out ini memang sebagus itu dalam menggambarkan emosi anak/manusia.
Thank you sharingnya, Mbak Lisdha. Samaaaa aku pun waktu kecil kalau nangis terus disuruh diem atau didiemin hahaha. Semoga kita bisa ambil pelajaran dari semua itu, ya.
Hiks kita nggak jadi ketemu ya, ku harus nemenin krucil memvalidasi esmosinya #ehehehe.
Aku belum nonton film ini, ternyata tentang emosi ya. Aku jadi pengin nonton. Betuls aku pernah baca jg tentang kaitan kesuksesan dgn kecerdasan emosi, seperti yg dirimu tulis di atas.
Iyaaa, Mak. Padahal jarang banget ada event yang bisa mempertemukan kita, ya. Eh, pas akunya lagi nggak bisa hadir. Next time insya Allah kita jumpa lagi.
Nonton deh, Mak. Ini film very very recommended pokoknya.
Bener lho kesuksesan seseorang berhubungan erat dengan kecerdasan emosional. Film ini emang bikin kita belajar banyak sih ya mengelola emosi.
Wah kudu nonton nih. Kadang sebagai ortu yang sok syebuk maunya pas anak rewel kudu cepet anteng tapi suka kelupaan harus ada emosi yang mesti divalidasi dulu ya. Nonton film animasi kyk gini gk akan ngrasa diguruin malah cepet nyerapnya buat memahami hehe. TFS info filmnya mbak :D
Cuss nonton sama anak-anak dan suami, Mbak April. Terima kasih ya sudah mampir.
yes, setuju banget, mevalidasikan emosi itu penting banget supaya kita juga merasa tenang dan tersalurkan
Nah, aku juga baru tahu saat melakukan mini riset untuk tulisan ‘nostalgia’, bahwa emosi kita itu berpusat di limbik. Di otak. Bukan di hati!
Boleh browsing dengan kata kunci ‘nostalgia’ ya.
Hahaha.
Teutep promo yak.
Btw,
Suka aku dengan tulisan ini.
Runut dan menarik.
Sekaligus informatif!
Wah, terima kasih Mbak. Ok ok nanti aku mampir ke nostalgianya, yaa…
Iya, cerdas emosional berarti kita bisa mengatur perasaan kita, mengenalinya dan mengelolanya dengan baik ya, nggak gampang putus asa, marah ketika mendapat masalah tapi bisa berpikir jernih untuk mengatasinya ya
Ini salah satu film favoritku mbak. Pertama kali nonton sama ankku dia maaih 8th kayanya blm begitu paham pas masuk usia 11th klo ga salah kami nonton lago dan bahas memgenai validasi emosi setelah nonton ni. Dari film ni aku belajar banyak bgt mbak sejak kecil klo aku marah ibuku makin marah jd aku ga berani nunjukin emosi ternyata salah ya justru emosi harua divalidasi. Alhamdhulilah bisa memperbaiki kesalahan dan berusaha memahami emoai ug diraskaan anak2
Alhamdulillah, terima kasih sharingnya, Mbak.
Oh jadi ingatan ini yang mestinya menjadi awal sebuah emosi ya Mba. Apakah akan jadi sampah yang dibuang atau menjadi kenangan baik tergantung dengan kejadian yang pernah dialami. Seperti kejujuran saat menemui masalah, bisa jadi modal kelak yang berhubungan dengan kecerdasan emosinya.
Ingatan kita tergantung dari emosi yang dirasakan saat itu, Mbak. Kalau dalam keadaan happy, maka memori yang terekam peristiwa tersebut adalah kejadian menyenangkan. Kalau validasinya tepat, insya Allah bisa mengarah ke kepribadian yang baik 😊
Aku suka nih nonton film Inside Out. Banyak pelajaran soal pengelolaan emosi. Kita gak harus hepi terus, ada sedih, marah dan suka cita juga
Akuu sensi ma gampang emosi kalau menjelang menstruasi mak…normal gak ya makkk…
Itu normal Mak karena ada pengaruh hormon wanita menjelang menstruasi. Tapi tetap bisa dikendalikan, kok.
Jadi pengen nonton filmnya deh mbak, pengen bisa mem-validasi emosi diri supaya bisa lebih mengenali emosi sendiri nih terutama kalau lagi meledak-ledak
Suka banget sama Inside Out.
Ini salah satu kartun yang membuat kami berdiskusi panjang terkait emosi dan validasinya.
Terima kasih.. Jadi inget kalau ada kalanya manusia terpanggil dengan memori-memori atau ingatan lama yang bisa menjadi trigger emosi selanjutnya.
Kepribadian terbentuk dari ingatan dan emosi. Mengendalikan emosi juga penting terutama emosi negatif. Anak belajar dan mengamati dari lingkungan sekitarnya. Secara nggak sadar kepribadian anak terbentuk saat berinteraksi dengan lingkungannya terutama keluarga
thanks for sharing it all mba.. looks like some important elements that we can definitely use on daily life
Belajar tentang apa pun bisa kita dapatkan dari mana saja, termasuk dari menonton film ini. Dan, saya setuju bahwa kesuksesan seseorang tidak harus karena ia cerdas secara akademis, tetapi memiliki kecerdasan emosional itu yang terpenting.
aku nonton Inside Out tahu dari ponakan. Udah film lama yaa tapi menarik ditonton bareng anak supaya belajar juga literasi emosi karena belajar itu bukan cuma tentang kognitif tapi emosi dan keterampilan sosial juga penting. *ceritanya abis baca buku literasi emosi nih, hehe
Mbak, spill dong buku literasi emosinya ☺️
Waaahh bener banget mba,,, emosi dan ingatan sangat mempengaruhi kepribadian, tapi bukan berarti semuanya bisa diperbaiki kalau ada kemauan ya? Tulisannya menginspirasi banget, makasih ya…
Validasi emosi ini sangat penting ya mba apalagi memang management emosi semakin berkembangnya zaman, maka dibutuhkan keluwesan dan juga cara menyikapi yg baik dan tidak sampai merugikan orang lain