
Membasuh Luka Pengasuhan atau Inner Child Negatif
Bukan tanpa alasan para orang tua, khususnya para ibu mempelajari berbagai ilmu parenting untuk diterapkan dalam mendidik dan membesarkan anaknya. Pahitnya masa kecil dan dampak buruknya di kehidupan sekarang, menjadikan para ibu berlomba memberikan pengasuhan terbaik dengan cara yang berbeda dari didikan orang tuanya di masa lalu. Tapi tahukah, Ibu? Untuk bisa mendidik anak sesuai zamannya, justru seorang ibu yang harus memperbaiki dirinya terlebih dahulu.
Memang nggak semua orang memiliki pengalaman menyakitkan semasa kecil. Tetapi nggak sedikit perempuan yang mengaku memiliki inner child. Teman saya pernah bercerita tentang perlakuan orang tuanya kepada dia sewaktu kecil dulu. Dan setelah berproses cukup lama akhirnya teman saya ini mencoba ‘memaafkan’ orang tuanya agar ia merasa lebih baik. Karena baginya nggak mungkin untuk meminta orang tua yang memohon maaf kepadanya.
Inner child adalah pengalaman di masa lalu yang belum terselesaikan dengan baik. Pengalaman ini memengaruhi kepribadian seseorang saat dewasa. Jika yang dialami adalah inner child positif maka akan menghasilkan kepribadian yang baik dan menyenangkan. Sebaliknya inner child negatif berdampak pada sifat yang kurang menyenangkan dari seseorang. Misalnya menjadi kurang percaya diri, mudah marah, memaksakan kehendak dan sebagainya.

Untuk kali ini, yang akan saya bahas adalah inner child negatif. Pada buku psikologi yang baru selesai saya baca, inner child negatif sama dengan luka pengasuhan. Dan luka ini harus dipulihkan. That’s why di awal tadi saya bilang seorang ibu harus memperbaiki diri sebelum mencurahkan hidupnya untuk si buah hati.
Review Buku Membasuh Luka Pengasuhan
Buku yang saya maksud adalah buku berjudul Membasuh Luka Pengasuhan, yang ditulis oleh pasangan psikolog Diah Mahmudah dan Dandi Birdy. Buku ini didedikasikan untuk perempuan baik sebagai ibu maupun para calon ibu untuk menyembuhkan luka batin di masa lalu, sebelum menjalankan peran sebagai seorang ibu.

Membasuh Luka Pengasuhan merupakan salah satu buku Trilogy Positive Parenting yang ditulis berdasarkan dua perspektif, yaitu perspektif psikologi dan perspektif Islam. Penulis menyarankan untuk membaca judul ini terlebih dahulu baru kemudian membaca buku yang berjudul Ayah Tangguh dan Membayar Utang Pengasuhan.
Kembali ke Masa Lalu

Mungkin membaca buku ini kita seolah akan kembali ke masa lalu yang sebenarnya nggak ingin kita ingat lagi. Karena penulis menjelaskan tentang tema luka pengasuhan yang terdiri dari 7 jenis, yaitu Unwanted Child, Bullying, Sibling Rivalry, Helicopter Parenting, Parent Way, Broken Home dan Anak Terlantar dari Rumah Mewah. Jika pembaca pernah mengalami salah satu saja tema tersebut rasanya BAB 1 ini akan berat sekali.
Tapi teruslah membaca, gengs. Biarkan diri kita lebih mengenal, pada tema apa kepribadian kita berasal. Dari BAB 1 ini saya jadi tahu bahwa inner child negatif bukan melulu berasal dari kekerasan fisik dan verbal dalam keluarga. Tetapi seringnya orang tua memberikan bantuan sebelum anak berusaha sendiri pun bisa menjadi luka yang sulit dilupakan.
Definisi dari “luka pengasuhan” sendiri dibahas secara detail pada BAB 2 melalui sudut pandang psikologi dan islami. Dari perspektif psikologi, penulis menggambarkan luka pengasuhan sebagai kenangan masa kecil yang melukai jiwa seseorang dan memberikan dampak negatif bagi kepribadiannya di masa depan. Sedangkan dari perspektif Islam, luka pengasuhan adalah hak anak-anak yang belum terpenuhi oleh orang tuanya.

Ada Obat untuk Setiap Luka
Dampak dari luka pengasuhan itu sendiri dibahas lebih detail di BAB 4, yang ternyata imbasnya bisa melebar ke mana-mana. Selain merusak tubuh dan jiwanya sendiri, juga dapat merusak hubungan seseorang dengan pasangan, orang tua, relasi sosial hingga spiritual. Yang paling parah, inner child negatif dapat terulang kembali kepada anak-anak yang orang tuanya masih memiliki luka itu.
Tetapi luka ini bukan berarti nggak ada penawarnya. Ada, kok. Selama ada cinta yang lebih besar dibandingkan dengan goresan luka yang pernah tercipta. Jika sudah terlanjur terluka dalam, kita masih bisa membasuhnya di usia dewasa, yang diawali dengan Face it bravely.
Pada BAB 5 pembaca disuguhkan dengan langkah-langkah membersihkan hati agar bisa sehat kembali dari luka pengasuhan. Salah satunya adalah dengan ‘memaafkan’ seperti yang dilakukan oleh teman saya tadi.
Ocean of Forgivenes and Sacrifice
Diah Mahmudah mengibaratkan seorang ibu sebagai Ocean of Forgivenes and Sacrifice yang memiliki hati dan kesabaran seluas samudera serta kemampuannya untuk berkorban hingga di ambang batas. Sebenarnya kita semua memiliki kemampuan ini, hanya saja kurang menyadarinya. Pada BAB 6 saya menemukan kekuatan tersebut melalui 5 peran seorang ibu yang nggak ada duanya di dunia ini. Juga diceritakan sosok Siti Khadijah binti Khuwailid, istri Rasulullah SAW, yang merupakan role model perempuan di semesta raya.
Sebagai penutup, penulis memberikan ruang kepada para perempuan menceritakan kisah inspiratif membasuh luka pada BAB 7. Cerita-cerita ini tentunya berasal dari kisah nyata, para ibu yang telah melalui perjalanan panjang, telah jatuh dan bangkit, juga berjuang untuk memaafkan.
Self Healing Session
In my opinion buku Membasuh Luka Pengasuhan cukup mudah dimengerti. Karena memang bertujuan untuk menyembuhkan luka, penulis memberikan bab khusus untuk Assesment Inner Child pada BAB 3. Semacam quisioner yang terdiri dari 60 pertanyaan terkait perasaan dan kondisi emosional pembaca, dengan kolom jawaban yang terdiri dari YA dan TIDAK. Quisioner ini merupakan deteksi awal adalanya inner child negatif dengan tingkatan yang berbeda, mulai dari yang terendah sampai tertinggi.
Saya pun memberikan jawaban atas 60 pertanyaan tersebut. Hasilnya? Saya memilki inner child negatif. Mungkin karena saya adalah anak bungsu yang mengalami Helicopter Parenting. Tetapi saya bersyukur cinta yang diberikan oleh Ibu saya nampaknya jauh lebih besar ketimbang luka yang saya dapat, sehingga inner child negatif yang saya alami berada pada level terendah.

Selain assesment tadi, masih ada Program Mental Wellness yaitu 40 Days SEHAT Challange pada BAB 5 yang mengajak pembaca untuk melakukan beragam aktivitas positif semacam terapi agar jiwa kembali sehat. Dijelaskan oleh penulis 5 Pilar Mental Wellness Journey yang terdiri dari Emosional, Intelektual, Sosial, Fisik dan Spiritual.

Kesimpulan
Bagaimana pun masa lalu yang kita lewati, sudah menikah atau belum menikah, perempuan perlu membaca buku ini. Bagi yang memiliki inner child positif buku ini bisa menimbulkan rasa syukur betapa kehidupan yang selama ini dijalani merupakan buah manis dari didikan orang tua yang sudah sesuai dengan norma-norma yang seharusnya.
Sementara bagi yang memiliki inner child negatif tentunya buku ini dapat membantu pembaca untuk mengakui dan menilai dirinya sendiri. Berbagai motivasi dan terapi yang ada pada buku ini juga dapat memberikan pandangan lain tentang arti keluarga, bagaimana mencintai dan memaafkan.
Oh ya, buku ini nggak ngebosenin saat dibaca. Karena halamannya memiliki nuansa pink, banyak quotes inspiratif, puisi dan lirik lagu. Assesment dan program mental wellness yang disajikan juga akan bikin pembaca tertarik untuk mengikutinya.

Baca juga ya, gengs, review buku Trilogy Positive Parenting yang baru saya posting.
Comments
MasyaaAllah.
Saya sangat menikmati membaca review ini. InsyaaAllah banyak pembaca yang terbantu dengan ulasan Mba yang kap lengkap ini.
Terima kasih.
Alhamdulillah. Terima kasih juga ya Teh Diah, sudah bikin buku Membasuh Luka Pengasuhan yang diperlukan banget oleh para ibu dan calon ibu.
Buku yang menarik sekali. Aku punya inner child dan buat berdamai dengan ini membutuhkan waktu yang lumayan lama. Sekarang sudah lebih baik sih. Ya, aku mau yang terbaik juga buat anakku nanti
Alhamdulillah, semoga keluarga aman-aman aja ya, Mbak.
Mbaaaa, aku kayaknya butuh banget buku ini nih
SOale, aku ngerasa “banyak hal yg belum selesai” dari diriku
Inner child ini kelihatannya “sepele” tapi signifikan bgt ya
Iya Mba. Pertama bersyukur dulu karena sudah mau menyadarinya. Setelah itu bisa mulai terapi mandiri dulu. Jika dibutuhkan baru deh ke psikolog.
bukunya bagus banget ini mba, membasuh luka pengasuhan atau inner child yang emang perlu dipahami oleh setiap insan manusia khususnya perempuan
Betul, Mbak. Supaya inner child berhenti di para ibunya dan nggak menurun ke anak-anaknya.
Jadi pengen baca buku ini. Memang iya, karena masa lalu ada luka tuh rasanya akan terus berasa selama belum diobati
Membasuh luka pengasuhan atau inner child memang perlu jadi perhatian banget ya, karena banyak teman yang juga mengalami hal ini. Aku selalu belajar dari pola pengasuhan mamahku, yang memang banyak banget memberikan pandangan hidup dan pengalaman.
Alhamdulillah Mbak Chichie memiliki inner child positif, ya.
Kayanya laki-laki juga perlu baca, gak cuma perempuan. Sepeti suamiku, ada banyak hal di masa lalunya terkait posisi sebagai anak yang belum termaafkan…Dan itu mengendap dan kadang muncul di pengasuhan anak-anak kami. bagus sekali buku ini..karena temanya yang luas jadi ada 3 buku ya ini?
Untuk para ayah atau calon ayah bisa baca yang judulnya Ayah Tangguh, Mbak. Di buku tersebut disinggung juga soal inner child negatif.
Kayaknya aku perlu buku ini. Kadang merasa ada sesuatu yang belum lengkap dari diri saya. Pikiran suka tiba-tiba keingat ke masa lalu. Harusnya dulu begini, begitu. Jujur aja, jadi tidak percaya diri kalau ingat masa lalu. 😢😢
Semoga setelah baca buku ini jadi lebi percaya diri ya, Mbak.
Tema bukunya menarik, Mbak. Ini saling berkesinambungan ya? Bisa jadi panduan untuk belajar positive parenting nih.
Iya, Mbak. Silakan dibaca, ya.
Harus banget nih beli bukunya, kayaknya aku dan suami butuh banget sesuatu yang bisa bikin kita ‘kembali sadar’ untuk mendidik dengan lebih baik
Semangat Mbak. Silakan baca juga review ketiga buku Trilogy Positive Parenting yang lebih lengkap untuk ibu, ayah dan keduanya.
Aku termasuk yang sadar banget kalau inner child-ku pasti negatif sebelum baca buku ini. Anak pertama pasti lebih ‘pengalaman’ dengan didikan orang tuanya dibanding adik-adik. Aku masih berusaha untuk memaafkan salah pengasuhan ortuku sampai hari ini. Dan mumpung belum punya anak, aku harus menyiapkan segalanya dari sekarang biar tidak terulang. Harus baca bukunya kayaknya. Hehe.
Betul, memang buku ini disarankan untuk dibaca oleh yang belum menikah atau punya anak. Selengkapnya ada 3 buku Trilogy Positive Parenting untuk ibu, ayah dan keduanya.
good review, it make me curious to read it too. Thanks for your sharing, and then i wait your new review again
Thanks for reading, sister.
Selama ada cinta yang lebih besar dibandingkan dengan goresan luka yang pernah tercipta.
Awww … makasih mbaa. Ini buku berat banget. Bacanya kudu pelan-pelan sambil berkaca dari masa lalu dan memaafkan yang sudah terjadi.
Berkaca dari masa lalu dan sambil berkaca-kaca matanya, Mbak. Hehe.
Jadi pengen baca bukunya. Menjadi orangtua itu gak ada hentinya belajar yaa mbak. Tentunya agar kita bisa terus menjadi orangtua yang lebih baik lagi, yang dapat mengasuh anak dengan benar.
Betul, Mbak. Kalau butuh orang sekampung buat membesarkan anak-anak dengan baik, maka butuh orang sebangsa dan senegara buat jadi orang tua yang baik. Insya Allah, kita termasuk di dalamnya, ya.
Harus bnget di baca ya buku Membasuh Luka Pengasuhan,. Buku ini didedikasikan untuk perempuan baik sebagai ibu maupun para calon ibu untuk menyembuhkan luka batin di masa lalu biar tdk Salah nti membebankn kesalahan kpd anak
Jadi namanya iner child ya mba aku baru tau istilahnya. Dulu ak pernah ngalamin. Alhamdulillah sekarang ga lagi. Jadi pengen baca bukunya mengulas dengan lengkap ya. Bagus ini buat belajar mengenal dan membasuh luka
Tema bukunya menarik sekali, bisa menambah pengetahuan bagi orang tua untuk bekal mendidik anak-anaknya. Soalnya gak ada sekolah untuk jadi orang tua, jadi kita sendiri yang harus banyak belajar bagaimana pengasuhan yang baik itu.
Aku dan teman2 juga sering diskusi seputar inner child apakah masing2 dalam diri punya? Lalu saling menyemangtai untk bisa menyembuhkannya jng sampe mempengaruhinpola asuh pada anak2