fbpx
modal usaha
Business / Social

Start Business, Jadikan Pengalamanmu Sebagai Modal Usaha

Pada saat memutuskan untuk resign dari kantor, bukan semata karena saya ingin menjalani program punya anak. Tapi karena sebuah cita-cita, ingin punya usaha sendiri. Rasanya sudah cukup saya mengurus perusahaan dari A sampai Z, dari urusan modal usaha sampai perintilan operasional. Kini saatnya saya menjalani dunia saya yang baru. Karena jujur saja, saat itu saya tidak bisa membayangkan untuk menjadi working mom.

Saat farewell party, atasan saya berpidato singkat, “Eva, you did a great work. Pesan saya cuma satu, jangan dulu buka usaha kuliner setidaknya dalam 2 tahun mendatang.” Pesan ini disambut riuh gelak tawa dari teman-teman kantor saya, meskipun kebijakan tersebut memang benar adanya dan merupakan salah satu etika yang harus dijaga. Setelah 2 tahun saya boleh buka restoran sendiri dengan segala pengetahuan yang saya miliki karena selalu terlibat dalam project pembukaan restoran baru ketika bekerja dulu.

Baca juga : How to Be a Secretary Like Secretary Kim

Sayangnya saya tidak memiliki modal usaha untuk itu dan lagipula i’m not passionate at culinary business. Saya lebih suka berada pada jalur di mana selama ini keluarga saya berada, yaitu bisnis yang berhubungan dengan mesin jahit. Tapi meskipun terlahir di keluarga wirausaha saya jarang mengikuti workshop bisnis untuk menambah pengetahuan saya dalam bidang tersebut. Padahal seseorang yang ingin serius menjalani passion-nya harus total, loh, jangan setengah-setengah.

Tanggal 20 September 2018 lalu Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB) mengundang saya dalam acara Woman  Talk bersama Futri Zulya, dengan tema “How to Start Your Business”. Talkshow yang berlangsung di kantor PT. Batin Medika Indonesia (BMI), Jalan Kemang 6 No. 2 Jakarta ini berlangsung seru dengan topik yang sangat dinantikan oleh para pemula dalam bisnis. Peserta yang hadir adalah 50 orang blogpreneur, para perempuan yang memiliki ketertarikan terhadap bisnis.

modal usaha

Alasan yang paling mendasar diadakannya acara ini adalah karena Ibu Futri Zulya S. Mn, M. Bus—founder Batin Group—ingin perempuan Indonesia menjadi lebih berdaya. Beliau memberikan materi yang super lengkap seputar memulai bisnis, cara mendapatkan modal usaha, hingga mengelola keuangan yang benar. Karena menurut hasil survey, sedikit sekali perempuan di Indonesia yang menjadi enterpreneur, sedangkan potensi di negara kita ini sangat besar. Terutama dalam bisnis online yang posisinya sedikit banyak telah menggeser bisnis tradisional.

Moderator : Ani Berta, Narasumber : Futri Zulya

Belajar Bisnis Itu Mahal Harganya

Pengalaman, yang selama ini kita sebut-sebut sebagai ‘guru terbaik’ rupanya juga merupakan sesuatu yang sangat mahal harganya. Dalam berbisnis kita perlu belajar dari pengalaman yang nilainya bisa tak terhingga. Karena harus dibayar dengan sekian waktu, dengan keringat dan segala daya upaya.  Rugi dalam berbisnis, itu belajar. Atau ditipu orang? Itu juga belajar.

Ibu Futri mengutip kalimat dari Jack Ma—pengusaha asal Tiongkok— yang sangat berkesan. “Saat seseorang berusia 20-35 tahun lakukanlah kesalahan sebanyak-banyaknya.” Maksudnya adalah lakukanlah apa yang ingin kita lakukan, meski pada akhirnya kita menemukan itu adalah hal yang salah. Dengan kesalahan ini kita bisa belajar dan menjadikannya pengalaman berharga. Dan pada rentang usia tersebut apabila kita gagal, maka akan lebih mudah untuk kembali bangkit.

start business

Di usia produktif ini jika kita berstatus sebagai karyawan, maka carilah bos yang baik. Dalam arti bisa memberi teladan dan menjadi mentor. Tidak perlu memilih bekerja di perusahaan besar mulitnasional seperti yang diidamkan banyak orang, lebih baik bekerja pada perusahaan yang tidak terlalu besar tapi kita bisa terlibat dalam membangun bisnis dan usahanya. Dari sini kita akan terus terlatih dalam menjalankan bisnis yang mana bisa menjadi bekal modal usaha kita kelak.

Selanjutnya, “Pada usia 35-45 tahun jika seseorang ingin berbisnis, maka lakukanlah!” Setelah belajar dari pengalaman, inilah saatnya untuk memulai bisnis dan jangan tunda lagi. Karena pada usia 45 tahun ke atas akan terlambat jika kita baru akan memulai sesuatu yang baru. Ketika itu akan banyak sekali generasi muda yang lebih cemerlang. Bahkan Jack Ma menyarankan “Di usia 60 tahun ke atas berinvestasilah pada generasi muda.”

Memulai Bisnis dari Passion

Memang tak sesederhana kedengarannya, karena memulai suatu bisnis memerlukan banyak persiapan. Saya pun awalnya bingung ingin memulai dari mana, tapi Ibu Futri bilang semua bisa berawal dari PASSION, dari sesuatu yang kita sukai, apa yang kita makan, pakai atau gunakan.

Lalu saya teringat dengan kegemaran saya melihat sesuatu yang bercorak atau bermotif. Saya paling tak tahan melihat benda-benda dengan corak dan motif, rasanya mau borong saja. Contohnya kertas kado, kain atau bahan, sampai handuk. Padahal corak handuk tuh paling apa, sih? Kalau bukan garis-garis ya berarti kotak-kotak, kan? Tapi saya memang se-suka itu :)

start business

Apalagi di dekat rumah banyak toko-toko kain seprai yang motifnya ya Allah, setiap hari ada saja yang baru. Mau beli banyak-banyak juga tidak mungkin, mau buat apa coba? Akhirnya sejak tahun 2015 saya mulai jualan seprai dan menemukan kebahagiaan saya di sana. Bisa belanja kain seprai itu sangat menyenangkan hati, meskipun bukan untuk dipakai sendiri. Bisa menjahitnya menjadi seprai dan sarung bantal pun adalah sesuatu yang sangat seru.

Kalau Ibu Futri memiliki ketertarikan terhadap fashion, maka beliau membuat brand fashion bernama Illiyuna Abaya. Dan juga tertarik pada dunia pendidikan anak, sehingga mendirikan Kids Republic School. Jadi memang benar-benar berangkat dari apa yang beliau sukai, gitu.

Business Planning and Research

Tentu saja dalam berbisnis kita harus merencanakannya dengan matang dan melakukan riset pasar. Pada bagian ini silakan ambil waktu lebih lama agar semuanya bisa berjalan dengan baik dan kita bisa memiliki tujuan bisnis yang jelas. Cara paling mudah untuk research adalah dengan memanfaatkan internet yang mampu menembus berbagai informasi termasuk info bisnis dan kompetitor.

start business

Yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah SWOT Analysis, yaitu Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats. Kenali betul apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan bisnis. Bandingkan rencana rencana bisnis dengan bisnis yang sudah ada. Apakah bisnis kita mampu bersaing? Apa yang bisa kita lakukan dalam persaingan ini? Jangan malu bertanya kepada mereka yang lebih berpengalaman dan carilah mentor untuk berdiskusi.

Jika dirasa passion kita berbenturan dengan kompetitor yang lebih besar dan sudah terkenal, jangan pilih bisnis tersebut. Lebih baik bekerjasama dengan brand besar tadi, entah itu menjadi reseller atau dropshipper.

Business Planning juga termasuk mengurus legalitas bisnis. Tapi ini hanya perlu dilakukan jika bisnis sudah mulai besar untuk memperkuat brand.

Execute Business

Planning dan research sudah mantap, nih? Jangan menunggu lebih lama dan langsung eksekusi. Karena kalau ditunda gitu kadang semangat kita mulai memudar. Tapi untuk eksekusi ini kan butuh modal, ya? Buat saya sih seharusnya modal ini dipikirkan duluan, kalau tanpa modal ya tidak berani lah mimpi untuk punya bisnis.

start business

Lain cerita bagi Ibu Futri, menurutnya niat itu harus yang lebih dulu ada di benak kita. Soal modal bisa banget diusahakan, bisa pakai tabungan pribadi atau pinjaman. Kalau dari yang saya baca pada beberapa sharing business, sebaiknya jangan menggunakan dana pinjaman bank. Karena ini cicilannya per bulan, dana cair hari ini lalu bulan depan sudah harus bayar cicilan pertama. Sedangkan belum tentu bisnis sudah berjalan baik dan mendapat keuntungan. Jadi bagaimana?

Berikut ini adalah tips mendapatkan modal usaha dari Ibu Futri yang sudah memulai bisnisnya sendiri sejak berusia 24 tahun.

Tips Mendapatkan Modal Usaha

start business

Tabungan Pribadi

Modal usaha bisa berasal dari tabungan pribadi. Jika saat ini belum cukup, tunggulah sampai jumlah tabungan mencapai angka yang dibutuhkan sebagai modal. Pada business planning kita bisa mengetahui seberapa besar modal yang diperlukan, dari situ sisihkan tabungan sejumlah tertentu setiap bulan. Misalnya butuh modal Rp. 20.000.000 untuk usaha, kesanggupan menabung Rp. 2.000.000 per bulan, maka butuh waktu 10 bulan untuk mencapainya.

Woman talk, sesi tanya jawab

Loh, tadi katanya harus langsung execute? Kalau nunggu 10 bulan kelamaan dong? Nope! Tindakan ini artinya kita sudah memulai, yaitu mulai menabung. Sambil menunggu kita bisa menggali lebih banyak informasi dan potensi diri. Serta memperkaya diri dengan berbagai pengalaman.

Asset

Jika menabung 10 bulan rasanya terlalu lama sedangkan kita lagi semangat-semangatnya nih untuk membuka usaha, liriklah asset yang bisa dijual atau digadaikan seperti kendaraan, emas dan lain sebagainya. Yang mana uangnya bisa digunakan sebagai modal. Bu Futri mengatakan, menjual asset itu tidak apa-apa, justru kita akan lebih semangat dan giat berbisnis untuk segera mengembalikan apa yang telah kita jual tersebut.

Networking

Ternyata memiliki networking yang baik itu penting untuk mendapatkan modal bisnis. Sering-sering lah menghadiri seminar bisnis di mana banyak investor juga hadir. Pada kesempatan ini bangunlah hubungan baik dengan mereka. Kita boleh menyiapkan proposal bisnis yang sudah final untuk dipresentasikan kepada investor, mudah-mudahan ada yang tertarik.

start business

Bagi yang pernah bekerja, jagalah hubungan baik dengan teman-teman dan jajaran direksi di kantor. Who knows, justru merekalah sumber modal kita.

Pinjaman

Pinjaman yang dimaksud adalah pinjaman dari orang-orang terdekat seperti orang tua, saudara atau teman. Jelaskan dengan baik, untuk apa nantinya uang tersebut digunakan. Ceritakan tentang mimpi kita melalui bisnis ini dan janjikan tenggat waktu pengembalian dana. Pinjaman seperti ini lebih ringan ketimbang pinjaman bank yang harus dibayarkan setiap bulan.

Kerjasama

Yang terakhir kita bisa mengajukan kerjasama dengan orang lain. Lebih enak sih orang yang memang sudah kita kenal dan memiliki minat serta visi misi yang sama untuk menjalankan bisnis. Kerjasama ini bisa berupa modal usaha dari teman kemudian kita yang menjalankan bisnisnya. Tentunya dengan kesepakatan pembagian keuntungan di kemudian hari.

Sesi fashion show. Meski tidak bisa mendesain, Ibu Futri bekerjasama dengan designer untuk project Illiyuna Abaya

Selain 5 poin di atas masih ada lagi modal skill yang didapatnya dari pengalaman kita pribadi. Sebagai contoh yang saya alami, ya. Karena dulu pernah jadi karyawan dan alhamdulillah bosnya bisa dijadikan mentor, ada beberapa pengalaman bekerja yang ternyata masih bisa diaplikasikan dalam bisnis.

Modal Skill dari Pengalaman Bekerja

  • Pembukuan. Yang pasti sih jadi paham soal pembukuan, ya. Apa-ada ada catatannya jadi tidak bingung dan semuanya jelas.
  • Disiplin. Waktu bekerja mungkin kita bisa disiplin gara-gara mesin absensi, ya. Haha. Tapi kalau sudah setiap hari disiplin, di manapun kita bisa jadi disiplin juga termasuk dalam berbisnis.
  • Negosiasi. Ada yang kerjaannya nego-nego melulu? Tingkatkan kemampuan dalam hal ini karena bisnis sendiri juga butuh negosiasi, gengs.
  • Menjadi atasan yang baik. Masih ingat dengan atasan kita di kantor? Galak banget atau justru baik banget? Seperti apapun sifat atasan kita yang terdahulu, jadikan motivasi bagi kita untuk menjadi lebih baik darinya. Insya Allah nih kita sebentar lagi bakal punya karyawan, jadilah bos yang baik. Jika sudah berhasil membuka lapangan pekerjaan, jangan menyia-nyiakannya dengan menjadi atasan yang tidak baik.

Innovation and Follow Market Trend

Rencana sudah matang, modal baik berupa uang atau skill sudah ada, silakan jalankan bisnis. Tapi jangan langsung terlena, ya. Pelaku bisnis harus selalu berinovasi dan mengikuti trend pasar. Yang dimaksud dengan mengikuti trend bukan berarti yang ikut-ikutan. Tapi sesuaikan dengan kebutuhan konsumen pada saat ini.

start business

Misalnya kalau saya berjualan seprai itu ukurannya bisa custom tinggi kasur, karena setiap orang bisa saja memiliki ukuran tinggi tempat tidur yang berbeda-beda. Kalau tetap kekeuh bikin seprai yang tingginya 20 cm yang ada konsumen kabur, dong. Contoh simple-nya begitu deh.

Alhamdulillah ya tulisannya jadi panjang banget, nih. Sebenarnya masih banyak materi yang dibahas. Seperti Support System bagi mompreneur, jenis-jenis pendapatan dan cara mengelolanya, juga ada beberapa Kesalahan yang Umum Terjadi saat menjalankan bisnis. Materi tersebut Insya Allah akan saya tulis dalam blog post terpisah. Tungguin, yaaaa.

 

Author

dzul_rahmat@yahoo.com
Mindful Parenting Blogger || dzul.rahmat@gmail.com

Comments

September 24, 2018 at 8:27 pm

Say setuju banget soal passion ini. Walau kadang orang berbisnis karena ada satu desakan kondisi, tetap saja passion memegang peran penting untuk kelangsungannyA



Hastira
September 25, 2018 at 2:38 am

makasih sharingnya



September 25, 2018 at 9:19 am

Seru dan bergizi
Foto event nya tambahin dong biar yang gak hadir bisa merasakan keseruannya juga :)



September 25, 2018 at 9:45 am

Seneng banget nemu tulisan ini, banyak ilmu yang dapat di serap.
Sudah punya mimpi pengen punya usaha sendiri, jadi harus segera di eksekusi ya…



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *