fbpx
Economy

Shenergy Kreasi, Memperingati Hari Ibu dengan Menjadi Perempuan Berdaya

Saya masih ingat ketika kecil Hari Ibu selalu dimaknai dengan “Hari ini Ibu libur, ya. Libur masak, libur beres-beres, kan lagi Hari Ibu.” Setelah menjadi ibu beneran, kalimat itu sering kali terngiang-ngiang menjelang perayaan Hari Ibu tanggal 22 Desember. Soalnya saya juga pengin sekali-sekali libur, santai-santai, me time atau apa lah yang bisa didefinisikan sebagai liburan. Tapi seperti jalan cerita yang mudah ditebak, itu sulit terjadi. Haha.

Time flies, seiring berganti zaman akhirnya Hari Ibu memiliki arti yang lain bagi saya. Bukan sekedar ingin dihargai sebagai seorang ibu, tapi seorang ibu juga harus menghargai dirinya sendiri terlebih dahulu. Seperti halnya kita ingin menjadi lebih bermanfaat bagi orang lain, saya pun ingin anak dan suami bangga pada saya. Maka penting bagi saya untuk terus menggali potensi diri agar bisa menjadi perempuan yang lebih berdaya.

Di momen perayaan Hari Ibu di tahun ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menyelenggarakan acara Sharing Moment Shinergy Kreasi pada hari Senin, tanggal 16 Desember 2019 di Ruang Serbaguna Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta.

Acara yang dihadiri oleh Ibu Bintang Puspayoga selaku Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ini mengangkat tema “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju” yang bertujuan menginspirasi pada perempuan untuk lebih berdaya di masyarakat. Karena perempuan yang berdaya dapat memberikan kontribusi terhadap banyak aspek kehidupan seperti sosial, ekonomi dan pendidikan. Hal ini juga sejalan dengan visi Presiden RI untuk mewujudkan SDM Unggul, Indonesia Maju.

perempuan yang lebih berdaya
Ibu Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Dalam key note speech KPPPA yang disampaikan oleh Bapak Pribudiarta Nur Sitepu selaku Sekretaris KPPPA, “Pesan dari Presiden Republik Indonesia kepada KPPPA adalah peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan.” Wow, saya setuju, sih, dengan pesannya Pak Presiden kita ini. Karena sekarang kan banyak banget, nih, perempuan khususnya para ibu yang sudah memulai usahanya sendiri. Entah itu sebagai penghasilan utama maupun penghasilan tambahan demi goals hidup masing-masing. Sementara itu banyaknya tantangan dalam wirausaha sering kali menjadikan kita patah semangat dan usaha berhenti di tengah jalan.

Bapak Pribudiarta Nur Sitepu,Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Nah, untuk memotivasi para perempuan Indonesia, KPPPA menghadirkan sebuah talkshow yang terbagi dalam 2 sesi, dengan narasumber dari generasi milenial yang sangat menginspirasi. Topik yang dibahas seputar memulai dan mengembangkan wirausaha. Mereka adalah Arto Biantoro dari Brand Adventure, Diajeng Larasati dari Hijup dan Hana dari Du’Anyam yang menjadi narasumber pada sesi pertama dengan moderator artis cantik Kirana Larasati.

perempuan yang lebih berdaya
Talkshow sesi pertama.

Kemudian di sesi kedua ada Sara Dhewanto dari Duithape, Sylvia Surya dari Kopisoe sebagai Top Merchant di aplikasi GOJEK kategori GoFood dan Sherlyana dari Blanja.com.

Ciptakan Bisnis yang Menyediakan Solusi Bagi Masalah di Tengah Masyarakat

Hidup ini banyak banget masalahnya, gengs. Kalau kita jeli untuk melihat suatu masalah kemudian bisa menemukan solusinya maka itu bagus dan bisa dibisnisin. Ketiga narasumber pada talkshow sesi pertama memulai bisnisnya dengan latar belakang ini. Selain itu produknya pun segmented.

Arto Bimantoro memberikan sebuah contoh perusahaan air minum dalam kemasan yang brandnya sudah terkenal banget sejak kita masih kecil. Jika kita memang tertarik untuk menjual produk sejenis maka pilihlah produk yang lebih segmented, seperti air minum khusus bayi, air minum khusus lansia, air minum untuk yang sedang diet dan lain-lain.

perempuan yang lebih berdaya
Peserta Shenergy Kreasi yang seluruhnya adalah para wanita dari berbagai organisasi, serius mendengarkan dan mencatat materi.

Lalu bagaimana dengan bisnis yang sedang marak saat ini? Seperti yang kita tahu sekarang lagi zamannya kedai kopi bertumbuh di mana-mana. It’s ok kalau ingin menjajal bisnis yang satu ini, tapi pastikan harus memilik sesuatu yang lebih spesial dari coffee shop lainnya. Atau kita nggak harus, kok, ikut-ikutan buka keda kopi juga. Sylvia Surya memberikan insight untuk melihat peluang yang lebih besar dengan menjadi supplier biji kopi, gula, susu, tepung roti dan segala hal yang berhubungan dengan usaha kedai kopi. Hmmmm, benerrr juuuuuga yaaa.

perempuan yang lebih berdaya
Talkshow sesi kedua.

Segementasi pakaian muslim juga menjadikan Hijup e-commerce paling dicari oleh orang-orang yang membutuhkan hijab dan busana muslimah di seluruh Indonesia. Bahkan kini Hijup melayani pengiriman ke luar negeri hingga 50 negara dengan produknya yang 95% merupakan brand lokal.

Sementara itu Du’Anyam yang merupakan wirausaha sosial memanfaatkan potensi para ibu di Papua dan Nusa Tenggara Timur untuk membuat anyaman, sebuah produk yang memiliki daya jual tinggi tetapi masih sulit didapatkan karena keterbatasan akses. Dengan Du’Anyam masyarakat bisa lebih mudah mendapatkan produk anyaman asli buatan lokal dengan kualitas yang sangat baik.

Semua Dimulai dengan Sebuah Cerita

Sering kali dalam memulai bisnis kita sangat bersemangat di awal kemudian agak mengendur saat menemukan berbagai kendala. Wait, jangan berhenti di situ. Tetaplah memiliki keyakinan positif dan terus memperbaiki usaha yang dijalani. Yang disarankan oleh Arto Biantoro adalah banyak-banyak melakukan research and development meski harus menghabiskan waktu, uang dan tenaga. Karena perencanaan yang baik akan menghasilkan produk yang lebih baik pula.

Brand yang saat ini sudah dikenal oleh masyarakat luas pasti telah mengalami masa pasang surut, jatuh dan bangun, yang pada akhirnya membentuk brand tersebut menjadi sesuatu yang dicintai masyarakat. Apalagi jika ditambahkan dengan kisah perjalanan dari nol hingga sekarang.

Berkat acara ini saya jadi tahu bahwa sebuah cerita bisa memiliki kekuatan luar biasa untuk menarik perhatian konsumen. Maka sertakanlah cerita dalam sebuah produk. Entah itu cerita tentang awal mulanya, value yang ditawarkan atau apa, sih, harapan kita terhadap penjualan produk tersebut.

Diajeng Larasati menceritakan petualangan bisnisnya yang ia mulai sejak masih sangat kecil. Karena sering diajak oleh orang tuanya ke pemeran busana, selalu dijahitkan baju oleh neneknya, gemar berkreasi dan berjualan apapun yang bisa dijadikan uang. Kemudian suatu hari perusahaan orang tuanya bangkrut dan ia harus sangat-sangat mandiri, melakukan banyak cara untuk bisa berkuliah, hingga akhirnya itu membentuk dirinya yang sekarang.

Lain cerita dengan Sara Dhewanto yang suatu ketika sempat kesulitan ketika harus membagikan dana bantuan kepada masyarakat kurang mampu, sejumlah $600 juta. Uang sebanyak itu harus dimasukkan ke dalam amplop dan dibagikan dari pintu ke pintu. Dari situlah muncul ide untuk membuat sebuah fintech bernama Duithape yang salah satu produknya adalah Dompet Dhuafa, agar dalam memberikan bantuan kepada orang lain kita bisa tempuh dengan jalan yang lebih mudah.

Butuh Waktu untuk Bisa Dicintai

Nggak ada kesuksesan yang instan. Nikmatilah prosesnya sejak awal dan semua itu butuh waktu. Begitu pun dengan sebuah produk yang membutuhkan waktu yang nggak sebentar untuk bisa dicintai oleh masyarakat. Semoga kita para wanita Indonesia mampu bersaing di dunia wirausaha dengan segala potensi yang ada pada diri kita, ya.

Terima kasih kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Komunitas ISB (Indonesian Social Blogpreneur) atas kesempatan ini. Semoga tulisan saya bisa menginspirasi perempuan lain di luar sana.

Author

dzul_rahmat@yahoo.com
Mindful Parenting Blogger || dzul.rahmat@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *