Jeng jeeeng. Bulan November sudah hampir setengah jalan, tahun 2021 sebentar lagi akan datang. Luar biasa, ya, tahun ini. Nggak ada acara seseruan ke luar rumah dan nonton konser lagi. Haha. Well, sebelum Covid-19 ini singgah di Indonesia saya sempat meliput acara konser pada awal Maret 2020 yang lalu. Tepatnya acara tahunan Java Jazz Festival yang diselenggarakan di JI Expo Kemayoran, Jakarta.

Dua minggu setelahnya, Jakarta pun lockdown!

Sejak itu industri hiburan seolah terhenti sejenak, sampai muncul inovasi konser virtual dan sebagainya. Senang sih, masih bisa nonton acara musik lagi. Tapi biar bagaimana keseruan nonton konser secara live rasanya tak tergantikan. Mau di festival atau di tribun, bebas. Yang penting nontonnya bareng teman-teman. Ahaayyy!!

Hari ini saya ingin nostalgia, mengingat keseruan 2 konser terakhir yang saya tonton.

Dewa 19 di Tama90Chill Festival November 2019

Sudah lama sekali sejak saya nonton konser Dewa 19 untuk yang pertama kalinya. Saat itu tahun 2002 saya kuliah smester 1 (lagi gemas-gemasnya) ada konser musik di kampus. Sebagai mahasiswi baru saya pun belum punya teman dekat apalagi sahabat. Jadinya kali itu saya ngajak seseorang buat nonton. Seseorang yang… ya udahlah nggak usah disebut lagi namanya. LOL. Saat itu juga saya nggak bawa kamera dan belum punya handphone, jadi datang memang beneran cuma nonton doang nggak ada dokumentasi sama sekali.

Akhirnya 17 tahun kemudian….

Saya mendapat kesempatan untuk nonton konser Dewa 19 lagiiiii. Dan sebagai orang yang ngakunya demen fotografi dan tergila-gila sama stage moment, kali ini saya kembali nggak bawa kamera. Karena biasanya ada kebijakan larangan membawa kamera DSLR dan mencoba ikhlas untuk nonton tanpa foto-foto. Saya cuma ambil gambar beberapa foto dan video. Jadi sepanjang saya cerita di sini kalian nggak akan lihat foto yang memadai, ya, monmaap.

Tiket Tama90Chill Festival saya dapat dari komunitas Kumpulan Emak Blogger yang membuka pendaftaran bagi yang ingin nonton konser. Baru sebentar saja sudah banyak banget yang daftar. Saya ikutan daftar dengan cara nge-list nama dan alamat blog, ditambah kata-kata “Mau banget, plis” sama dikasih emot lope-lope. Yaaaa namanya juga usaha. Eh, beneran terpilih!!!

Tama90chill Festival (Time to Go Chill Festival) adalah music event dengan tema nostalgia. Tahun 2019 ini Tama90chill Festival pertama kali digelar dengan Official Ticketing Partner Tiket.com dan promotor One Step Forward yang menghadirkan musisi-musisi keren. Ada band kekinian FourTwnty dan Barasuara, hayo, siapa yang belum kenal?

Juga ada penyanyi tahun 90-an yang sampai kini masih eksis, Reza Artamevia. Puncaknya Dewa 19 tampil bersama Ari Lasso, Once Mekel dan Dul Jaelani. Ckckck, Tama90chill Festival yang berlangsung tanggal 21 November 2019 di Tennis Indoor Stadium Senayan ini benar-benar sebuah kolaborasi yang sayang banget untuk dilewatkan.

Yang paling berkesan dari Festival ini adalah ketika Dul Jaelani tampil bersama Dewa 19 sebagai keyboardist, menggantikan posisi ayahnya, Ahmad Dhani, yang saat itu nggak bisa hadir karena masih mendekam di jeruji besi akibat sebuah kasus. Dul solo keyboard dalam lagu “Cinta Kan Membawamu Kembali” secara khidmat, ditambah suara Ari Lasso yang merdu. Lirik lagunya seolah mengatakan bahwa keluarga dan seluruh teman-teman Ahmad Dhani selalu setia menunggu kembalinya sang musisi. Whaaa merinding!!

Chrisye Live at Java Jazz Festival Maret 2020

Sejak bergabung dengan femaledigest.com, event Java Jazz Festival adalah tugas pertama saya, mulai dari konferensi pers pertama-kedua dan hari H. Senang banget bisa dapat free pass untuk meliput dan bisa punya kesempatan ambil banyak gambar dari jarak dekat. Saat itu saya datang bersama teman, karena saya dapat tiket gratis lagi selain free pass media.

Ada puluhan artis dan penyanyi yang tampil dalam festival ini. Karena keterbatasan waktu saya cuma bisa hadir satu hari saja. Dari banyaknya penampilan yang paling berkesan buat saya adalah konsernya Erwin Gutawa yang bertajuk “Chrisye Live by Erwin Gutawa”. Konsepnya adalah menampilkan suara asli almarhum Chrisye melalui video konser semasa karirnya, diiringi musik dari Erwin Gutawa Orchestra.

Sumpaaah, itu keren banget! Saking terharunya saya sampai berlinang air mata di dua lagu pertama. Apalagi ketika Gerald Situmorang, musisi muda kekinian ikut andil dalam konser ini membawakan lagu “Sendiri” dan “Milikku”, ada semacam kerinduan yang membuncah di langit-langit hall saat itu.

Ketika Nonton Konser Nggak Lagi Berdiri di Festival

Ketika masih suka nonton konser di area festival saya sering banget berharap suatu hari bisa nonton konser yang sambil duduk. Nampaknya enak betul kalau bisa nonton band favorit sambil menyandarkan bahu dan nggak berdesakan bersama penonton lain.

Kebetulan di Tama90chill Festival saya mendapatkan tiket silver yang posisinya di tribun paling atas. Dari pengalaman yang sudah-sudah paling enak di tribun itu nggak perlu berdesakan antar sesama penonton dan pastinya nggak capek juga. Ini gimana, sih, mau nonton konser tapi kok ogah capek. LOL.

Sementara itu ketika meliput Java Jazz Festival konsepnya bukan festival dan tribun. Tapi semua penonton berada di satu lantai dengan kursi-kursi empuknya. Jujur saja saya merasakan kemewahan dari acara ini karena selain hampir semua penontonnya tertib banget, tempat duduknya juga eksklusif.

Bagi yang ingin ambil gambar bisa maju ke depan, selama nggak mengganggu penonton lainnya. Bahkan saya sempat masuk ke area all access yang biasanya hanya boleh untuk para kru, untuk ambil foto Rizky Febian. Sayangnya saat itu ada kesalahan informasi, ternyata media pass saya bukan yang all access. Akhirnya disuruh keluar lagi secara baik-baik.

Kamu Tim Festival atau Tribun?

Nonton konser di area festival atau tribun memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Dari harga, tempat, ambiance dan euforianya pasti berbeda.

Tiket festival harganya lebih mahal, karena kita bukan hanya membeli tempat tetapi juga membeli pengalaman nonton dari jarak dekat dan suasana yang lebih seru. Area ini cocok buat kalian yang kondisi fisiknya masih sippp banget. Usia remaja sampai 20-an akhir, masih oke nih nonton di sini.

Untuk pengambilan gambar juga tentunya lebih dekat dan nggak perlu terlalu zoom-in yang bisa bikin gambar jadi noise atau terdapat banyak bintik-bintiknya. Kemudian di festival juga ada euforia yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Pokoknya puas!!!

Baca juga : Solo Career After One Direction

Kekurangannya, saat nonton di festival harus rela berdesakan dengan penonton lain, syukur-syukur nggak ada yang bau badannya sampai bikin kita klenger, ya. Terus kadang ada penonton yang kelakuannya nggak elegan, main dorong, injak dan serobot sana sini. Kadang mau ambil gambar juga suka blur karena situasi di lapangan suka tak terkendali, banyak yang senggol-senggolan.

Tiket tribun, cocok untuk yang rasa-rasanya sudah nggak terlalu fit dan mudah lelah apalagi jarang olahraga. Enaknya di sini bisa duduk, nggak berdesakan, mau foto nggak banyak gerak. Kalau bawa kamera DSLR dengan lensa tele, masih bisa menangkap gambar dari kejauhan. Kameranya pakai mode otomatis saja biar nggak perlu setting foto di kegelapan.

Dengan harga tiket yang lebih murah, tentunya ada kekurangan saat duduk di kursi tribun, yaitu jarak yang memisahkan terlalu jauh. Kita nggak bisa melihat secara jelas ke panggung, tapi masih bisa tergantikan dengan gambar pada layar besar, sih.

Tapi kalau mau lihat aksi panggung yang lebih jelas memang paling enak di festival, sih. Lebih seru, lebih euforia pokoknya. Nah ketika nonton Dewa 19 euforianya ternyata sampai ke bangku tribun teratas.

So, mau nonton di festival atau tribun, silakan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, yes. Karena sudah sering nonton di festival dan usia pun sudah nggak muda lagi, saya sih akan lebih memilih duduk di tribun jika ada kesempatan nonton konser lagi. Dan bagi saya, yang paling penting saat nonton konser itu bukan di mana posisinya, tetapi sama siapa kita nontonnya. Karena teman konser yang asyik akan bikin seluruh acara jadi asyik juga.

😎😎

Baca juga : Nonton Konser Bawa Balita? Bisa, Kok